"Kita tidak bisa diam saja melihat anak kita tersiksa seperti ini!". Kata Jessica sambil terisak menangis.
Jessica sedang berdiri di depan pintu kamar Sehun anaknya, sedangkan Si Won sedang menahan pintu itu agar tidak dibuka oleh seseorang yang kini sedang mengamuk di dalam sana.
"Kita harus menelfon pihak rumah sakit jiwa!". Kata Si Won.
"Apa kau sudah gila? Kau akan membiarkan anakmu di sana? Sehun tidak gila, anakku tidak gila!". Kata Jessica berteriak histeris.
Ia merosot ke bawah sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Si Won mengunci pintu kamar Sehun. Si Won segera menghampiri istrinya yang tengah menangis sesenggukan itu.
"Itu adalah jalan satu satunya Jessica, kau harus mengerti!". Kata Si Won dengan sabar.
"Kau hanya menutup matamu, aku akan mencari jalan selain membawa anak kita ke rumah sakit jiwa. Anakku tidaklah gila!". Kata Jessica penuh amarah.
Jessica bangkit dari sana dan pergi meninggalkan suaminya.
***
Taeyong sedang berada di sebuah taman bunga tulip saat ini, ia di sana bersama Jaehyun. Mereka berdua tengah duduk di sebuah bangku bercatkan putih, bunga tulip berwarna kuning dan merah itu sangat indah. Taeyong menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun, Jaehyun tersenyum cerah. Suasana di taman saat ini sedang sedikit berkabut. Tak ada perbincangan di antara keduanya, mereka hanya tengah menikmati suasana di sana, tak ada seorangpun di sana selain mereka.
Dari kejauhan Taeyong melihat seorang lelaki lebih dewasa berjalan ke arahnya, lelaki itu tersenyum kepada Taeyong. Taeyong mengernyit kala lelaki itu kini tengah berdiri di hadapannya. Taeyong menoleh ke arah Jaehyun, Jaehyun hanya tersenyum kepada Taeyong. Taeyong berdiri dari duduknya, lelaki itu menyentuh wajah Taeyong dan mengusapnya.
"Taeyongieku, aku bahagia melihatmu. Aku melakukannya karena aku mencintaimu!". Kata lelaki tersebut.
"Si siapa kamu?". Tanya Taeyong tak mengerti.
Bukannya menjawab pertanyaan Taeyong, lelaki itu justru pergi menjauh dari sana, hingga tak terlihat lagi karena kabut di sana semakin tebal.
"Jae..?".
Taeyong melihat Jaehyun yang juga berjalan menjauh dari Taeyong hingga Jaehyun tak terlihat lagi karena kabut semakin tebal.
"Jaehyun!".
"Hah.. Hah.. Hah.. !"
Taeyong tiba tiba saja terbangun dari tidurnya. Keringat membasahi rambutnya. Hingga ia menyadari hari sudah pagi sekarang.
"Mimpi apa itu?". Gumam Taeyong masih mengatur nafasnya.
"Ah... Kepalaku sakit!". Kata Taeyong sambil memegang kepalanya.
"Study well baby!". (Bayangan Yunho ketika mengantar Taeyong ke sekolah barunya).
"Jadilah jalangku!". (Bayangan Jaehyun)
"Apa yang kau inginkan? Mobil mewah? Mansionku? Perusahaanku? Semua akan kuberikan asal jangan meninggalkanku!". (Bayangan Yunho).
"Maukah kau mati bersamaku Taeyong?". (bayangan Jaehyun).
Rekaman ingatan ingatan yang terpotong potong itu seperti kaset rusak berputar di ingatan Taeyong.
"Ah ssakit!".
Taeyong terus memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah itu. Beberapa potongan memori berputar membentuk sebuah teka teki di sana. Ini sangat pusing bagi Taeyong. Taeyong tidak bisa menahannya lagi, air mata mulai mengalir dari matanya karena rasa sakit dari kepalanya itu sangatlah luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful and Bitchy | Jaeyong
Fiksi PenggemarJaeyong shipper area. Homophobic dilarang baca! Mengandung unsur bxb 18+! Tentang Taeyong yang menjadi selingkuhan ayah Jaehyun, dan bodohnya Jaehyun jatuh cinta pada selingkuhan ayahnya yang menghancurkan keluarganya