Langit Univers seson 1
Aku hanyalah perempuan akhir zaman yang sedang berusaha menahan diri untuk tidak ikut masuk ke dalam lubang kemaksiatan. Tapi, Allah lebih tahu bagaimana cara mencintai setiap hamba-Nya.
~Alesa Tirta Negara
Lantas, bagaimana k...
“Paling tidak selawat itu harus dibacakan sehari semalam sebanyak 313 kali sesuai dengan jumlah anggota tubuh kita.” [Syekh Fadhil Al-Jilani ]
☪︎☪︎☪︎
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duduk berdiam diri di atas gelaran sajadah saat sepertiga malam adalah hal yang paling menenangkan setelah tidur dengan mimpi indah. Satu per satu butiran tasbih bergulir secara bergantian. Suara jarum jam berdetak mengisi kesunyian di sepertiga malam kali ini. Kipas angin sengaja di nyalakan untuk mengurangi kesunyian. Netranya setengah tertutup itu, di paksakan terbuka bersamaan dengan gumaman yang keluar dari bibir pucatnya.
“Shallallaahu 'ala Muhammad.”
Sedari tadi afalan selawat Jibril tak pernah lepas dari bibir pucatnya, sekalipun kedua matanya perlahan tertutup dan suaranya semakin melirih, dan gulir tasbih semakin melambat. Melafalkan selawat Jibril sebanyak 313 di sepertiga malam, setelah salat sunah tahajud, insya Allah, semua hajat yang kita minta akan di kabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
“Allahumma salli 'alaa sayyidinaamuhammadinwa'alaa aali sayyidinaamuhammadin. Ya Allah, segala puji bagi-Mu Tuhan semesta alam. Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, ampunilah dosa-dosa yang telahku perbuat, baik yangku sengaja ataupun tidak, baik yang besar ataupun yang kecil. Ya Allah, ampunilah dosaku di saat hamba melarang aturan agama-Mu. Ya Allah, kuatkanlah iman setipis tisu ini dan kuatkanlah pendirianku untuk selalu berada di jalan lurus-Mu. Dunia semakin tua, zaman sudah berakhir... “
Dan berbicara kepada Allah subhanahu wa ta'ala di tengah kesunyian adalah hal paling menenangkan dan melegakan. Sejauh manakah engkau berbagi cerita kepada-Nya?
☪︎☪︎☪︎
Kedua mata Lesa terbelalak melihat jam dinding tepat di atasnya. Pukul setengah enam, terlambat. Ia sudah terlambat untuk menunaikan salat subuh. Mukena masih melekat di tubuhnya, tasbih kecil berjumlah tiga puluh tiga juga masih di genggamannya. Lebih parahnya lagi, ia tertidur di atas sajadah setelah salat sunah tahajud, tadi.
Buru-buru ia bangun, seketika dunianya gonjang-ganjing. Berputar. Penderita darah rendah pasti tau apa yang di rasakan Lesa. Spontan ia menunduk, memegangi lututnya. Membiarkan darah yang berada di otaknya perlahan mengalir ke seluruh tubuhnya.