Keesokan harinya setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, zee sudah di perbolehkan untuk pulang namun ia bingung akan pulang kemana. Walaupun sekarang ia tau pemilik tubuh yang ia pinjam ini bernama Azeera najelina yang sudah di telusuri oleh feni ternyata gadis itu hidup sebatang kara.
Semalam Zee mendapatkan sebuah tas milik azeera yang di berikan oleh Naomi dan disitu memang lengkap ada dompet yang pasti berisikan identitas pribadi dan perlengkapan azeera lainnya.
Ini memang sulit di percaya, jika adiknya gracia itu meninggal berarti 'Zee' saat ini sedang menjalani kehidupan kedua? Namun zee belum sepenuhnya percaya, karena ini baginya seperti mimpi.
Dan ada satu hal yang membuat zee jengkel, yaitu ia reinkarnasi ke tubuh yang sama-sama membutuhkan ASI juga membuatnya menghela nafas pasrahnya menerima takdir yang sudah di atur oleh tuhan?
Saat ini di rumah sakit hanya ada Zee dan Feni, Boby dan Naomi sudah menitipkan zee pada feni dan semuanya sudah baik-baik saja Marsha dan Zee sudah berhubungan baik.
"Nih minum susu dulu ya" Feni tiba-tiba masuk memberikannya segelas susu.
Tanpa bantahan zee menerimanya dan langsung menghabiskannya. "Makasih ya kak"
"Iya. Kamu ternyata asli Indonesia, kok bisa ada di jepang?" tanya feni
"Aku gatau kak" jawab Zee seadanya, ia memang tidak tahu kehidupan Azeera sebelumnya.
Feni hanya mengangguk saja ia berpikir mungkin zee lupa karena kepalanya terbentur cukup keras.
"Ga muka, ga nama, semuanya mirip" ucap Feni sambil mengusap surai zee.
"Temen aku maksa banget pengen ketemu kamu, boleh nggak?" tanya Feni.
"Siapa?"
"Gracia"
Lagi-lagi zee berkaca kaca mendengar nama gracia, entahlah hatinya sakit membayangkan gracia yang kini telah di tinggal kedua orang tuanya dan juga dirinya sendiri, Zee.
"Aku kangen banget cici, aku mau cici" batin Zee.
Memang semalam gracia memaksa sekali untuk mempertemukan dirinya dengan sosok gadis yang mirip sekali dengan zee itu.
"Hey, kok nangis" panik Feni melihat zee yang sudah menangis itu.
"Kenapa? Ada yang sakit?" feni bertanya sambil memeluk zee yang tengah duduk di kasur itu.
Zee hanya menggeleng dan membalas pelukan Feni erat, sungguh ia tidak bisa menahan tangisnya lagi. Sejak semalam ia memang berusaha keras untuk tidak menangis karena tidak enak masih ada keluarga lengkap feni dan juga jika mereka bertanya Zee bingung akan menjawab apa.
"Ssstt udah yaa, kalo ga boleh gapapa kok" ucap feni membuat zee melepaskan pelukannya.
"Boleh kok" zee menunjukkan senyumannya.
"Yaudah yuk kita pulang, kamu ikut aku aja ya" ucap feni yang pastinya di angguki Zee, ia tidak akan bingung lagi harus balik kemana sekarang.
***
Setelah melewati perjalanan panjangnya dari Jepang ke Indonesia, kini feni membawa zee ke apartemennya.
"Ayo masuk azeera" ajak feni.
"Panggil aku zee aja ya kak"
"Oh oke, kamu istirahat dulu aja di kamar ya, aku mau ke rumah sakit dulu ambil stok ASI buat kamu" ucap feni.
"Kak, maaf aku ngerepotin" ucap Zee tidak enak karena feni sudah sangat baik sekali padahal zee dan feni hanya sebatas orang asing yang tidak sengaja bertemu.
"Kamu gausah pikirin itu, anggep aja ini buat nebus kesalahan Marsha" balas feni
"S-sebenernya aku gamau kakak pergi, aku takut sendirian disini" gugup zee membuat feni sedikit terkekeh.
"Yaampun lucu banget sih, ternyata kamu penakut ya. Tenang aja zee nanti gracia kesini kok, dia ga sabaran banget pengen ketemu kamu"
"Hah? sekarang kak?"
