23

51 3 0
                                    

Happy reading;)



Tandai typo 🚫



_________________________________________________________

"Panas banget njir."

Lirikan sinis Ardan dapatkan dari Cantika yang sedang memilih baju di salah satu Mall.

"Siapa yang nyuruh ikut?" cibir Cantika.

"Lo kalo ngga gue ikutin ntar mlipir kemana-mana," balas Ardan.

"Terserah."

"Makan dulu yuk Rii~" rengek Ardan.

Mengingat tadi pulang sekolah pukul 15.00 WIB, mereka sama sekali belum memakam nasi membuat cacing diperut Ardan meronta-ronta ingin diberi makan.

"Ya udah, bayar ini trus kita makan," putus Cantika

15 menit kemudian...

Dua orang berbeda jenis kini duduk menikmati makanan yang mereka pesan, keduanya tak tampak ingin membuka obrolan karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ardan selesai lebih dulu, sedangkan Cantika masih mengunyah makanannya. "Lo makan lama banget anjir," umpat Ardan saat melihat makanan Cantika yang masih banyak.

"Cape ngunyah kaakk," keluh Cantika dengan rengekkan.

"Ada gitu?" heran Ardan.

Cantika mengendikkan bahunya dan melanjutkan aktivitas nya menghiraukan Ardan yang mulai menyalakan game di handphonenya.

Beberapa menit kemudian, Cantika menyelesaikan makanannya, "Udah kak, ayo! Udahan main game nya, " ajak Cantika.

"Iyaa," cowok itu benar-benar mengakhiri game nya dan beranjak dari duduknya.

"Lanjut kemana?" tanya Ardan.

"Anter Ria beli liptint habis itu pulang."

"Oke."

Keduanya pergi ke toko kosmetik, Ardan menghela nafas untuk bersiap-siap menghadapi rasa pegal di kakinya. Namun, ternyata dugaannya salah, istirnya itu langsung mengambil satu produk liptint lalu langsung pergi membayar membuatnya tersenyum lega.

"Tumben ngga milih dulu," ujar Ardan.

"Males ngeliat muka kakak," jawab Cantika sinis.

Ardan cengengesan, "Cape anjir, lo nya lama."

"Ya siapa yang nyuruh ikut," balas Cantika.

Ardan tak menjawab, ia pura-pura menyibukkan diri dengan mencari kunci motornya.

Sesampai di parkiran, mereka kembali bertengkar karna belanjaan Cantika yang cukup banyak.

"Ya udah kita pesan taxi aja buat belanjaan lo," putus Ardan.

"Ntar kalo ilang gimana?" tanya Cantika cemas.

"Beli lagi."

•••

"Mamah pulang dulu ya, ini tadi mamah beli vitamin pas mau kesini, diminum yaa jangan lupa kasih Ardan juga."

"Iya mah, nanti Cantika minum."

Saat Ardan dan Cantika sampai di rumah, ternyata Karina sedang bertamu dirumah mereka.

Karina dan Cantika mengobrol 2 jam lamanya, sedangkan Ardan pergi ke markas dan sampai sekarang belum juga pulang.

Cantika mengantar ibunya sampai pintu, "Kamu hati-hati dirumah sendirian, kalo ada apa-apa telfon Ardan atau siapa," ucap Karina.

"Iya mah."

Saat Karina baru saja masuk ke mobil, Ardan muncul dan meng klakson motornya untuk menyapa sang mertua. Karina melambaikan tangannya lalu mobilnya mulai menjauh dari kawasan rumah anaknya.

"Habis ngapain? Kok lama?" tanya Cantika.

"Anak-anak ngadain party tadi, ultah nya Fendi," jawab Ardan.

Keduanya masuk ke rumah dan langsung duduk di sofa, "Ini minumnya siapa?" tanya Ardan terarah pada botol yang berisi minuman berwarna kuning.

"Itu vitamin dari mamah," jawab Cantika.

"Gue minum ya."

Ardan meneguk minuman itu lalu beranjak pergi ke kamar berniat untuk membersihkan badannya.

Cantika yang hendak meminum itu juga lantas memperlihatkan raut jengkel karena minuman itu habis tidak tersisa, "Mager ke dapur padahal," gerutu Cantika.

"RIAAAAAA!!!!"

Cantika terkejut saat mendengar teriakkan itu, lantas ia cepat-cepat pergi ke kamarnya dan mendapati Ardan yang memunculkan kepalanya di pintu kamar mandi.

"Kenapa sih?!" desak Cantika.

"Sini deh," dengan rasa penasaran, Cantika mendekat.

"Apa?" saat benar-benar sudah sampai di depan pintu, Cantika kembali bertanya.

Tanpa menjawab, Ardan mengeluarkan tangannya yang kini terdapat seeskor kecoa dan menodongkannya tepat didepan wajah Cantika.

"TARAAAAA!!" teriak Ardan riang.

"KAKAAAAKKKK!!!" Cantika lari terbirit-birit keluar dari kamarnya saat mengetahui Ardan mengejarnya.

Masih dengan memakai handuk yang hanya sebatas pinggang itu, Ardan mengejar Cantika sambil tertawa meledek. "RIAAAA KECOA NYA MAU TERBAANNGG!!"

"KAKAAKK!! JAUH-JAUHH!!" dengan cepat, Cantika pergi ke kamar mandi yang ada di dapur dan menguncinya.

"Yaahhh ngga seru lo," ujar Ardan.

"Buang ngga??!!" sahut Cantika.

"Udah nih," jawab Ardan sambil membuang kecoa itu di saluran air wastafel.

"Boong."

"Dih? Beneran ini udah ngga ada."

Dibukanya pintu itu dengan perlahan, Cantika melongok menatap Ardan yang ternyata masih menggunakan handuk sebatas pinggang.

Tiba-tiba saja Ardan membuka pintu kamar mandi dan masuk, "Kakak mau apa? Sana ganti baju," usir Cantika sambil mendorong tubuh ardan yang kini tepat berhadapan dengan dirinya.

Dengan perlahan tapi pasti, Ardan memajukan wajahnya sambil memejamkan mata. Kedua bibir bertemu, tak ada pergerakan sama sekali sampai Cantika secara tidak sadar mencengkram pinggang Ardan.

Melepas tautan itu, Ardan menyenderkan kepalanya dibahu Cantika dengan nafas tersenggal-senggal. "Ria..." desis Ardan.

"Kakak kenapa?" berusaha mengangkat kepala Ardan dan ia bisa merasakan keringat Ardan yang cukup banyak.

"Riaa sshhh..."

"Kakak kenapa? Jangan gini kak!" Cantik panik saat mendengar ringisan dari Ardan.

"Panas Rii arrgghhh!"

Tbc

Hehee><

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang