Sejak malam tadi sampai sekarang hujan cukup deras membasahi bumi, dan sekarang tepatnya pukul setengah empat dini hari Zee terbangun dari tidur nya akibat rasa sakit kepala yang di rasakannya.Zee kedinginan itu yang menyebabkan kepalanya terasa sangat pusing, saat ini ia hanya terus memejamkan matanya erat serta berusaha tak mengeluarkan tangisnya karena takut mengganggu tidur Gracia yang kini berada di sampingnya itu. Namun sekarang Zee sudah tidak tahan lagi, ia sudah menangis bahkan sesegukan.
Gracia terganggu dari tidurnya saat mendengar suara sesegukan yang amat jelas di telinganya, matanya perlahan terbuka dan ia mengerjapkan matanya berkali kali untuk menjelaskan pandangannya saat melihat jam dinding.
Gracia langsung menoleh ke asal suara. "Loh kok nangis?" ucap Gracia dengan suara pelan saat melihat Zee.
Merasa tak ada respon, Gracia yang masih berbaring itu tangannya terangkat menarik lengan zee agar mendekat namun alisnya bertaut kala merasakan tangan Zee yang dingin dan telapak tangannya langsung menyentuh dahi Zee sontak matanya membulat sempurna saat merasakan dahi Zee begitu panas, Zee nya demam.
"D-dingin" gumam Zee di sela tangisnya.
Gracia langsung terduduk dan rasa kantuknya telah hilang entah kemana, saat ini ia mulai panik.
"Yaampun sayang kok ngga bangunin cici sih" panik Gracia dengan lirihnya.
Gracia turun dari kasur untuk mengambil baju yang lebih hangat untuk Zee karena saat ini Zee hanya memakai piyama pendek.
"Bangun dulu yuk pake dulu jaketnya" titah gracia sambil membantu zee agar terduduk, dengan cepat Gracia langsung memakaikan Zee jaket.
"Pusing hiks" ucap Zee dengan suara seraknya.
"Ssstt iya sayang iya jangan nangis lagi, nanti sesek dadanya" ucap gracia lembut sambil menghapus air mata Zee.
"Tunggu bentar ya" gracia beranjak dan keluar dari kamar.
7 menit kemudian gracia kembali dengan nampan berisi masing-masing satu gelas susu hangat dan air putih serta obat.
"Abisin ya, abis itu minum obat" gracia menyodorkan segelas susu dan langsung di minum oleh zee.
"Nah pinter, sekarang minum obatnya"
"Udah" ucap zee sambil memberikan gelas bekasnya minum.
"Yaudah sekarang bobo lagi gih" suruh gracia.
Zee merebahkan kembali tubuhnya menyamping menghadap gracia, ia ingin sekali memeluk gracia tapi masih gengsi jika harus memulai duluan.
Gracia ikut merebahkan tubuhnya dan menarik selimut mereka setelah itu ia menatap Zee tersenyum seraya merentangkan tangannya membuat zee langsung memeluk gracia.
"Maaf ya aku jadi ganggu tidurnya cici" ucap zee pelan di dalam pelukan gracia.
"Gapapa sayang, maafin cici juga ya? Ga lagi-lagi deh" balas gracia mengecup kepala zee.
Zee hanya mengangguk saja.
"Cici aku mau nenen" rengek Zee pelan sambil mendongakkan kepalanya menatap gracia.
Gracia tersenyum jahil. "Manja, biasanya juga langsung buka"
"Ih kan askghlakghsfk" gerutu zee tidak jelas di tambah ia sudah malas sekali bicara karena kepalanya masih pusing.
"Ssstt ssttt iya iyaa mundur dulu kamunya"
Zee memundurkan tubuhnya dan gracia langsung membuka beberapa kancing piyamanya, Zee menyingkap sedikit baju gracia yang menutupi sumber asinya lalu langsung memulai acara menyusunya dengan mata terpejam. Tak lupa juga tangannya yang memeluk erat tubuh sang cici.
![](https://img.wattpad.com/cover/357074146-288-k737236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CICI 2 [END]
RandomKeajaiban atau takdir tuhan? agar tidak bingung dengan alurnya baca dulu my cici yang pertama yaa