"Iya, tunggu aja ya. Aku berangkat sekarang mumpung belum terlalu malem, bye zee" feni mengusap pucuk kepala zee lalu berlalu pergi.
Zee menghela nafas panjangnya, ia memilih masuk ke kamar dan merebahkan dirinya memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya nanti.
"Jadi reinkarnasi itu bener bener ada?" tanyanya pada diri sendiri.
Zee cukup tau dengan istilah reinkarnasi atau bahasa gampangnya adalah perpindahan jiwa, namun ia benar benar tidak menyangka bahwa hal ini terjadi pada dirinya tapi disisi lain dia juga berterimakasih karena dengan ini ia masih bisa menemani gracia walaupun entah apa yang akan terjadi di masa depan nanti antara dirinya dan gracia.
"Jadi sosok azeera itu udah mati gara-gara ketabrak mobil dan gue masuk di tubuh si azeera?"
"HUAAA AZEERA LO SIAPA GUE MAU BERTERIMAKASIH SAMA LO" teriak zee.
"Kenapa gue gabisa inget pas masa-masa gue koma sih"
tok tok...
Suara ketukan pintu mengalihkan kegiatan zee, dengan cepat ia beranjak dan membukakan pintu kamar yang di ketuk itu.
Deg.
Zee melihat dua orang yang ia sangat kenali yaitu Gracia dan Anin kini ada di hadapannya, mata zee menangkap sorot sedih dari orang yang sangat ia rindukan ini siapa lagi kalo bukan gracia, tubuhnya bergetar serta matanya berkaca-kaca namun ia tahan karena tidak mau merusak suasana.
"Kalian siapa? Kok bisa masuk kesini" tanya zee pura-pura tidak tahu dan memecah keheningan ia juga berusaha menetralkan raut wajahnya dan suaranya yang hampir bergetar.
Gracia dan Anin kompak mengerjapkan matanya karena terlalu fokus melihat orang di depannya ini benar benar mirip dengan sosok Zee.
"Saya anin dan ini gracia orang yang pengen ketemu sama kamu. Kita udah izin feni kok, tadi dia juga yang kasih password apartnya" sahut Anin sambil mengenalkan gracia.
Berbeda dengan gracia yang masih menatap dalam dalam Zee dengan air mata yang sudah menetes itu, sungguh ia ingin memeluk orang yang sangat mirip dengan mendiang adiknya ini.
"Z-zee ini kamu kan sayang?" tangan gracia terangkat ingin menyentuh wajah zee namun anin menahannya.
"Gre, inget. Dia bukan zee dan jangan sampe bikin dia risih" bisik Anin, ia hanya mewanti wanti saja takut zee tidak suka.
Gracia menarik tangannya kembali dan menunduk ia berusaha menahan rasa sesak di dadanya dan berusaha menormalkan nafasnya lalu menegakkan wajahnya kembali.
"Maaf, cic- em maksudnya, s-saya boleh peluk kamu?" tanya gracia ragu.
Zee terdiam beberapa saat lalu mengangguk membuat gracia langsung menubrukkan dirinya pada zee dan menangis kembali.
Gracia sangat memeluknya erat dan zee juga membalas pelukannya tak kalah erat, ia tidak bohong bahwa dirinya juga sangat sangat merindukan gracia.
Beberapa menit kemudian gracia melepaskan pelukannya dan terlihat zee meneteskan air matanya membuat gracia menatapnya panik.
"Loh kok nangis? Peluknya kekencengan ya? Maaf maaf" ucap gracia dengan nada bergetarnya, ia masih menangis.
"Engga kok, aku ikut sedih aja liat kakak nangis" balas zee sedikit kaku memanggil kata 'kakak' pada gracia.
"Kenapa gue ga suka denger dia manggil gue kakak, dan kenapa pelukan tadi nyaman banget kayak gue lagi meluk zee" batin gracia.
TBC.
dikit-dikit dulu momen grezee nya wkwk:)
vote and komennya maniezzz, see u next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI 2 [END]
RandomKeajaiban atau takdir tuhan? agar tidak bingung dengan alurnya baca dulu my cici yang pertama yaa