Extra Chapter 1

621 69 4
                                    

Satu bulan setelah Mew melamar Kana, kini mereka disibukkan dengan persiapan pernikahan. Orangtua mereka cukup mengundang banyak tamu karena ya memang dari keduanya adalah keluarga terpandang.

Kana yang sedang fitting baju bersama Mew tiba-tiba menghela nafasnya. Mew mendengar itu dan segera menghampiri kekasihnya itu. "Ada apa sayang?" Mew bertanya tak lupa tangannya mengelus lembut surai hitam Kana. Kana tak menjawab, dirinya langsung berhambur ke pelukan Mew membuat sang empu bingung.

"Ada apa sayang ayo bilang sama kakak? " Mew tak mendapatkan jawaban, namun terdengar sedikit isakan disana. " Hey kenapa nangis? " Paniknya dan langsung memandang wajah Kana yang merah.

"Hiks Kana lelah kak, Kana ingin bobo." Sungguh menggemaskan Kana ini, ternyata dirinya lelah hingga menangis. "Sayang kirain kenapa, kakak sudah khawatir hmm.. " Mew berbicara dengan lembut dan setelahnya mengajak Kana untuk pulang. Masalah fiting baju, untung saja mereka sudah menemukan yang cocok.

...

Hari pernikahan pun tiba, Kana yang sedang dirias daritadi memainkan jemarinya gugup. Tak lama orangtua Kana masuk kedalam menghampiri anak manisnya itu. "Sayang.. " Panggilan itu membuat Kana menoleh dan setelahnya tersenyum. "Mamah Kana deg-deg an. " Lirihnya sambil memeluk mamahnya namun posisinya masih duduk dan mamahnya berdiri.

"Iya mamah ngerti sayang, jangan takut ada papah dan mamah disini okey? " Kana menganggukkan kepalanya. "Anak papah sudah besar ternyata, sepertinya kemarin masih sering merengek seperti bayi. " Ucapan sang papah membuat Kana memajukan bibirnya. " Kana bukan bayi papah, Kana sudah besar. " Kekehan kedua orangtua Kana terdengar karena jawaban anaknya itu.

"Iya iya nanti sudah bukan bayi papah dan mamah lagi tapi jadi bayinya kakak benar bukan? " Kana mengangguk hebat karena ucapan papahnya benar. Kedua orang tuanya bersyukur anaknya yang memiliki trauma cukup besar sudah menemukan orang yang tepat.

"Sayang bahagia selalu bersama kakak , jangan sungkan untuk bercerita dengan kami karena kami masih orangtua Kana. Kana tetap anak papah dan mamah. " Mata Kana berkaca-kaca mendengar tuturan dari sang papah, Kana langsung berhambur memeluk keduanya. " Kana sayang dengan papah dan mamah, sayang sekali hiks. "

...

"Widihh ganteng juga nih anak papi." Mew yang sedang gugup diruang makeup pun kaget mendengar itu. "Papi apaan sih ngagetin aja, lagi gugup nih. " Kesal Mew membuat Papinya tertawa.

"Gak usah gugup kali kak, kaya apa aja." Maminya ikut menggoda Mew membuatnya mendengus kesal. "Keluar aja kalian kalo mau godain Mew doang. " Mew mengusir kedua orangtua nya. " Heh dosa banget kamu ngusir, emang berani ke altar sendirian? " Tanya Maminya dan Mew menggeleng.

"Gitu gayaan ngusir kak, sini deh Mami pengen peluk. " Maminya merentang kan tangan dan Mew menghambur kedalamnya. "Hmm sudah gentle ternyata anak mami, sudah mau menikah. " Maminya menatap wajah Mew disana.

"Kak jaga Kana dengan baik ya, kakak sudah paham kan bagaimana trauma Kana, mami yakin kakak bakal jadi suami yang baik nantinya. Jangan merusak kepercayaan orangtua Kana kak. " Ucap sang mami membuat Mew mengangguk.

"Pasti mi, Mew bakal jaga Kana sebaik mungkin dan gak bakal merusak kepercayaan semuanya. " Jawab mew yakin. " Harus dong anak papi kan keren. " Sahut papi Mew dan Mew hanya tersenyum.

☀🌻

Mew dan Kana sudah melangsungkan pernikahannya, kini keduanya sudah berada dikamar hotel yang digunakan untuk resepsi tadi. Kana sedang duduk di pinggir kasur dengan gugup. "Hum kenapa Kana takut, kakak lama sekali mandinya ish." Kana bergumam sendiri merasa gugup.

Ceklek!!

Mew keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Tubuhnya sudah tertutup kaos polos putih dan celana pendek. Dirinya mendekat ke Kana yang terlihat sekali gugup disana.

"Sayang.. " Kana yang sedang duduk termenung kaget mendengar panggilan itu. "Kakak kaget ish." Kesal Kana membuat Mew terkekeh. "Lagian kenapa sayang diam saja? " Pertanyaan Mew membuat Kana berfikir.

"Duh gimana jawabnya ya." Batin Kana.

Mew mengerti istrinya ini sedang gugup dan ide jail muncul di otaknya. Mew mendekat kearah Kana, dia duduk tepat disebelah Kana. Namun, tak disangka Kana nya malah menjauh. "Sayang kok menghindar , dosa loh menghindari suami." Tegur Mew membuat Kana mendongak. "Iya kakak? Kana takut tau." Ujarnya membuat Mew merasa gemas.

"Kata mild kalau sudah menikah nanti kakak dan Kana main tusuk tusuk an, nanti kalau Kana meningg hmphhh.. " Belum selesai Kana menjelaskan, Mew sudah membungkam bibir itu dengan bibirnya.

"Ngomongin apa sayang jangan aneh aneh, kakak cium lagi nih kalau ngomong yang gak jrlas." Kana menggeleng dengan ucapan Mew, dirinya langsung berbaring dan menutup semua tubuhnya dengan selimut.

Mew mendekatkan wajahnya di wajah Kana yang tertutup itu dan membisikkan sesuatu.

"Kakak unboxing kalau Kana sudah siap."

Hai Hai aku kasih extra chapter yaa, karena di story aku satunya bingung banget mau di konflik in gimana😌

Jangan lupa vote dan komennya, nanti aku kasih NC dan kalau mengizinkan aku buatin vers pdf biar ada gambarnya 😁 murah ajah nanti gak mahal😚

See you

Pandangan Pertama (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang