What I Was Afraid of Actually Happened

2K 116 4
                                    

Keesokan paginya di apartemen Jaejoong

"Taeyong, bangunlah kau harus kuliah kan?". Jaejoong membuka gorden di kamar Taeyong.

"Aku tidak bisa bertemu dengan Jaehyun paman". Jawab Taeyong masih dengan menutup matanya.

Sebenarnya Taeyong sudah terbangun sejak tadi, namun isi kepalanya berkecamuk, bahkan Taeyong merasa tidak punya muka sekarang, dia benar benar malu, dia benar benar merasa tidak memiliki harga diri. Maka dari itu ia memilih untuk tetap menutup matanya dan enggan untuk bangun.

"Kenapa seperti itu?". Jaejoong duduk di tepi ranjang Taeyong. Taeyong duduk dan menyandarkan tubuhnya.

"Taeyong malu paman, bibi Yoona baik sekali padaku meskipun dia mengetahui siapa aku". Ucap Taeyong, setitik air matanya turun ke pipi tanpa permisi.

"Kau masih memiliki kesempatan untuk memperbaikinya Taryong. Akhiri hubunganmu dengan Yunho". Kata Jaejoong sambil mengusap air mata Taeyong.

"Iya paman, kau benar aku akan mengakhirinya, aku akan menemuinya". Kata Taeyong kemudian.

"Dan tentang Jaehyun? Apakah benar kau kekasihnya?".

Taeyong menggeleng pelan.

"Jaehyun memang beberapa kali mengutarakan perasaannya padaku, tapi... Aku tidak pantas kan menerimanya. Jaehyun tidak tahu tentang hubunganku dengan ayahnya. Jika dia tahu mungkin dia akan sangat membenciku".

"Kau menyukai Jaehyun?"

"Aku tidak boleh menyukainya, Jaehyun juga tidak boleh menyukaiku. Aku tidak pantas untuk keluarga Jung. Paman aku akan bersiap, aku akan menemui Yunho di kantornya, Jaehyun tidak akan ke perusahaan sebelum jam kuliahnya berakhir. Aku harus mengakhiri ini secepatnya paman".

"Baiklah, kalau begitu berangkatlah bersama paman".

1 jam berlalu, kini Jaejoong dan Taeyong sudah siap berada di mobil Jaejoong untuk menemui Yunho, mereka tidak menyadari bahwa mereka baru saja melewati mobil Range Rover Jaehyun yang baru saja terparkir.

"Taeyong diantar paman Jaejoong, ah sayang sekali". Jaehyun yang tadinya berniat menjenguk Taeyong tapi malah melihat Taeyong bersama pamannya. Jaehyun bukan berniat mengikuti mobil Jaejoong, Jaehyun mengira Jaejoong akan mengantar Taeyong ke kampus, namun mengapa mobil itu tidak ke jalan arah kampusnya? Heran dengan hal itu, Jaehyun mengurungkan niatnya untuk pergi ke kampus dan malah memilih mengikuti mobil Jaejoong.

"Untuk apa paman Jaejoong mengajak Taeyong ke perusahaan? Padahal hari ini Taeyong ada jadwal kuliah". Jaehyun bergumam sendiri ketika mobil Jaehyun memasuki bassement parkir J Corporation.

Sedangkan Jaejoong dan Taeyong keluar dari mobil setelah memarkirkan mobilnya. Mereka berdua memasuki gedung perusahaan tanpa menyadari Jaehyun berada agak jauh dibelakang mereka. Oh apakah ini bisa dikatakan menguntit?

"Apakah tuan Yunho sudah berada di ruangan?". Tanya Jaejoong kepada sekretaris Yunho.

"Tuan Yunho sudah berada di ruangan tuan". Jawab sekretaris itu.

"Baiklah terimakasih".

"Sama sama tuan".

"Taeyong masuklah, kau perlu berbicara dengannya sendiri. Katakan pada paman jika ada masalah. Paman akan ke ruangan paman". Ucap Jaehyun sambil memegang lengan Taeyong.

"Baik paman".

Setelah menjawab itu, Taeyong memasuki ruangan Yunho. Jaehyun mengernyit tak mengerti, mengapa Taeyong memasuki ruangan ayahnya sendirian, ada perlu apa? Jantung Jaehyun berdetak dengan cepat, semua kecurigaan kecurigaan yang selama ini ia pendam muncul kembali. Siap atau tidak, inilah kenyataannya, ini adalah kesempatan bagi Jaehyun untuk membuktikan semua pertanyaan pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya. Ketika melihat Jaejoong sudah pergi, Jaehyun mendekat ke arah ruangan ayahnya, ya dia ingin menguping.

Beautiful and Bitchy | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang