Haii
Jangan lupa vote dan komen ya!
Selamat menyelam bersama Laut!
•
•
•"Terkadang kita hanya diminta untuk menjadi pendengar terbaik dari segala lara yang mereka curahkan,"
ʕ≧ᴥ≦ʔ
Semilir angin pagi menyapu halus permukaan kulit kedua insan yang tengah duduk di pinggir pantai. Keduanya sama-sama menatap lautan pagi penuh kagum. Ciptaan Tuhan memang sangat indan dan sempurna.
"Kamu biasa duduk di sini?" celetuk Nara memecah keheningan yang tercipta.
"Iya, di sini tempat paling pas buat ngadem. Apalagi kalo lo ke sini pas siang hari, ini tempat terbaik buat santai-santai."
Nara manggut-manggut paham. "Emm, aku boleh cerita sedikit? Rasanya nggak kuat kalo harus dipendam sendirian," ujar Nara lagi. Dia menoleh pada Laut.
"Boleh, cerita aja. Mau sampai subuh juga gue dengerin," balas Laut antusias. Pemuda berpakaian lusuh tersebut memasang telinga lebar bersiap mendengarkan isi hati Nara, gadis yang ia selamatkan dari percobaan bunuh diri.
"Menurut Laut, apa aku keterlaluan karena kabur waktu mau dijual buat nutupin hutang orang tua aku ke bank?" ujar Nara.
Laut tampak berpikir sejenak merangkai kalimat yang pas untuk dirinya keluarkan. "Nggak Ra, justru lo kabur karena pertahanin harga diri lo. Lo udah bener kabur, karena sejatinya anak nggak minta dilahirkan untuk dibenci sama orangtuanya, anak gak minta dilahirkan buat jadi alat jual-beli sama orangtuanya."
"Tapi gara-gara aku kabur orang tua aku kecelakaan waktu ngejar aku," sambung Nara.
Laut menghela napas lantas menarik kedua sudut bibirnya ke atas, "jangan salahin diri sendiri, udah takdir Tuhan. Ambil hikmahnya, mulai sekarang perbaiki hidup lo biar bisa do'ain orang tua terus."
"Aku ngerasa bersalah banget Laut, sampai buat ngejalanin hari besok aja rasanya nggak kuat," Nara melirihkan nada bicaranya. Air matanya mulai menumpuk di pelupuk mata.
"Nara, jangan berlebihan. Lo itu kuat, gue percaya lo kuat. Mungkin lo masih merasa bersedih aja makanya rasanya nggak kuat buat ngejalanin hari. Tapi percaya deh, lo kuat, lo hebat, dan lo bisa ngejalanin hari-hari berikutnya dengan baik," Laut mengulurkan jemarinya menyeka lelehan bening yang mulai membasahi pipi tirus Nara.
"Apa kamu yakin aku bisa?" ujarnya lagi.
Laut mengangguk cepat, "yakin seratus persen!"
"Makasih Laut," ucap Nara sembari mengulum senyum tipis.
"Jangan makasih sama gue terus, makasih sama Tuhan aja, Ra,"
"Tuhan terimakasih telah mengirimkan laki-laki yang bisa memberi Nara setitik cahaya," batin Nara.
ʕ≧ᴥ≦ʔ
"Ta, ini kotak makannya kamu kasih ke Jaidan ya," suruh Hardi sembari menyodorkan kotak makan pada Semesta.
Semesta terdiam sejenak, berusaha mencerna Jaidan itu anak dari siapa dan anak mana si Jaidan itu. "Ha? Jadian anaknya siapa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/353327578-288-k971384.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile|Senja Terakhir
Novela JuvenilSegala hal tentang lautan pasti Laut suka, karena Laut sendiri seorang Thallasophile. Laut adalah seorang pemuda yang mengesampingkan perasaannya sendiri dan memilih menjadi tempat cerita bagi orang-orang yang punya banyak masalah. Tak terkecuali...