BAB 42

6.3K 796 45
                                    

Ketika Jennie tiba di rumah, dia agak terkejut karena mobil Lisa sudah terparkir di halaman rumah tetapi dia tidak melihat Lisa dimana pun, kecuali ketika dia melewati ruang kerja Lisa, lampunya terlihat terang.

Jennie makan malam tanpa bertanya apakah Lisa juga sudah menyelesaikan makan malamnya. Namun saat dia melihat Dara membawa piring kotor dari arah anak tangga, Jennie tahu jika Lisa baru saja menyelesaikan makannya.

Sendirian, di dalam ruang kerja.

Setelah makan malam selesai, Jennie pergi ke kamar Leo untuk memeriksa putranya dan ketika dia kembali keluar dari kamar Leo, dia melihat Sehun baru saja keluar dari ruang kerja Lisa dengan wajah muram.

"Sehun, ada apa?" Tanya Jennie melangkah mendekat pada pria itu.

"T-tidak apa-apa, Ny Manoban. Permisi dulu. Aku harus pulang." Gumam pria itu sambil terus menunduk.

"Pulang? Kenapa kau pulang?" Tanya Jennie heran.

Karena ya, semua pekerja di sini memiliki kamar di sisi lain halaman. Di sebelah rumah besarnya, ada beberapa tempat yang di buat khusus agar para pekerja istirahat.

Salah satunya Sehun. Karena pria itu aktif membawa mobil dengan segudang kesibukan Lisa, lelaki itu hampir tidak pernah pulang.

Wajar saja, mendengar kata pulang dari mulut Sehun membuat Jennie heran.

"A-aku tidak bekerja di sini lagi, Ny Manoban." Jawab Sehun pelan.

"Tidak mungkin! Kenapa begitu?"

Sehun hanya menggelengkan kepalanya lemah dan mata Jennie tertuju pada pintu ruang kerja Lisa yang tertutup. Dia mendengus, langsung tahu alasannya.

Lisa cemburu dan sekarang dia memecat Sehun? Wanita gila.

"Biar aku bicara dengannya." Ujar Jennie sambil mengambil langkah marah ke dalam ruangan Lisa.

Brakkk!

Jennie membanting pintu di belakangnya dengan kasar. Akan tetapi, Lisa sama sekali tidak terlihat terkejut akan gerakan itu seolah tahu Jennie akan datang dengan keadaan yang begitu marah.

Lisa begitu tenang, seolah dia telah mengontrol emosinya. Dia menutup laptop dan mengangkat pandangan.

Tatapan tenangnya bertemu dengan tatapan marah Jennie yang menggebu-gebu. Sial, bisa-bisanya dia tenang setelah membuatnya sangat marah?

"Jangan bertindak konyol, Lisa. Kamu tidak punya hak untuk memecat dia hanya karena dialah orang yang menemaniku seharian ini! Tarik lagi ucapanmu!" Jennie mengambil langkah cepat ke arah Lisa ketika Lisa berdiri dan berjalan ke arahnya juga.

Mereka bertemu di tengah ruangan, saling berdiri, tapi Jennie mundur ketika Lisa terus melangkah ke arahnya.

Tatapannya berbahaya. Itu adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Kemarahan Lisa di balik sikap tenangnya.

Jennie mengerang ketika punggungnya terbentur dinding.

"Apa?" Suara Lisa serak dan dalam. "Sekarang, kau lebih suka menjauh dariku? Begitukah?"

"Kamu telah bertindak konyol, Lisa. Hanya karena perasaan cemburumu itu, kamu telah menyalahgunakan kekuasaanmu."

"Aku berhak memecat orang yang sudah membuatku merasa tidak aman." Ujar Lisa sambil menghela nafas.

"Itu masalahmu. Apa semua orang harus mengerti betapa tidak amannya kamu? Egois!" Desis Jennie.

Sejenak mata Lisa melebar, mungkin terkejut dengan betapa kasarnya ucapan Jennie. Lalu tiba-tiba dia menekan dirinya pada Jennie, sesuatu dalam dirinya memberontak dalam kemarahan.

JENLISA - LOLIPOP (Gip) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang