31. potong rambut.

1.5K 34 1
                                    

Ikbal tidur sambil memeluk Kelly yang sudah bangun lebih dulu, sedangkan alina menyiapkan peralatan mandi untuk anaknya, walaupun kelly memukul-mukul wajah, ngomong sendiri khas anak bayi itu semua tidak membuat ikbal bangun dari tidurnya.

Alina geleng-geleng kepala melihat suaminya yang masih pulas tidur. "Bangun sayang udah pagi" Alina menepuk-nepuk pipi ikbal pelan untuk membangunkan suaminya.

"Hmmm" Gumam ikbal.

Alina duduk di samping Ikbal yang maish tidur. "Bangun udah pagi katanya kamu mau olahraga sama teman-teman kamu" Ucap alina.

"Enggak mau bangun sebelum di cium" Sahut ikbal khas suara bangun tidur.

Alina tersenyum tipis Ia langsung mencium pipi ikbal. "Bangun sayang" ucap alina mengelus pipi ikbal.

Ikbal membuka matanya menatap alina. "Mau olahraga berdua sama kamu aja deh di kamar gimana mau?" Tanya ikbal menaik turunkan alisnya.

Alina mencubit pinggang ikbal. "Kurang puas apa tadi malam kamu gempur aku sampai jam 3 pagi? Sekarang minta lagi? Sama kambing aja tuh" sewot alina.

Ikbal terkekeh kecil pria itu langsung duduk di kasur menatap alina. "Kurang, kalau bisa aku mau gempur kamu tiap jam sayangnya kamu gampang capek" ucap ikbal santai.

"Sayang ish" kesal alina.

Ikbal terkekeh kecil pria itu langsung membopong kelly. "Mamah kamu marah-marah aja" Adu ikbal pada kelly.

Alina tidak menyahut wanita itu langsung mengambil pakaian untuk ikbal. "Aku udah siapin baju kamu cepat mandi teman-teman kamu pasti udah nungguin" Ucap alina.

"Mau olahraga sama kamu aja sayang" rengek ikbal.

Alina membalikkan tubuhnya menghadap ikbal. "Aku potong Junior kamu mau?" Ancam alina.

Mata ikbal melotot sempurna. "Sayang jangan dong ini masa depan kita lho" teriak ikbal langsung masuk kamar mandi meninggalkan Kelly yang menangis kaget di kasur.

***

Alina menemani suaminya potong rambut karena rambut ikbal sudah panjang, alina tidak suka rambut ikbal panjang. "Kalau gini kan makin ganteng" puji alina puas melihat rambut ikbal yang kembali seperti semula.

"Niatnya mau di panjangin tapi karena ini permintaan kamu terpaksa aku potong" Ucap ikbal miris melihat rambutnya kembali dipotong.

"Oh jadi kamu nyesel gitu?" Tanya alina sewot

Ikbal menggeleng cepat. "Enggak sayang, aku enggak nyesel kamu jangan salah paham terus" Jawab Ikbal menahan kesal.

"Dasar nyebelin" kesal alina keluar salon meninggalkan ikbal yang menghala napas berat.

"Astaga! Salah lagi" Lirih ikbal ikut kesal menyusul Istirnya yang sudah masuk mobil lebih dulu.

Ikbal tidak melirik alina yang terus menatap luar jendela. "Jangan marah terus dong aku capek cari cara bujuk kamu" Ucap ikbal.

"Yaudah jangan dibujuk ribet amat" Sinis alina.

"Mana mungkin aku membiarkan istri aku marah lama-lama, bisa-bisa saya........enggak dapat jatah" Gumam ikbal yang masih terdengar jelas di kuping alina.

"Otaknya isinya mesum terus heran" Dumel alina.

"Normal daripada punya suami tapi enggak normal emangnya kamu mau aku tidak normal?" Tanya ikbal.

"Cari yang lain lah ribet amat" Jawab alina santai.

Mata ikbal membulat sempurna mendengar jawaban santai istrinya. "SAYANG" pekik ikbal

***

Ikbal melengos enggan menatap wajah Istrinya, ikbal pura-pura sibuk bermain dengan anaknya yang maish bayi tidak tahu apa-apa. "Anak pintar bunyinya.....?"

"Hahaha" Tawa kelly.

"Hahah pinter nya anak papah" Puji ikbal mencium gemes pipi kelly hingga anaknya tertawa terbahak-bahak.

Alina melirik ikbal yang meliriknya sinis. "Kenapa kamu yang sinis gitu? Aku lho yang lagi kesal sama kamu" Tanya alina heran.

"Anak pintar tidak nyebelin, anak baik tidak bikin orang kesal" Ucap ikbal mengajak bicara Kelly lebih tepatnya sindiran untuk istrinya.

Alina tahu suaminya sedang marah ia mengambil paksa kelly dari gendongan ikbal. "Kenapa kamu yang kesal? Harusnya aku yang kesal sama kamu" Tanya alina kesal.

"Apa sih geer banget kesal sama lo" Sinis ikbal.

Alina membulatkan matanya mendengar nama panggilan yang tidak seperti biasanya. "Lo? Sejak kapan kamu panggil aku lo?, berubah lagi?" Tanya alina tak suka.

Ikbal mengambil kembali kelly melirik sinis alina. "Terserah gue dong mau panggil lo siapa, mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot?" Sinis ikbal.

Alina memegang kedua pipi ikbal agar menghadapnya. "Kamu marah gara-gara ucapan aku yang di mobil itu?" Tanya alina.

"Enggak" Jawab ikbal bohong.

"Terus? Kenapa kamu jadi gini?" Tanya alina menatap lekat Ikbal yang terus menatapnya sinis.

"Enggak papa." Jawab ikbal menepis tangan alina mengelus pipi kelly yang langsung menguap lebar. "Istri yang memiliki perasaan tidak akan pernah berkata seperti itu, sekalipun suaminya nyebelin, istri akan memakluminya kalau suami sedang menginginkan nya lebih. Itupun kewajiban seorang istri memenuhi keinginan suaminya, lagian sama-sama menikmatinya juga" Ucap ikbal seakan berbicara dengan kelly yang tidur pulas.

DEG

Alina diam mendengar ucapan ikbal yang memang ada benarnya juga, alina meraih tangan ikbal menganggam erat. "m-maaf aku tidak bermaksud seperti itu, aku kesal sama kamu karena kamu nyebelin banget hari ini." Ungkap alina.

Ikbal menarik tangannya melirik alina. "Yang dikatakan kamu benar ko, aku memang terlalu nyebelin, suka paksa kamu, tapi tidak seharusnya kamu bilang 'cari yang lain' seharusnya kamu jangan bicara seperti itu. Aku juga punya hati walaupun 95% hati aku jahat tapi tetap saja aku punya hati, punya perasaan yang harus kamu jaga juga" Ungkap ikbal tenang.

Air mata alina menetes merasa sangat bersalah. "Hiks maafkan aku, a-aku janji tidak akan berkata seperti itu lagi aku ak-----"

"Tidak papa. Lagian aku juga salah ko" potong ikbal menatap alina menghapus air mata alina. "Jangan nangis saya tidak suka kamu menangis sedih seperti ini, saya lebih suka kamu menangis haru"

Alina langsung memeluk ikbal bersamaan dengan kelly yang tidur pulas dipangkuan ikbal. "hiks maafkan aku sayang, aku janji akan lebih baik dna bijak lagi sama kamu hiks" Isak alina.

Ikbal mencium puncak kepala alina. "Kita perbaiki sama--sama tanpa adanya saling salah menyalakan karena. Salah menyalahkan tidak akan ada yang menang maupun kalah"

Alina mencium pipi ikbal cukup lama. "kenapa kamu bijak banget hari ini?" Tanya alina heran.

Ikbal terkekeh kecil ia mengacak-acak rambut alina gemes. "Di kantor kemarin aku gabut banget jadi iseng baca buku assiten aku, terus aku baca eh kata-katanya bijak banget terus aku ungkapin ke kamu" jawab ikbal bangga pada dirinya.

Alina melongo mendengar pengakuan ikbal. "J-jadi t-tadi kamu bercanda sinis sama aku?" Tanya alina perasaan tidak enak.

Ikbal mengangguk pelan. "Iya, mau coba ngatasin istri yang sedang marah, eh malah kamu yang merasa bersalah dan minta maaf dulu, hahah" tawa ikbal.

***

Devil IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang