"Tae Taeyong?".
Malam itu Taeyong pergi ke mansion Si Won, ia ingin tahu bagaimana sebenarnya nasib pamannya itu. Kini dengan wajah yang penuh keterpurukan Taeyong bertamu ke mansion Si Won. Melihat seseorang yang mereka tunggu tunggu kini tengah berdiri di depan mereka, Jessica langsung memeluk tubuh kecil itu, Taeyong tak bisa menahan tangisnya lagi, ia tak memiliki siapa siapa. Mendapat pelukan itu, Taeyong baru merasakan kali ini ia diterima oleh seseorang.
"Sayang, kamu kenapa? Eomma mengkhawatirkanmu!". Kata Jessica, ia turut menangis haru.
"Taeyong, kau kembali nak?". Kata Si Won.
Si Won turut bahagia dengan kehadiran Taeyong.
Kini mereka tengah duduk di ruang tamu, Jessica tak henti hentinya membelai rambut Taeyong dengan sayang.
"Tuan Si Won, bisakah anda ceritakan semuanya kepadaku ketika aku sedang koma?". Tanya Taeyong.
Si Won dan Jessica saling berpandangan.
"Tae, ka kau. Apa maksudmu?". Tanya Si Won sedikit gugup.
"Aku mendapatkan ingatanku kembali, jadi tolong ceritakan padaku terutama tentang pamanku!". Kata Taeyong penuh harap.
Si Won dan Jessica merasa terkejut dengan penuturan Taeyong.
Si Won menarik nafasnya.
"Kau dibawa ke rumah sakit kami oleh pamanmu dalam keadaan koma. Pamanmu bilang tidak kuat membayar biaya perawatanmu di sana. Kudengar, dia baru saja dipecat dari J Corporation. Setelah itu kudengar pamanmu bekerja di sebuah bank hang gajinya tidak seberapa. Dia juga bekerja paruh waktu sepulang dari kerjanya di bank. Suatu hari..."
Flashback
"Dokter Si Won, uhuk uhuk... Bolehkan saya menitipkan ini kepada anda?". Kata Jaejoong sambil memberikan sebuah buku tabungan, sebuah kunci, dan sebuah ponsel kepada Si Won.
Si Won mengernyit heran.
"Saya merasa tidak sesehat dulu, saya takut tidak bisa melihat keponakan saya lagi!". Kata Jaejoong yang sambil menangis.
"Tuan Jaejoong, apa maksud anda? Apakah anda sakit? Saya akan memeriksa anda!". Kata Si Won.
"Tidak perlu dokter. Apakah keponakan saya akan bangun dokter?". Kata Jaejoong sambil menangis.
"Tentu saja tuan, dia pasti akan bangun!". Kata Si Won menenangkan.
"Dokter, jika saya tiada nanti bolehkah saya menitipkannya padamu? Jadikan dia pembantumu tidak masalah, asalkan biarkan dia tetap dirawat di sini sampai dia terbangun!". Kata Jaejoong.
Air matanya terus berlomba lomba keluar dari netranya. Ia merasa gagal melindungi keponakannya.
"Tuan jangan khawatir, kami akan sebaik mungkin merawatnya agar dia cepat sadar!". Kata Si Won.
"Terima kasih tuan Si Won, saya pergi dulu! Saya hanya ingin menitipkan itu. Ketika saya sudah tiada nanti tolong berikan padanya". Kata Jaejoong.
Jaejoongpun pergi dengan tergopoh gopoh malam itu. Si Won memandang iba kepergian Jaejoong. Perasaanua sedikit terusik malam itu.
Keesokan harinya, ketika para suster hendak memeriksa secara rutin Taeyong, mereka menemukan Jaejoong tengah duduk dengan kepala berada di atas nakas kesehatan Taeyong dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Tak ada tanda tanda kekerasan pada tubuh Jaejoong, hingga ia dinyatakan meninggal karena kelelahan.
Dlashback End.
"Ini adalah milik pamanmu, ini seharusnya kuberikan padamu segera setelah kau sadar, tapi maafkan kami, kami harus menuruti kemauan Sehun. Dia berbohong tentang masa lalumu dan mengaku sebagai tunanganmu. Kami tidak bisa berbuat apa apa karena Sehun adalah putra semata wayang kami. Kami hanya ingin dia bahagia, maafkan kami Taeyong!". Kata Si Won dengan deraian air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful and Bitchy | Jaeyong
FanfictionJaeyong shipper area. Homophobic dilarang baca! Mengandung unsur bxb 18+! Tentang Taeyong yang menjadi selingkuhan ayah Jaehyun, dan bodohnya Jaehyun jatuh cinta pada selingkuhan ayahnya yang menghancurkan keluarganya