Tubuh ikbal rasanya lemas melihat darah milik istrinya, ia tahu pasti ini darah milik alina. Rasa bersalah besar ia rasakan ikbal meraup wajahnya ia takut alina kenapa-kenapa.
"Coba kamu lihat CCTV rumah kamu." Ucap endra khawatir.
"CCTV mati, pah. Mereka mencabut kabel CCTV seluruh ruangan." Jawab ikbal.
"Astaga, terus alina dibawa kemana?. Mamah khawatir mereka apa-apain alina. Ikbal." Teriak nare.
Ikbal berusaha tenang. "Kamu Dimana sih, sayang." Lirih ikbal khawatir.
Disisi lain
Alina terbangun dari pingsannya ia merasakan kepalanya pusing, ia menoleh menatap pria tinggi yang tersenyum manis menatapnya. "K-kamu s-siapa?." Tanya alina.
Pria itu tersenyum hangat. "Kenalkan nama saya wisnu." Ucap pria itu menyodorkan tangannya.
Alina menatap wisnu lekat. "K-kau mau apa culik aku?." Tanya alina takut.
Pria iru tersenyum tipis. "Saya menolong kamu dari pria jahat, yang sialnya suami kamu." Ucap wisnu.
"Kau----"
Dokter masuk ia langsung menyuntikkan cairan ke lengan alina. Menoleh menatap wisnu yang tersenyum miring. "Saya sudah membuatkan obat ini khusus, saya juga sudah meraciknya berbulan-bulan." Ucap dokter.
Wisnu mengangguk. "Baiklah, terimakasih." Ucap wisnu membelai wajah alina. "Sebentar lagi kau pasti menuruti kemauan saya." Bisik wisnu.
Wisnu langsung keluar ruangan alina, ia menghampiri dua bodyguard yang berjaga di depan pintu ruangan alina. "Saya ingin melihat kehancuran ikbal, kau berjaga terus di sini. Kabari saya jika ada yang mencurigakan." Setelah mengatakan itu ikbal langsung pergi.
Wisnu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia ingin melihat kehancuran ikbal. Kehilangan sosok wanita yang sangat dicintainya. "Sekarang dia pasti panik." Gumam wisnu.
***
Alina terbangun dari pingsannya ia menatap sekeliling yang sepi, hanya ada dirinya dan pria yang sedang tidur di sofa. "Awhhhh." Ringis alina.
Wisnu langsung membuka matanya menatap alina. "Are you oke?." Tanya wisnu khawatir.
Alina mengangguk ia langsung duduk bersandar di kasur. "Aku kenapa bisa seperti ini?." Tanya alina, ia sedikit bingung kenapa dirinya ada di sini.
Wisnu tersenyum miring. "Manjur juga itu obat." Batin wisnu. "Kamu kecelakaan, sayang. Kamu jangan terlalu memikirkan apapun, yang penting kamu sembuh." Ucap wisnu mengelus pipi alina.
Alina menatap wisnu ia tersenyum tipis. "Kau-----"
"Kamu kekasihku, kamu tunangan ku." Potong wisnu.
"Tunangan?." Gumam alina.
Wisnu mengangguk. "Yes, aku sangat mencintaimu." Bisik wisnu.
Alina ikut tersenyum tipis. "Aku ingin pulang." Lirih alina.
Wisnu melirik dokter yang mengangguk pelan. "Yes, kita pulang sekarang." Ucap wisnu.
"Terimakasih."
"Sama-sama, sayang." Ucap wisnu.
Mereka langsung siap-siap pulang, untungnya luka di kepala alina tidak terlalu berbahaya. Jadi alina bisa dirawat di rumah saja. Mereka langsung keluar rumah sakit, wisnu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Iqbal
Teen FictionBagaimana rasanya kalian diculik anak bos mafia dijadikan pacarnya? inilah yang dirasakan alina. bukan dijadikan pacar saja alina juga disakiti secara fisik jika membuat iqbal marah besar. langsung baca aja👌