Ikbal menatap alina dengan senyum tipis melihat alina yang masih tidur pulas dipangkua nya semalaman alina mengeluh kalau buah dadanya sakit dan bengkak, entahlah penyebabnya apa yang jelas alina terus menangis. Ikbal terus membujuk alina supaya mau diperiksa dokter tapi alina menolaknya.
Ikbal menatap baju alina yang basah bagian dada senyum miringnya muncul, tidak sia-sia memberikan obat supaya buah dada alina mengeluarkan ASI.
Ya. Ikbal sengaja membelikan obat supaya bagaian dada alina mengeluarkan cairan yang tidak lain tidak bukan ASI. Seharusnya hanya untuk orang menyusui tapi bukan ikbal namanya kalau tidak melakukan eksperimen secara langsung. Ikbal Memiliki dokter yang sangat ahli dalam membuat obat-obatan jadi dengan muda ia mendapatkan apa yang dia mau. Yang tentunya tidak diketahui alina.
Alina membuka matanya menatap ikbal. "Kayanya aku kurang makan sayur-sayuran jadi bengkak gini" lirih alina melihat bajunya yang kembali basah.
Ikbal mengambil pompa ASI persis milik mamahnya waktu dulu. "Coba pakai ini" ucap ikbal.
"Ihh apaan dih aku enggak hamil mana mungkin ada ASI nya ngaco" kesal alina.
"Ini buktinya keluar air" jawab ikbal.
"Ini bukan ASI kayanya ini air putih" elak alina.
Ikbal menoyor kepala alina pelan. "Ngaco, ayok cepat daripada bengkak" paksa ikbal.
Alina mengambil ragu alat yang di sodorkan ikbal. "Jangan lihat aku malu" cicit alina.
"Gue udah lihat berkali-kali, ayok cepat" kesal ikbal melepaskan kancing baju alina secara paksa. Meneguk ludahnya susah payah melihat pemandangan yang sangat indah di matanya yang penuh dengan gairah.
Alina yang sudah kelewat malu ia langsung memasang alat itu matanya melotot sempurna melihat yang keluar dari dadanya. "A-asi" cicit alina syok setahunya tidak mungkin keluar ASI sebelum melahirkan, apa lagi dirinya yang belum melahirkan jangankan melahirkan hamil saja belum.
Ikbal merebut botol itu yang sudah penuh, tanpa ba-bi-bu dan rasa ragu ikbal langsung meneguknya membuat alina kembali syok. "Enggak ada rasanya tapi enak" gumam ikbal.
"K-kak i-itu----"
"Mulai sekarang gue mau minum ASI lo tiap hari" potong ikbal tersenyum miring.
"GILA!"
***
Setelah satu minggu akhirnya alina tidak lagi merasa kesakitan dan kembali seperti normal. "Kak bangun udah siang" ucap alina menepuk-nepuk pipi ikbal pelan.
"Gue enggak mau bangun mau tidur aja" sahut ikbal menarik alina kepelukannya.
Alina menatap ikbal kesal. "Aku mau mandi dulu kak" ujar alina berusaha melepaskan pelukan ikbal yang sangat erat.
"Bentar gue lagi isi daya supaya bisa beraktivitas" sahut ikbal.
"Ish jangan ngaco aku mau mandi" kesal alina.
"Pelit banget lo" kesal ikbal Menatap wajah alina kesal.
"Lebih baik pelit supaya cepat kaya" jawab alina sinis.
Ikbal Terkekeh kecil. "Enggak pelit juga lo udah kaya, suami lo itu ikbal Narendra kalau lo lupa" gemes ikbal.
"Ya ikbal narendra cowok galak" imbah alina.
Ikbal melepaskan pelukannya mendapat celah untuk kabur alina langsung lari masuk kamar mandi. "Sayang" teriak ikbal kesal.
Alina langsung masuk kamar mandi menghirup suaminya yang terus berteriak sambil mengendor pintu kamar mandi. "Teriak-teriak mulu kaya tarzan" gumam alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Iqbal
Teen FictionBagaimana rasanya kalian diculik anak bos mafia dijadikan pacarnya? inilah yang dirasakan alina. bukan dijadikan pacar saja alina juga disakiti secara fisik jika membuat iqbal marah besar. langsung baca aja👌