Yunho berjalan tergesa di kantornya. Ia melihat Jaejoong yang keluar dari ruang meeting bersama Jaehyun.
"Jaejoong ah, apakah investor itu masih di sini?". Tanya Yunho dengan panik.
"Berterimakasihlah pada putramu dia berhasil menggaet investor itu". Kata Jaejoong kepada Yunho.
"Aku akan keruanganku!". Kata Jaejoong selanjutnya. Dia mencium bau bau pertengkaran di antara ayah dan anak itu.
Sepeninggal Jaejoong Yunho hanya memandangi putranya dari atas sampai bawah "Sialah kenapa aku jadi terintimidasi oleh tatapannya itu, Yunho sadar, kau yang mencetaknya". Batin Yunho.
"Terimakasih!". Ucap Yunho dan melangkah dari sana.
"Kau masih menemuinya?". Tanya Jaehyun, langkah Yunho terhenti karena pertanyaan itu. Namun Yunho tak menjawab pertanyaan itu.
"Penghianat memang pantas dengan seorang jalang!". Jaehyun mengepalkan tangan dan pergi dari sana.
Jaehyun membuka pintu ruangannya dan mengacaukan semua yang di sana. Ia melempar hingga membanting semua yang bisa ia gapai. Perasaan yang menyakitkan itu sungguh menyiksa. Jaehyun mendongakkan wajah untuk menahan air matanya yang akan menetes.
"Bajingan itu sungguh membuatku gila! Hah, sadarlah Jaehyun sadarlah!". Teriak Jaehyun.
Jaehyun mengusap wajahnya kasar.
***
Hari hari Yoona begitu buruk, suaminya sangat jarang berada di rumah. Bahkan Yunho tak pernah lagi menyentuhnya. Ia merasakan kecewa terhadap Taeyong, Yoona tidaklah bodoh, dia mengetahui bahwa hubungan Taeyong dan Yunho masihlah berjalan mulus. Yoona pikir Taeyong benar benar akan meninggalkan Yunho dan mencintai Jaehyun tapi itu mungkin salah, Taeyong kini masih tetap mempertahankan hubungannya dengan Yunho. Yoona benar benar kehilangan pilarnya.
"Eomma, temani aku membeli sesuatu di mall". Ucap Jaehyun. Jaehyun pikir sekali kali mengajak ibunya keluar adalah ide yang bagus, agar Yoona tidak banyak berdiam dan mungkin bisa sedikit menghiburnya.
Seperti saat ini Jaehyun menggenggam tangan Yoona di mall untuk diajaknya berkeliling di sana.
"Jaehyun mau beli apa? Dari tadi kita hanya berputar putar". Tanya Yoona.
"Mmm". Jaehyun memutar penglihatannya, hingga ia melihat toko perhiasan di sana membuatnya memiliki ide untuk membelikan ibunya sebuah liontin.
"Ikut aku eomma!". Jaehyun kembali menggenggam tangan ibunya dan membawanya masuk ke dalam toko perhiasan itu.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?". Tanya salah satu pegawai di sana.
"Aku ingin membelikan ibuku sebuah liontin, emmm bolehkah aku melihat yang itu?". Tunjuk Jaehyun pada salah satu liontin di balik etalase.
"Mohon maaf tapi ini sudah dipesan tuan!". Jawab pegawai itu.
"Saya ingin mengambil liontin pesanan saya!".
Suara seseorang yang mereka kenal menyapa gendang telinga hingga mereka melihat Yunho sedang berdiri di samping Yoona dan Jaehyun, dan oh betapa terkejutnya mereka berempat? Iya berempat karena Yunho membawa serta Taeyong.
Yoona menatap tak percaya ke arah suaminya itu, Taeyong hanya menunduk dia tak bisa bersitatap dengan Yoona maupun Jaehyun, ia merasa sangat hina. Jaehyun mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya karena mereka tengah berada di tempat umum.
"Tuan Yunho ini liontin pesanan anda!". Ucap pegawai di sana.
"Ah baiklah. Baby biar kupasangkan liontin ini dilehermu, liontin cantik ini cocok untukmu yang cantik". Yunho dengan sengaja melakukannya di sepan Yoona dan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful and Bitchy | Jaeyong
FanfictionJaeyong shipper area. Homophobic dilarang baca! Mengandung unsur bxb 18+! Tentang Taeyong yang menjadi selingkuhan ayah Jaehyun, dan bodohnya Jaehyun jatuh cinta pada selingkuhan ayahnya yang menghancurkan keluarganya