BAB 7

8.7K 876 73
                                    

Bab ini 200 vote dan 35 komentar ya. Komen sesuai isi cerita!

Btw, e-book open the door sudah bisa di pesan, ya! Bab 1 sudah aku publish di wattpad dan spill Bab lainnya bisa kalian cek di IG aku.

Ig : JENLISAGARISTINTA

Selamat membaca lagi!

***

Dari sudut matanya, Lisa melihat Rosé lari terburu-buru memasuki area perbelanjaan. Konyol, hanya itu yang ada di pikiran Lisa. Dia terkekeh sambil menunggu Rosé menghampirinya.

"Hai! Maaf, apakah aku terlambat?" Rosé bertanya dengan nafas terengah-engah.

"Ya, sangat." Lisa melirik arlojinya sambil menggelengkan kepalanya.

"Maaf. Tadi Jisoo ada di tempatku, dia menahanku dan aku..."

"Ya, ya, ya. Aku mengerti. Masa pacaran memang indah. Sekarang ayo, aku butuh bantuanmu. Sebelumnya, terima kasih sudah datang meski kau sedang sibuk dengan pacarmu." Lisa memutar mata sebal di akhir kalimat.

"Serius, kau juga perlu melakukan seks agar tidak se-sensi ini." Gerutu Rosé.

Seringkali Lisa mengomentari kehidupan seks Rosé yang bergairah. Tapi ketika Rosé menyuruh Lisa setidaknya mencoba satu kencan, wanita itu selalu menolak dengan keras.

Lisa mengabaikan ucapan terakhir Rosé dan membawa wanita itu menaiki eskalator. Mereka mengitari beberapa tempat perbelanjaan sebelum Lisa menemukan tempat pakaian anak.

Selain pakaian, ada juga banyak mainan yang berjajar disana. Rosé bingung dan menghentikan langkah Lisa.

"Apa kau pernah berurusan dengan seorang anak?" Tanya Lisa tiba-tiba.

"Kau meledekku, ya? Aku bahkan belum menikah! Tapi tunggu, kau... apa kau diam-diam memiliki anak yang tidak aku ketahui?!" Rosé menjerit.

Beberapa pengunjung menoleh ke arah mereka dan Lisa dengan panik menutup mulut Rosé dengan telapak tangannya, melotot mengancam pada sahabatnya.

"Tidak, bukan aku! Tentu saja aku tidak seperti itu!"

Rosé langsung menghela nafas. "Syukurlah." Gumamnya tapi kemudian kenyataan menghantam ketika dia menatap Lisa lagi. "Jadi, kenapa kau pergi ke toko anak?"

"Aku akan menghadiri ulang tahun." Lisa akhirnya menarik Rosé masuk ke dalam toko. "Menurutmu kita membeli mainan atau pakaian? Atau keduanya? Apa yang di sukai Leo, ya?"

"Leo? Tunggu, ini bukan Leo anak Jennie kan, Lisa?" Rosé menarik tangan Lisa, suaranya penuh ancaman.

"Memang anak Jennie. Leo siapa lagi yang kau ketahui? Lagipula, aku tidak pernah berurusan dengan anak-anak. Mana mungkin aku mengenal anak kecil. Yah kecuali..."

"Kau gila! Apa yang terjadi?! Kenapa kau membelikannya hadiah?! Tunggu, sial! Kepalaku sepertinya mau pecah!" Seru Rosé sambil memegang kepala dengan tangannya.

Lisa hanya melirik lalu kembali berjalan mengitari mainan yang berjajar. Kepalanya menoleh ke samping ketika dia menyadari Rosé sudah berada di sampingnya.

Seperti dugaannya, Rosé hanya mendramatisir suasana saja. Reaksinya terlalu berlebihan.

"Anggaplah belakangan ini Jennie dan anaknya sedikit banyaknya mengacaukan pikiranku." Gerutu Lisa menelusuri jari ke jajaran mainan.

"Oh, gila. Ini gila sekali. Sejak kapan, Lisa? Kau tidak mengatakan apapun padaku."

Apa sebabnya dia harus mengatakan hal itu? Bahwa dia ternyata bertemu dengan mantan istrinya dan anak dari orang lain. Dia harus menceritakan bahwa pikirannya kembali berantakan karena kedatangan mereka?

JENLISA - LOLIPOP (Gip) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang