12

45 5 0
                                    

Happy reading;)



Tandai typo🚫



______________________________________________________

Di kediaman Bintang sedang kedatangan tamu yang tak diundang, yaitu Gilang alias kakak dari Cahaya.

"Katanya Ardan sakit? Udah mendingan?" tanya Gilang.

"Drop lagi" jawab Bintang.

"Kenapa ngga dirawat aja?" Cahaya yang baru turun dari kamar Ardan langsung menjawab pertanyaan dari kakaknya.

"Ngga bisa, abang tau kan kalo Ardan orangnya panikan" jawab Cahaya.

"Tapi kalo ngga dirawat bukannya malah makin parah?" ujar Gilang mencoba meyakinkan adik dan adik ipar nya.

"Kita usahain engga, kita juga rutin konsultasi kok" Cahaya kembali menjawab.

Gilang menghela nafas panjang, "Terserah kalian aja" putusnya.

Ardan yang masih dikamar sedang menikmati susu hangat yang baru saja dibuatkan oleh bunda nya sambil melakukan video call bersama Cantika.

"Kakak kok sakit lagi sih" Cantika yang sedang memakan bekalnya dikelas bertanya sambil cemberut.

"Kecapean aja Ri" jawab Ardan.

"Sekolah nya kapan?" Ardan terlihat menimang-nimang pertanyaan dari Cantika.

Baru saja membuka mulutnya, hendak menjawab pertanyaan dari Cantika tiba-tiba saja video call terputus.

"Tai" gumam Ardan.

•••

"Ntar kita jenguk Ardan ngga nih?" segerombolan remaja di kantin yang tak lain adalah para sahabat Ardan sedang berkumpul menikmati pesanan mereka sambil sesekali berbincang.

"Nanti kita jenguk, tapi jangan ngabarin si Ardan" Ferdian menimpali ucapan Yuda yang di angguki oleh Alka.

Alka yang masih fokus pada handphonenya tidak menyadari bahwa ada Alya yang naru sampai dan duduk disampingnya.

"Gila capek banget gue" keluh Alya.

"Emang lo habis ngapain?" tanya Ferdian.

"Dihukum anjir, tadi dikelas gue ketawa trus disuruh bersihin toilet" Alya menjawab sambil mengatur nafasnya.

"Ini punya siapa? Gue minum ya" Alya meraih gelas es teh milik Alka dan meneguknya, sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepalanya.

"Cantika sama Dinda kemana?" tanya Alka sambil mengikat rambut Alya menggunakan pita yang diberikan oleh Alya sendiri.

"Masih dikelas" jawab Alya.

"Mau gue pesenin minum lagi? " tawar Yuda yang merasa iba melihat raut lelah Alya.

"Boleh deh, pake duit Alka tuh" dengan santai nya ia menyenderkan kepalanya pada bahu Alka dan memejamkan matanya, sedangkan yang ditunjuk hanya menurut memberikan uang pada Yuda.

"Eh Ardan sakit lagi ya?" Alya kembali bersuara.

"Iya, ntar kita mau jenguk dia, mau ikut?" Ferdian menjawab.

"Mau deh, udah lama ngga ketemu ayah sama bunda"

"Lah pas kemaren nginep kan ketemu" heran Ferdian.

"Ardan sama Cantika bentar lagi nikah, kita harus kondangan gesss" dengan gamblangnya Ferdian berkata sambil membuka dompetnya.

"Dih gayanya" cibir Alya.

"Lah iya kan, kita sebagai teman yang baik harus berpartisipasi dalam pernikahan sahabat kita tercinta" balas Ferdian dengan gaya alay nya.

"Jijik anjirr" gertak Alya.

Tak lama kemudian Cantika dan Dinda menyusul ke kantin.

"Lo ke kantin ngga bilang-bilang" cibir Dinda pada Alya.

"Biarin"

"Cantika kangen kak Dzaki" keluh Cantika.

"Ntar pulang sekolah kita jenguk" ujar Yuda sambil mengelus kepala Cantika.

"Oke!" jawab Cantika dengan semangat.

"Iya iyaa yang lagi kangen sama calon suami" goda Ferdian.

"Jomblo diem" desis Cantika yang mengundang tawa Yuda, Alya dan Dinda.

"Makin songong aja lo ya" Ferdian berkata sambil melotot pada Cantika.

"Apa?!" tantang Cantika.

"Didikan Ardan" sahut Dinda di sela-sela tawanya.

Ferdian menarik poni Cantika membuat Cantika reflek berteriak sambil memukul hidung Ferdian.

"Aaaaa!!!"

Dug

"Bangsat!!"

Tentu saja tawa langsung terdengar mendengar kombinasi suara-suara tersebut.

"Kasar banget lo" dengus Ferdian.

"Ya kamu yang tiba-tiba narik rambut, Cantika kan reflek" sanggah Cantika.

"Fuck you" umpat Ferdian sambil mengacungkan jari tengah nya.

"Fuck you too" balas Cantika.

"Ardan kok sekarang sering sakit ya?" celetuk Yuda memberhentikan Ferdian dan Cantika yang masih saling memandang sinis satu sama lain.

"Biasa, anak kurang gizi" ujar Ferdian yang membuat Cantika memulai mulutnya menggunakan sendok.

"Sumpah ya, gue babak belur kalo deket sama lo" kesal Ferdian.

"Ngomong yang bener makanya!" peringat Cantika.

"Ngga trima dia tuh calon suami nya di jelek-jelekin" ucap Dinda.

Tak lama kemudian Yuda datang membawa minuman milik Alya, "Alya doang nih?" sindir Dinda.

"Ya lo baru dateng tai" bukan Yuda yang menjawab, melainkan Ferdian.

"Pengin banget gue gunting mulutnya" cibir Dinda.

"Sebelum lo gunting mulut gue, udah gue sindik lo" balas Ferdian tak mau kalah.

"Udah sih, pesen tinggal pesen" putus Alya.

"MBAK! ES TEH 2 YAA!" teriak Dinda tiba-tiba.

"Kaget anjir!" umpat Ferdian.

"Bodoamat"

"Lo pesen dua buat sendiri?" tanya Yuda.

"Buat Cantika juga" jawab Dinda.

"Aaaaa baper deh, makasih" ujar Cantika.

•••

"Ardan, bunda sama ayah mau keluar sebentar ya" Ardan yang sedang menonton tv mengalihkan pandangannya ke pintu kamar saat mendengar suara bundanya.

"Aqeela kemana?" tanya Ardan.

"Lagi main di rumah temennya, nanti jangan lupa makan siang, bunda sama ayah mungkin lama" pesan Cahaya sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Ardan untuk mengecek suhu tubuh Ardan.

"Iya bunda sama ayah hati-hati" ujar ardan sambil menyalimi tangan Cahaya.

Cahaya mengecup singkat dahi Ardan lalu pergi dari kamar putranya.

Tbc

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang