بسم الله الرحمن الرحيم
اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد
☪︎☪︎☪︎
"Dua rakaat (salat sunah qobliyah) subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya."
[HR. Muslim]
☪︎☪︎☪︎
Bertepatan dengan azan subuh berkumandang kedua mata Lesa terbuka. Kedua mata bulatnya langsung di suguhkan dengan rapinya tatanan genteng di atasnya. Dan telinganya mendengarkan alunan indah dari toa masjid.
"Alhamdullillah, aku masih di kasih kesempatan hidup sama Allah. Buktinya aku masih bisa bangun pagi."
Karena tak mau waktu subuhnya habis seperti hari-hari sebelumnya, Lesa langsung bangun. Sebelum beranjak ia melipat selimut dan merapikan tempat tidurnya dan meminum satu teguk air putih yang sengaja ia sediakan di kamarnya. Kebiasaannya setelah bangun tidur.
Dengan perlahan ia membuka pintu kamarnya agar tidak menimbulkan suara dan tak membuat orang rumah terbangun. Ia berhenti di ambang pintu bersender sebentar. Efek bangun tidur tidak mengumpulkan nyawa ya begitu, suka ngelag kalau mau salat subuh.
"Mukena gue njir. Eh, astagfirullah. Gak boleh mengumpat."
Begitu mengambil mukena Lesa kembali keluar kamar dan berjalan menuju pintu utama rumahnya. Ia akan salat berjamaah di masjid dekat rumahnya. Sepertinya Lesa tidak memiliki bakat maling, buktinya saat membuka pintu utama rumahnya ia berhasil membangunkan bapaknya yang tidur di ruang utama rumah.
"Waduh, maaf Pak," lirih Lesa menatap bapaknya yang terbangun menatapnya sejenak lalu kembali tertidur.
Dengan segera Lesa keluar rumah dan tak lupa menutup pintunya kembali, tanpa menguncinya. Lagian, siapa yang mau maling rumahnya tak ada apa-apanya? Hanya maling gabut saja yang berani maling rumahnya.
Usai mengambil air wudu Lesa langsung berjalan meninggalkan rumah sembari memakai mukena di sepanjang jalan. Untungnya sepanjang jalan menuju masjid dekat rumahnya itu ada penerangannya, kalau tidak sudah di kira kuntilanak berjalan di pagi buta, mengingat mukena Lesa warnanya putih. Minusnya satu, sepi. Tak ada satu pun penghuni rumah yang keluar selain rumah Lesa. Entah sudah berangkat ke masjid atau baru siap-siap atau sibuk menyiapkan sarapan atau bahkan tidak bangun.
Lesa mempercepat langkahnya saat mendengar toa masjid sudah berganti menjadi pujian atau selawat untuk menunggu jamaah datang ke masjid.
Mungkin ini akan menambah pengetahuan kalian. Bahwa, ada satu amalan sebelum fajar yang tak pernah Rasulullah tinggalkan, yaitu salat sunah qobliyah subuh.
Sebagaimana yang di katakan Aisyah, Rasulullah bersabda:
"Dua rakaat (salat sunah qobliyah) subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya." [HR. Muslim]
Bahwa salat tersebut memiliki banyak keutamaan yang luar biasa, salah satunya adalah terhindar dari api neraka. Dan barang siapa yang melakukannya, insya Allah akan terhindar dari api neraka.
Tinggal beberapa meter lagi sudah sampai masjid. Dari arah rumah Lesa, timur masjid, tampak bulatan sempurna di atas langit warna oranye kemerahan. Subhanallah, sungguh indah ciptaan-Mu itu, Tuhan. Setiap langkah kaki tak lepas dari pujian kepada-Nya.
"Maasyaa ... "
Kalimat pujian Lesa menggantung tatkala kedua netranya tak sengaja saling tatap dengan netra lelaki yang berjalan ke arah timur, menuju ke masjid. Laki-laki remaja yang memakai kemeja putih sarung hitam polos dan peci hitam. Sungguh, aura laki-laki yang memakai pakaian seperti itu tak bisa di tolak. Tanpa sadar langkah kaki mereka berhenti secara bersamaan. Seperti ada benang tak kasat mata yang mengikat kedua pasang netra mereka hingga tak mau berpaling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Bawah Langit Subuh (Seson 1||SELESAI)
Fiksi RemajaLangit Univers seson 1 Aku hanyalah perempuan akhir zaman yang sedang berusaha menahan diri untuk tidak ikut masuk ke dalam lubang kemaksiatan. Tapi, Allah lebih tahu bagaimana cara mencintai setiap hamba-Nya. ~Alesa Tirta Negara Lantas, bagaimana k...
