BAB 40

7.3K 700 22
                                    

Syukur tak terhingga di lakukan oleh Jennie karena semakin hari, keadaan Lisa semakin membaik. Bahkan sikap sensitifnya semakin hari mulai menghilang, bahkan dia sibuk lagi dengan pekerjaannya.

Bagian terburuknya ialah, Lisa kembali menjadi Lisa yang gila bekerja. Dia seolah-olah tidak pernah tertembak sebelumnya. Pacarnya begitu sibuk pergi pagi dan pulang larut malam.

Suatu hari, kehamilan Jennie menginjak 3 bulan kurang satu minggu. Beberapa minggu ini Jennie biasanya mewajarkan Lisa yang sangat suka bekerja.

Namun pada hari itu, Jennie kesal. Malam hari Lisa pulang larut malam dan langsung tidur dan pagi harinya, dia tidak menemukan Lisa di mana pun.

Dia pergi ke dapur dan hanya menemukan Leo dan Dara. Karena dia telah kembali ke rumah Lisa sejak Lisa kembali bekerja, dia hanya bisa menemukan mereka berdua hari itu.

"Dara, apakah Lisa sarapan sebelum pergi?" Tanya Dara sambil mencium pipi Leo dan duduk untuk mengambil sarapan nasi goreng untuk pagi itu.

"Tidak, Jennie. Tapi aku melihat bekas piring kotor di wastafel. Sepertinya dia sarapan sebelum aku bahkan sempat bangun." Ujar Dara memberitahu.

Sepagi itu? Biasanya Dara tidak pernah bangun lebih dari jam 6 pagi. Namun melihat Lisa sepertinya pergi begitu pagi hampir setiap hari membuat Jennie mulai merindukan sosok Lisa.

"Oh, dia sepertinya punya proyek besar yang membuat dia harus pergi sepagi itu, kan?" Gumam Jennie bingung.

"Sepertinya begitu." Balas Dara yang tentu tidak tahu apa-apa tentang bosnya.

"Baiklah. Bisakah kamu menyiapkan beberapa bahan makanan? Aku akan memasak makan siang untuk Lisa."

Tidak ada pilihan lain. Mereka tidak pernah lagi makan bersama sebagai keluarga di meja makan. Jennie memutuskan untuk pergi ke kantor Lisa.

Lagipula kapan terakhir dia memasak sendiri untuk Lisa? Sepertinya sudah lama sekali, kan?

Kehamilan Jennie membuatnya sensitif terhadap beberapa bumbu dan bau-bauan. Tapi pagi ini, mualnya mereda. Sepertinya memasak beberapa menu untuk Lisa tidak akan menjadi masalah.

"Kau yakin? Aku bisa memasak untuk siang ini jika kau terlalu lelah." Ujar Dara yang mengetahui masalah kehamilan Jennie.

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak mual hari ini. Sementara itu, Leo?"

Leo, membuat Jennie cukup kesal karena sejak Bambam memperkenalkannya pada gadget, anaknya itu begitu fokus pada ipad yang di berikan pamannya itu. Sering kali, dia tidak mendengarkan apa yang sedang orang sekitarnya tengah bicarakan.

Seperti saat ini. Leo tidak menoleh ketika Jennie memanggilnya. Jennie menghela nafas dan mengambil ipad dari meja makan.

Barulah, Leo menoleh dan wajahnya terlihat kesal saat sang mama merebut kesenangannya.

"Mama! Aku sedang menonton! Berikan padaku!" Leo membulatkan mata, kesal, melotot, berusaha memperlihatkan ekspresi menakutkan pada Jennie.

"Tidak." Balas Jennie tajam. "Hari ini kamu bermain dengan aunty Chiquita tanpa gadget. Aku akan menyitanya mulai hari ini."

"Tapi kenapa?"

"Karena kamu terlalu fokus pada gadgetmu! Kamu seperti mommy-mu tahu? Jika fokus pada sesuatu, kalian tidak pernah peduli pada sekitar!"

"Aku memang anak mommy, tidak salah jika aku memang mirip dengannya. Sekarang kembalikan!"

Jennie tidak mendengarkan dan tetap pada keputusannya. Leo cemberut, merajuk sampai Dara menyodorkannya sepiring makanan, anak itu mendorong piringnya menjauh.

JENLISA - LOLIPOP (Gip) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang