17

40 3 0
                                    

Happy reading;)



Tandai typo 🚫



_______________________________________________________

Suasana malam yang tenang menyelimuti dua remaja yang kini sedang terlelap dengan memeluk satu sama lain, keduanya benar-benar tidur nyenyak tanpa ada gangguan sedikitpun sampai tiba-tiba suara petir mengejutkan mereka berdua.

Ardan yang terbangun sedangkan Cantika yang kembali tertidur sambil bergumam tidak jelas membuat Ardan mengelus punggung gadis itu sampai tertidur kembali.

Ardan yang sudah mulai memejamkan mata lagi tiba-tiba dikejutkan dengan hujan yang turun dengan deras, Cantika yang kembali terkejut akhirnya mengeratkan pelukannya.

"Ni bocah kaget tapi ngga bangun-bangun" gumam Ardan.

Ardan menyelimuti Cantika sampai ke bahu lalu memeluknya dengan erat setelah melihat Cantika yang menggigil.

"Kalo aja gue tau nikah seenak ini, pasti gue udah minta buat dijodohin sama lo dari lama" lirih Ardan lalu kembali tertidur.

Paginya, kedua pasutri muda itu terbangun dengan keadaan saling memeluk. Cantika melepaskan pelukannya lalu berjalan ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah.

Beberapa menit berlalu, Cantika keluar dari kamar mandi, sedangkan Ardan masih terlelap di kasurnya.

"Kak, bangun! Sekolah" ujar Cantika sambil menepuk pantat Ardan dengan keras.

"Ngga ada lembut-lembutnya lo bangunin gue" gerutu Ardan.

"Udah sana mandi, Ria mau kedapur dulu"

Ardan bangun dengan sempoyongan, sedangkan Cantika turun ke dapur lalu menyiapkan sarapan. Hanya roti dan selai, karena mengingat mereka berdua yang bangun lumayan siang tidak memungkinkan Cantika untuk memasak.

Setelah sarapan siap, Cantika kembali ke kamar untuk bersiap kontras dengan Ardan yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan seragam lengkap.

"Ri, hairdryer dimana?" tanya Ardan sambil menggosok rambutnya menggunakan handuk.

"Itu dimeja samping tv kak" jawab Cantika sambil mengoleskan beberapa make up ke wajahnya.

Bunyi hairdryer terdengar menandakan Ardan sedang mengeringkan rambutnya, keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai selesai dan keluar dari kamar untuk sarapan.

"Maaf ya Ria ngga masak, bangunnya kesiangan" ujar Cantika.

"Ngga papa, yang penting ada makanan yang masuk kemulut" jawab Ardan memaklumi.

"Kalo kita cari pembantu gimana? Gue ngga mau lo kecapean ngurus rumah"

"Terserah kakak aja, tapi nyari pembantunya yang ibu-ibu aja ya, jangan yang masih muda" Cantika mengantisipasi agar tidak ada kejadian seorang majikan yang berselingkuh dengan pembantunya seperti di sinetron-sinetron Indonesia.

"Padahal gue mau nya yang masih muda gitu sekitar umur 20-an" ucap Ardan mulai memancing keributan.

"Oh gitu, ya udah terserah" Cantika berkata dengan datar.

ARDANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang