Hari sudah pagi, di jam 8 pagi ini tentunya cahaya matahari sudah masuk ke celah-celah jendela namun sama sekali tidak mengganggu gracia yang masih tertidur pulas dengan salah satu tangannya memeluk pinggang zee, berbeda dengan zee yang sudah terlebih dahulu bangun dan dengan santai tadi ia membuka beberapa kancing piyama gracia dan menyusu.
Gracia belum terbangun karena tadi malam ia tidur pukul 3 dini hari akibat zee yang terus merengek tidak bisa tidur, dan tentunya disitu gracia harus mengeluarkan tenaga extra serta kesabaran yang extra juga menghadapi zee.
Semalaman itu zee hanya bermanja manja saja pada gracia bahkan ia juga tidak mau makan sampai gracia lelah sekali membujuknya.
Kedua mata zee yang akan tertutup kembali musnah kala mendengar pintu kamar yang dibuka oleh seseorang membuat zee terkejut dan sontak melepaskan hisapannya untuk melihat siapa yang membuka pintu kamar tanpa permisi itu.
Zee yang awalnya kesal kini menunjukkan cengirannya ketika melihat anin lah yang ternyata membuka pintu itu.
"Jadi feni bener bener ngasih zee ke si gre, pantesan anteng tuh si gredut" batin Anin melihat zee dan gracia.
Tujuan anin datang ke apartemen gracia adalah untuk melihat keadaan gracia karena kemarin anin mendapat kabar dari feni bahwa feni akan kembali ke jepang dan itu sedikit membuat anin kaget karena gracia pasti akan sedih mengetahui itu, tapi ternyata anin di buat lebih kaget lagi saat feni memberi tahu bahwa feni telah mengizinkan zee untuk tinggal bersama gracia.
"Mau ke cici?" tanya zee dengan berbisik namun masih dapat di dengar oleh anin.
Anin menggeleng. "Lanjutin aja, aku pamit pulang lagi ya" balas anin yang di angguki zee.
Zee kembali melanjutkan kegiatannya sampai beberapa menit kemudian akhirnya gracia mulai terusik.
Gracia yang sudah tersadar merasakan hisapan di dadanya itu pun reflek menjauhkan badannya membuat zee cemberut karena hisapannya terlepas begitu saja.
"Udah ah, kamu mah kebanyakan minum susu jadinya suka nggak mau makan" cerocos gracia di pagi hari sambil mendudukan dirinya dan bersandar di headboard.
"Ih orang baru bentar doang" balas zee masih dengan wajah cemberutnya.
"Terserah! udah mending mandi gih sana" titah gracia yang langsung di turuti zee.
"Lah tumben langsung nurut, sikap gue kekerasan ga ya sama dia?" batin gracia sambil matanya terus menatap zee yang masuk ke dalam kamar mandi.
Gracia menghela nafasnya enggan memikirkan yang tidak-tidak, lalu ia turun dari kasur menuju kamar mandi yang lain dan setelah mandi ia juga akan menyiapkan sarapan.
Beberapa menit kemudian akhirnya gracia maupun zee sudah selesai dengan kegiatannya masing-masing, gracia yang sudah puas menata nasi goreng buatannya itu pun tersenyum senang dan kakinya mulai melangkah ke kamar untuk memanggil zee.
"Zee, ayo sarapan dulu" ajak gracia namun tidak mendapatkan respon apapun dari zee.
Gracia mengerutkan keningnya heran ketika melihat zee yang sedang mengotak ngatik sebuah handphone dengan charger, wajah zee nampak kesal karena handphone itu tidak menyala.
"Itu hp siapa?" tanya gracia yang kini sudah di samping zee.
"Hp nya azeera, aku ga sengaja nemu di tas bagian bawah tempat jas hujan itu loh ci" jawab zee apa adanya.
"Terus kenapa itu? Rusak?" gracia mulai kepo.
"Iya kayaknya rusak ke banting, tadi aku lempar tas si azeera eh ada bunyi gitu terus pas aku cek ternyata ada hp"
"Lagian kenapa kamu lempar tas nya" bingung gracia.
"Aku kesel, abisnya cici pagi-pagi udah ngomel sama aku, huh nyebelin banget" ketus zee menatap gracia kesal.
"Cici nggak ngomel, itu emang fakta"
"Ih lagian kan mau susu atau makan pun dua-duanya sama aja ci, tetep bikin kenyang"
"Tetep aja kamu harus makan sayang"
"Iya deh iyaa" pasrah zee.
"Terus ini hp nya gimana ci?" lanjut zee bertanya.
Gracia mengambil alih handphone itu. "Yaudah nanti cici bawa ke tukang servis hp, mending sekarang kita sarapan dulu yuk"
Mereka berdua sudah berada di meja makan menikmati makanannya dengan khidmat.
"Enak banget ci" puji zee.
"Iyalah, abisin ya" balas gracia dengan nada sombongnya.
"Emang udah abis" tunjuk zee pada piringnya yang memang sudah kosong.
"Ihh pinter banget" gemas gracia bangun dari duduknya dan mengecup pipi zee.
"Bentar ya cici cuci piring dulu" ucap gracia yang di angguki zee.
"Ci, kenapa ga tinggal di rumah?" tanya zee.
"Gapapa, lagi pengen tinggal disini aja" jawab gracia bohong, ia tidak mungkin bilang bahwa dirinya tinggal disini karena tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihannya waktu itu.
"Oh gitu" zee mengangguk anggukan kepalanya.
"Eh ci, tadi pagi kak anin sempet datang kesini tapi balik lagi" lanjut zee.
"Oh ya? Ngapain dia?" tanya gracia sambil mendekat dan duduk di samping zee.
"Gatau, tadi aku kaget lagi nen tiba-tiba kak anin buka pintu kamar"
"Ohiya dia kan emang tau password apart cici"
"Ih tapi aku maluu ci tadi lagi nenen di liat kak anin" rengek zee.
Gracia terkekeh di buatnya. "Haha, udahlah gapapa anin ini"
"Ih ci gre mah ga ngerti, untungnya ga keliatan jelas banget"
"Iya iyaa udah gapapa yaa" kata gracia masih dengan muka tertawanya.
"Ishh ya cici nya jangan ketawa terus dong" protes zee dan gracia langsung menetralkan wajahnya.
"Siap-siap yuk, ikut cici ke rumah sakit kita periksa keadaan kamu abis itu terserah deh kamu mau kemana" ajak gracia, tentunya zee menyetujuinya dengan senang hati.
Gracia mengajak zee ke rumah sakit hanya untuk sekedar memeriksa keadaan zee saja sekalian juga membeli beberapa vitamin untuk stok nya nanti, sebenarnya ini juga salah satu permintaan feni untuk selalu mengecek keadaan zee.
"Eh Zee, anter ke toilet dulu yuk cici kebelet" ucap gracia sambil mematikan mesin mobilnya itu.
"Iya ayo ci"
Sesampainya di toilet gracia sudah masuk ke dalam salah satu bilik toilet dan zee hanya menunggu di luarnya saja sambil bercermin di kaca yang lumayan besar itu.
Hingga di menit kemudian zee melihat seorang perempuan tengah menunduk menatap layar handphonenya serta terlihat pula kedua mata perempuan itu merah seperti habis menangis.
Perempuan itu kini menegakkan wajahnya dan tatapan mereka berdua bertemu lewat cermin, wanita itu nampak melebarkan matanya serta mulutnya yang ikut terbuka memandang zee lewat kaca itu dan tentunya itu membuat zee heran plus takut.
"Buset tu orang kenapa dah, gimana kalo dia ternyata kesurupan? Aaaa cici cepet keluar please" mohon zee dalam batinnya.
Deg.
Jantung zee berpacu cepat saat melihat perempuan itu terlihat meneteskan setetes air matanya serta perempuan itu mulai bergerak maju mendekatinya bahkan tangan kanannya kini sudah memegang pundak zee membuat zee semakin takut.
"Z-zeera?"
TBC.
sebenernya gamau bilang apa2 cuma mau bilang jangan lupa vote dan komen aja yaa mwhehehe see u next part.
꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI 2 [END]
RandomKeajaiban atau takdir tuhan? agar tidak bingung dengan alurnya baca dulu my cici yang pertama yaa