22

43 4 0
                                    

Happy reading;)



Tandai typo 🚫



_________________________________________________________

"RIA MASIH LAMA NGGA SIH?!! INI UDAH MAU TELAT WOY!!"

"SABARR!!!"

Satu bulan setelah Ardan kembali ke rumahnya, kini hari rabu pagi pukul 06.35 WIB keduanya saling berteriak di rumah mereka. Ardan yang sudah siap dengan sepatunya melangkah naik menghampiri Cantika yang sedang entah apa sampai memakan waktu yang cukup lama.

"Lo lagi ngapain sih?!" Sesampainya dikamar, terlihat Cantika sedang mengobrak-abrik lemarinya.

"Rok aku udah kependekan," adunya sambil memperlihatkan rok sekolahnya yang kini sudah tidak menutupi paha mulusnya.

"Oh shit!" gumam Ardan saat melihat paha Cantika.

"Gimana dong?!"

"Tutupin pake hoodie aja, ntar kita beli disekolah," jawab Ardan saat sudah mendapatkan kewarasannya kembali.

"Oke."

Keduanya turun dan pergi ke Sekolah menggunakan motor milik Ardan
Saat di lampu merah terakhir menuju SMA, mereka bertemu dengan Alka yang membonceng Alya.

"Haii," sapa Cantika riang.

"Hai jugaa, " balas Alya, sedangkan Alka hanya melambaikan tangannya.

Melihat lampu yang kini sudah berubah menjadi hijau, kedua cowok paripurna itu melajukan motornya kembali dengan Ardan yang mendahului.

Sesampainya diparkiran, Cantika turun dan membenahi hoodienya. Alya yang melihat itu pun heran, "Kenapa lo pake hoodie?" tanya Alya.

"Rok nya kependekan hehe," jawab Cantika sambil cengengesan.

"Gue sama Ria mau ke koperasi dulu beli seragam, kalian ke kelas aja," ujar Ardan.

"Oke bang," jawab Alya lalu menarik-narik seragam Alka.

"Sini tas lo berdua, biar gue bawa ke kelas," Alka mengulurkan tangannya sambil menggandeng tangan Alya yang terus menarik seragamnya, Cantika dan Ardan pun melepas tas mereka dan memberikannya pada Alka.

"Thanks," ujar Ardan yang dibalas anggukan oleh Alka.

Setelah obrolan tadi, Cantika dan Ardan pergi ke koperasi untuk membeli seragam. Bianca yang baru saja keluar dari koperasi melirik sinis keduanya yang dibalas tatapan tajam oleh Ardan dan Cantika. "Ngapain lo lirik-lirik gitu?!" sewot Bianca.

"Lah? Bukannya situ yang ngelirik duluan? Kok sewot?!" balas Cantika.

Bianca berdecih, "Heran deh, kok Ardan masih mau sama cewe tukang selingkuh."

"Kok nyambungnya ke perselingkuhan? Tau apa lo sama hubungan kita berdua?"

"Semuanya juga tau kali kalo lo itu selingkuh, pelukan sama cowok lain di Rooftop" sarkas Bianca.

"Sok tau lo, atau jangan-jangan lo berkontribusi sama tu cowok buat ngehancurin hubungan mereka ya?" Dinda yang baru datang bersama Ferdian langsung menyambar Bianca.

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang