16. jamu

2K 36 0
                                    

Akhirnya ikbal mau diajak untuk menginap di rumah kedua orangtuanya alina, ada banyak perjanjian yang harus alina patuhi termasuk tidak boleh keluar rumah tanpa izin darinya. Dan masih banyak lagi alina hanya mengiyakan daripada ikbal tidak mengizinkannya untuk menginap di rumah kedua orangtuanya.

Mereka berdua masuk kedalam bersama kedua orang tua alina yang menyambut kedatangan mereka dengan senyum bahagia, alina terus memeluk ibunya membuat ikbal mendengus kasar.

"Pernikahan kalian sudah cukup lama tapi kenapa alina belum hamil juga? Ayah mau punya cucu" tanya ajis.

DEG

Alina dan ikbal saling berpandangan satu sama lain, alina berpindah duduk di samping ikbal takut ikbal menghabisi ayahnya. "ummm....tuhan belum memberikan kepercayaan sama kita" jawab alina menganggam tangan ikbal.

"Yasudah ti-----"

"Padahal ayah ingin punya cucu" potong ajis

Alina tersenyum tipis. "Ayah berdoa saj-----"

"Alina tidak akan hamil karena saya mandul" potong ikbal menatap mertuanya yang syok mendengar jawabannya. "Kalian jangan berharap besar alina akan hamil anak saya" lanjutnya.

Alina mengenggam tangan ikbal lebih kuat "K-kak jan----"

"Tidak perlu ada yang disembunyikan saya tidak mau ditanya Seperti itu lagi" potong ikbal menatap alina.

Ajis menatap ikbal. "E-enggak papa, saya bisa----"

"Jika kalian ingin memisahkan alina dari saya karena saya tidak bisa memberikan cucu untuk kalian berdua, saya akan membawa alina jauh dari kalian berdua." Potong ikbal tegas.

Mereka menggeleng cepat. "T-tidak. Kami tidak ada pikiran untuk memisahkan kalian berdua. Kami tidak apa-apa kalau kalian tidak memiliki anak" jawab ajis cepat.

Ikbal menatap alina. "Gue mau istirahat dimana kamarnya?" Tanya ikbal.

"Ayok aku antar" ajak alina menarik ikbal masuk kedalam kamarnya yang sangat sederhana.

Alina menatap ikbal yang terlihat sedih namun berusaha biasa saja. "Kak jan----"

"Jangan hibur gue al, gue tau lo bahagia karena gue enggak bisa kasih anak dan lo bisa bertingkah semau lo" potong ikbal Merebahkan tubuhnya di kasur.

Alina melotot sempurna. "Apa sih maksudnya? Aku enggak paham siapa juga yang berpikiran seperti itu" kesal alina.

"Jangan berisik gue mau tidur" ujar ikbal membelakangi alina.

***

Ikbal tidak ikut makan malam bersama pria itu mengurung diri di dalam kamar. Alina yang masih kesal membiarkan suaminya mengurung diri daripada marah-marah tidak jelas.

"Kasih jamu ini sama suami mu" ucap iris.

Alina menatap jamu itu lalu menatap ibunya. "Bu, kak ikbal tidak akan mau minum kaya beginian, sudahlah jangan memberikan apapun sama dia" ucap alina.

"Alina, ini jamu turun temurun dari nenek kamu, ini jamu supaya ikbal bisa memberikan keturunan untuk kamu" jelas iris.

"Bu, pria itu----"

"Di coba dulu, ibu tau kamu lebih percaya sama tuhan tapi apa salahnya kita mencoba" potong iris.

Alina mengangguk pasrah ia membawa gelas itu masuk kedalam kamar, menatap ikbal yang sedang melihat-lihat isi lemarinya. "Cari apa?" Tanya alina.

Devil IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang