17. Alek

1.7K 32 1
                                    

Ikbal menatap istrinya yang sedang membuatkan nasi goreng sebenernya ikbal khawatir alina kenapa-kenapa tapi ia terus dipaksa alina walhasil ia mengizinkan alina masak untuk kali ini.

Alina begitu lihai dalam masak walaupun terus diganggu suaminya, alina mendengus kasar menahan tangan ikbal yang mengelus lehernya. "Diam ish nanti gosong nasi gorengnya" kesal alina.

"Pagi-pagi udah mesra-mesraan di dapur aja" ujar endra menatap anak dan menantunya.

"Eh papah" kaget alina membalikkan tubuhnya. "Alina lagi masak nasi goreng mumpung kak ikbal kasih izin" lanjutnya.

"Yasudah lanjutkan nanti kalian keruangan papah setelah sarapan yw" ucap Endra yang langsung mereka angguki.

"Tumben" gumam ikbal heran.

Alina langsung menyiapkan sarapan untuk suaminya dan dirinya karena mertuanya sudah sarapan lebih dulu, Ikbal melahap nasi goreng itu cepet ia penasaran dengan papahnya yang ingin bicara dengan mereka.

Selesai sarapan mereka langsung masuk ke ruangan endra menatap Endra dan nare yang sudah menunggu mereka. "Duduk" suruh nare.

Mereka duduk berhadapan dengan endra ikbal menatap papahnya. "Ada apa?" Tanya ikbal was-was.

"Jadi perusahaan papah yang di Australia lagi ada masalah papah minta tolong sama kamu urus kantor papah yang ada di sana, minimal dua minggu kamu di sana sambil cari tau siapa yang korupsi perusahaan papah" jawab endra.

Ikbal mendengus kasar. "Enggak! Ikbal enggak mau kenapa enggak papah aja sih yang kesana" dengus ikbal.

"Maunya gitu tapi papah ada banyak meeting di bulan-bulan ini, lagian cuma dua Minggu di sana" bujuk endra.

"Ikbal enggak mau jauh-jauh dari alina pah" jelas ikbal jujur.

Nare menatap alina. "Kamu enggak keberatan kan suami kamu pergi sebentar?" Tanya nare hati-hati.

Alina mengangguk cepat. "Enggak ko, aku enggak papah ditinggalin" jawab alina cepet.

Ikbal menoleh menatap dingin alina. "Ko lo enggak tahan gue sih?" Tanya ikbal kesal.

"Untuk apa? Lagian ini soal kerjaan mending kamu bantu papah----"

"Enggak alina, gue enggak mau" potong ikbal cepat.

Endra menatap anaknya dan menantunya. "Yasudah kalau kamu tidak mau papah tidak akan paksa kamu" pasrah endra.

"Ish kak----"

"Gue enggak mau titik, mending kita pulang aja" ajak ikbal menarik paksa alina. "Gue enggak mau jauh-jauh sama lo bisa-bisa lo kabur sama cowok lain" dumel ikbal mendorong alina masuk mobil.

***

Ikbal menarik alina duduk dipangkuan nya menatap alina yang asyik main game di ponselnya. "Lagi main game apa?" Tanya ikbal.

"Game masak-masakan kalau masak beneran enggak kamu kasih izin" jawab alina tanpa melirik suaminya.

Ikbal terkekeh kecil. "Nanti malam ada acara party ulang tahun teman gue lo mau ikut enggak?" Tanya ikbal.

"Ikut" jawab alina cepat.

Ikbal mendengus kasar. "Kenapa harus ikut sih mending lo di rumah aja deh" kesal ikbal.

"Tadinya aja jangan ngajak" kesal alina turun dari pangkuan ikbal.

Ikbal terkekeh kecil melihat istrinya marah. "Oke gue ajak asalkan lo jangan jauh-jauh sama gue" pasrah ikbal.

Devil IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang