8. pria aneh

2.1K 45 0
                                    

Setelah kejadian ribut kecil dan berakhir Satria menampar pipi alina Perempuan itu menjadi pendiam tidak seperti biasanya, menurut alina lebih baik ia jadi pendiam daripada banyak bicara dan komentar. Rasanya sudah sangat capek menghadapi sikap ikbal yang kasar, pipinya sampai sekarang masih membekas merah padahal sudah tiga hari setelah kejadian itu.

Alina langsung turun dari mobil Ikbal berlari meninggalkan ikbal yang menyuruhnya berhenti, alina tidak mau mendapat serangan ciuman ikbal. Alina duduk di kursi belakangnya menelengkup kan wajahnya di kedua tangannya. Ia ingin kembali seperti dulu dimana ia merasakan ketenangan walaupun serba kekurangan dalam ekonomi.

"Lin, are you oke?" Tanya ela menoleh kebelakang menatap alina yang akhir-akhir ini lebih banyak diam.

"Baik" jawab alina tersenyum tipis.

"Kalau ada apa-apa cerita sama gue jangan sungkan" ujar ela.

"Ya. Terimakasih" ucap alina.

"Eh, alina lo enggak daftar magang di PT Narendra?" Tanya teman kelas alina yang bernama mey.

"Aduh aku lupa kalau gitu aku daftar dul-----"

"Lin, enggak usah daftar percuma kita enggak bakal keterima magang di perusahaan terbesar di Indonesia otak kita aja minim banget" potong elas terlihat pasrah.

"Eh jangan gitu kita belum coba, aku daftar dulu nanti aku daftarin kamu juga semoga kita masuk" ucap alina langsung ke ruangan pendaftaran.

Alina langsung mengisi formulir yang tertera dalam hati ia semoga keterima itu perusahaan impiannya, alina berjalan keluar ruangan setelah daftar kakinya tidak sengaja kesandung tali sepatunya. "Eh ASTAGA.....!"

Happ.

Sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya menatap datar alina. "Hati-hati" ucap pria itu sambil melepaskan cekalanya.

"Eh makasih k-kak" ucap alina.

Pra itu tidak menjawab langsung berlalu begitu saja meninggalkan alina yang keheranan.

"Dingin banget" gumam alina membenarkan tali sepatunya. "Tapi ganteng juga hehe" kekeh alina.

***

Alina turun dari mobil ikbal selama diperjalanan alina hanya diam begitupun ikbal. Alina melepaskan sepatunya baru saja melepaskan satu sepatu tiba-tiba ikbal menarik paksa alina. "Eh apa?" Kaget alina.

Ikbal tidak menjawab ia menarik tangan kanan alina mencium pergelangan tangan alina. "Parfum siapa ini?" Tanya ikbal dengan suara dinginnya.

Alina meringis pelan. "L-lepas s-sakit kak" lirih alina berusaha melepaskan cengkraman ikbal yang semakin kuat.

"JAWAB GUE INI PARFUM SIAPA? KENAPA WANGI PARFUM PRIA?" tanya ikbal suaranya memburu.

"A-alu tidak tau ini parfum si----"

"Jawab atau gue tusuk perut lo" ancam ikbal mengeluarkan pisau tajamnya mengarahkan ke perut alina.

Alina bergetar ketakutan sebisa mungkin ia mengingat siapa yang bersentuhan tangan dengan dirinya. "I-itu parfum k-kakak kelas aku-----"

"Pria?" Tanya Ikbal napasnya memburu.

Alina mengangguk takut.

Ikbal mendorong alina ke sofa mengambil kater kecil tersenyum miring. "Karena lo berani bersentuhan dengan pria lain gue mau lukis tangan lo" ujarnya menatap alina lekat.

Devil IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang