Suspicious

2K 113 4
                                    

Apartemen Lee Jaejoong

Taeyong memencet tombol password untuk membuka apartemen pamannya itu, ya tidak mungkin Taeyong meminta Jaehyun mengantarnya pulang ke apartemennya sendiri.

Tit..tit..

Taeyong merasa resah ketika password yang ia masukkan salah. Dia mencoba memasukkan password yang ia ingat lagi, namun lagi lagi password yang ia masukkan tak berhasil membuka pintu apartemen pamannya. Keringat Taeyong berjatuhan karena merasa resah sedari tadi. Jahyun dengan sabarnya menunggu Taeyong membuka pintu apartemen yang katanya Taeyong tinggali itu dengan melipat tangannya di dada. Taeyong tidak menyangka bahwa Jaehyun akan mengantarnya sampai di depan pintu apartemen pamannya ini. "Ah sial" batin Taeyong.

"Se sepertinya tadi pagi paman mengganti passwordnya". Kata Taeyong dengan kegugupannya.

"Tega sekali dia tidak memberitahumu password barunya. Bagaimana caramu masuk kalau seperti ini". Timpal Jaehyun.

"Aku akan mencoba menelfonnya". Kata Taeyong.

Taeyong mengeluarkan ponsel dari tas ranselnya. Dia segera memencet tombol telfon ke nomor pamannya. Namun naas, yang terdengar adalah jawaban dari operator, nomor pamannya itu tidak aktif. Beberapa kali Taeyong coba untuk menghubunginya tapi tetap suara operator yang menyapanya. Taeyong mulai kehabisan akal, dia sangat resah sekali sekarang.

"Kau tinggal di sini bagaimana bisa pamanmu tidak memberi tahu passwordnya kepadamu? Bahkan menggantinya tanpa sepengetahuanmu?". Kata Jaehyun.

"A aku juga tidak tahu". Kata Taeyong sambil menundukkan kepalanya.

Jaehyun menghembuskan nafasnya pelan.

"Ikut aku". Jaehyun menarik tangan Taeyong untuk dibawanya.

"Mau kemana Jaehyun?". Tanya Taeyong keheranan.

"Ketempatmu seharusnya". Jawab Jaehyun datar.

Taeyong belum bisa mencerna perkataan Jaehyun, apa maksudnya? Ketempatnya seharusnya?

Sepanjang perjalanan tak ada yang berniat untuk membuka pembicaran, Jaehyun fokus menyetir mobilnya dengan berbagai pemikirannya yang berkecamuk, sedangkan Taeyong hanya memandangi jalanan dengan pikiran "ketempatku seharusnya? Ketempatku seharusnya? Dimana tempatku seharusnya?".

"Kita sampai". Jaehyun menarik tuas handrem mobilnya.

Taeyong melihat parkiran yang tidak asing itu seperti di bassement apartemnnya? Ha? Apartemennya? Darimana Jaehyun tahu? Taeyong melongo tatkala ia tersadar sekarang ia tengah berada di bassement apartemennya.

"Kenapa Taeyong?". Jaehyun heran karena Taeyong hanya bengong gitu.

"Ba... Ba... , Terimakasih Jaehyun". Dia bergegas keluar dari mobil Jaehyun. Ia berharap Jaehyun tak berniat untuk mengikutinya.

"Kau jahat sekali, kau tidak memintaku mampir sebentar untuk minum teh?". Jaehyun bertanya sembari menutup pintu mobilnya.

"Kau bukannya harus segera bekerja?". Tanya Taeyong.

Jaehyun melihat jam arlojinya yang bertengger di pergelangan tangannya.

"Aku masih punya waktu untuk minum teh. Ayo Taeyong".

Jaehyun mengapit lengan Taeyong untuk dibawanya ke apartemen Taeyong. Jaehyun yang membawanya?  Bukan Taeyong? Mereka berdua memasuki lift dan Jaehyun memencet tombol angka 7

"Kenapa Jaehyun tahu aku tinggal dilantai itu? Jangan jangan Jaehyun tahu sesuatu? Aduh bagaimana ini?". Batin Taeyong.

Sampai lantai 7, pintu lift terbuka Taeyong mendahului jalan Jaehyun dan berhenti di depan pintu apartemen no 721. Taeyong menekan tombol password dan pintu apartemen terbuka.

Beautiful and Bitchy | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang