بسم الله الرحمن الرحيم
اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد
☪︎☪︎☪︎
"Haram hukumnya mewajibkan sesuatu yang sunah."
[DBLS]
☪︎☪︎☪︎
Lantunan ayat suci Al-Quran mengalun lembut di Indra pendengaran. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan merasakan ketenangan baik raga maupun jiwa. Ketepatan tanda baca dan ketepatan pelafalan huruf hijaiah membuat siapa saja kagum dibuatnya. Ditambah lagi sedikit murotal yang membuatnya semakin indah didengar.
Petang sudah tiba sejak beberapa jam yang lalu, tapi pemuda ini tak berniat untuk beranjak barang selangkah pun dari atas gelaran sajadahnya. Pakaian yang di kenakan pun masih lengkap. Baju kemeja warna putih dipadukan dengan sarung hitamnya. Hanya saja, peci yang seharusnya di atas kepala, kini sengaja di letakkan di atas pangkuannya.
"Sodakallahul azim."
Usai menutup bacaan dengan bacaan sodakallahul azim, pemuda itu mencium Al-Quran tepat di kening, hidung dan, bibirnya sebanyak tiga kali. Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya diketuk.
"Jul, dicariin. Katanya mau latihan hadroh."
"Astagfirullah, lupa."
Buru-buru pemuda itu melipat sajadahnya dan meletakkan Al-Quran di atas rak buku paling atas dan tergesa membuka pintu. Kakaknya sudah berjalan menjauh dari pintu kamarnya.
"Mas," panggilnya memberhentikan langkah kakaknya-Mas Galuh.
"Allahhuakbar, Putra Julian. Udah di tunggu dari tadi sama temanmu. Buruan!"
"Kalau orang ngaji itu jangan di suruh cepet, nanti gak nikmat."
"Lagian kan udah selesai, kan?"
"Iya juga, sih."
Julian mempercepat langkahnya, ternyata benar. Rifat, salah satu teman perkumpulan hadrohnya, pemuda itu duduk anteng di kursi ruang tamu sembari membaca, entah apa, Julian tak tahu.
"Tumben ke rumah? Biasanya telpon, kenapa?" tanya Julian memilih mendudukkan dirinya di depan Rifat.
"Gak tau kenapa, pengen main aja. Sama mau bilang, tadi setelah yasinan rutin malam jumat, kata pak ketua kita di undang buat pengajian di Masjid An-Nahdliyah."
"Kapan?"
"Besok sore, jadi gue ke sini sekalian ngajak latihan."
"Dadakan banget?"
"Ya mana gue tahu, nderek dekengan e pusat mawon. Tumben tadi gak berangat rutinan, kenapa?"
[Ikut pusat aja.]
Julian menggeleng sebari tersenyum kecil, "Lagi pengen yasinan di rumah aja."
"Kok gak percaya? Jangan bilang karena menghindari sesuatu?"
"Emang kapan aku berbohong?"
"Gak ada yang tahu, kan?"
"Kalian memang gak tahu, tapi Allah tahu."
☪︎☪︎☪︎
Apa yang menjadi perbincangan Julian dengan Rifat kemarin sore ternyata ada benarnya. Waktu itu telah tiba. Grup Hadroh Sekar Jagat sudah ada di atas panggung sejak usai salat isya berjamaah di masjid. Mereka sibuk mempersiapkan alat yang biasanya mereka gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Subuh (Seson 1||SELESAI)
Teen FictionLangit Univers seson 1 Aku hanyalah perempuan akhir zaman yang sedang berusaha menahan diri untuk tidak ikut masuk ke dalam lubang kemaksiatan. Tapi, Allah lebih tahu bagaimana cara mencintai setiap hamba-Nya. ~Alesa Tirta Negara Lantas, bagaimana k...
