Haiii
Tandai jika ada typo ya!
Selamat menyelam bersama Laut...
•
•
•"Ma, Pa, Laut nggak sekuat yang kalian kira. Laut juga butuh kasih sayang sama kayak Aldan," -Laut
ʕ≧ᴥ≦ʔ
Deru napas Udin terengah-engah dengan badan setengah bungkuk serta lutut yang dijadikan tumpuan tangan. Pandangan matanya menatap jauh ke depan sana lalu mengerling kanan-kiri berharap ada Laut atau siapapun yang lewat.
"Pada kemana sih?!" kesal Udin yang sedari tadi berjalan mencari yang lain.
Udin kembali berdiri tegak hendak pulang namun sorot matanya justru menangkap Laut dan Asta asik jalan-jalan pagi menggunakan motor.
Tanpa menunggu lama, Udin langsung berlari mengejar keduanya sembari berteriak sekencang mungkin, "ADIIII, LAUT!!! BERHENTII WOYYY!!!"
Tak sia-sia, sebab suara Udin yang begitu melengking mampu membuat Semesta mencengkram rem mendadak. Hingga Laut yang berada di belakang Asta ikut terhuyung ke depan dan menubruk punggung Asta secara paksa.
"Asta! Pelan-pelan napa sih," omel Laut. Lelaki itu lantas menoleh ke belakang dan mendapati Udin dengan muka melasnya.
"Sorry, reflek," balas Semesta sekenanya. Ia pun menoleh ke belakang, melihat Udin yang berlari menghampiri mereka.
"Ngapain lo teriak-teriak?" sinis Semesta tanpa menunggu Udin menetralkan napasnya.
"Sabar kalo nanya Ta, dia masih mangap-mangap ambil napas!" sela Laut. Semesta memang tidak punya hati.
Laut pun jadi turun dari motor Semesta. Ia berdiri di samping Udin sembari menunggu bocah itu menetralkan pernapasannya.
Beberapa saat setelah mereka hening, Laut membuka suara, "udah?" tanya Laut pada Udin.
Wajah Udin terangkat, menatap wajah Laut lalu mengangguk. "Gue mau ngomong serius," celetuk Udin mengundang keseriusan di wajah Asta dan Laut.
Mereka pun diam mempersilahkan Udin menjelaskan terlebih dahulu. "Jahe pindah!" katanya serius.
"Hah?! Jaegan pindah? Kenapa? Pindah ke mana? " rentetan pertanyaan keluar dari mulut Semesta.
Udin menarik napas panjang, raut mukanya berubah seketika, "itu yang gue gak tau,"
"Kok bisa? Terus lo tau Jae pindah dari siapa?" Laut turut bertanya.
"Dari tetangganya Jae, katanya dia pindah tadi pagi. Tapi keluarganya Jae gak bilang mereka pindah ke mana. Handphone-nya Jae juga gak aktif dari semalem," jelas Udin semakin menampilkan raut sedih.
Laut dan Semesta terdiam beberapa saat.
"Masa Jae ninggalin kita tanpa pamit?" gumam Semesta yang masih bisa di dengar oleh Udin dan Laut.
Udin jadi melihat wajah Asta, kemudian dia mengangkat bahunya, seolah menjawab 'gue juga gak tau'
"Tunggu Jae kasih kabar lewat chat. Gue yakin Jae punya alasan kenapa pergi diem-diem," ujar Laut berusaha positif thinking.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile|Senja Terakhir
Teen FictionSegala hal tentang lautan pasti Laut suka, karena Laut sendiri seorang Thallasophile. Laut adalah seorang pemuda yang mengesampingkan perasaannya sendiri dan memilih menjadi tempat cerita bagi orang-orang yang punya banyak masalah. Tak terkecuali...