Alina dan ikbal saat ini ada di rumah kedua orangtuanya alina kemarin malam alina menangis merindukan kedua tangannya dengan terpaksa dan berat ikbal mengizinkan alina bertemu kedua orangtuanya.
Alina masuk ke kamarnya yang sangat sederhana Merebahkan tubuhnya di sana menatap ikbal yang sedang menatap sekeliling kamarnya. "Cari apa?" Tanya alina heran.
"Enggak" jawab ikbal duduk di pojok kasur.
Alina mengelus perutnya yang masih rata. "Pau peluk" pinta alina merentangkan kedua tangannya.
Ikbal tersenyum tipis ia langsung memeluk alina di kasur mencium kening alina lama. "Pulang yuk" ajak ikbal lirih.
"Ck! Sore aja" tolak alina.
"Aku maunya sekarang" rengek ikbal.
Alina menatap ikbal lekat. "Aku aja diajak kamu ke rumah mamah nare enggak pernah tuh ngajak kamu pulang, giliran aku aja kamu ngajak pulang terus" ucap alina.
"Kamu ko egois sih? Aku cuma ajak kamu pulang doang" tanya ikbal tidak terima.
"Kak aku cum----"
"Pulang alina" geram ikbal.
Alina melihat perubahan wajah ikbal yang sangat menyeramkan. "Ya pulang" pasrah alina langsung keluar kamar berpamitan pada kedua orangtuanya.
***
Ikbal fokus kerja sambil memantau istrinya lebih CCTV seluruh bagian rumah, supaya ia bisa tahu alina sedang apa saja.
"Sial! Masih banyak" umpat ikbal menatap kerjaan yang masih banyak.
Ikbal menatap alina lewat CCTV energinya ada pada di alina jadi ia harus melihat alina dulu supaya energinya kembali. "Cantik" gumam ikbal menatap alina yang sedang mengikat rambut.
Tok.tok.tok.
Ikbal memencet tombol yang berarti mempersilahkan masuk. "Ada apa?" Tanya ikbal menatap sekretaris pengganti karena sekretaris lama sedang cuti.
"Tuan ada meeting di luar kota selama satu minggu" jawab linda.
"Kapan?" Tanya ikbal tanpa menatap linda.
"Nanti malam kita berangkat" jawab linda terus menatap ikbal dengan tatapan kagum.
Ikbal mendongak menatap linda. "Saya mau dalam satu Minggu jadi 1 hari" pinta ikbal sambi menyalakan rokok dan mengisapnya.
"Tidak bis----"
"Kenapa tidak? Saya bos di sini kamu bawahan saya jadi saya berhak" ucap ikbal tegas.
"Tuan ini bukan kemauan saya tap----"
Tok.tok.tok.
Mereka berdua menoleh menatap perempuan cantik masuk kedalam. "Kak ikbal" panggil alina menatap ikbal yang sedang merokok.
Ikbal melotot sempurna ia langsung menginjak rokok itu sampai mati. "Keluar" usir ikbal.
Alina melotot sempurna mendengar ikbal mengusirnya. "Kakak usir aku?" Tanya alina.
Ikbal tidak menjawab ia langsung menarik alina keluar ruangan. "Ck! Gue bukan usir lo gue takut lo kena rokok" geram ikbal.
Alina menutup mulutnya. "Bau asap rokok ish" kesal alina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Iqbal
Teen FictionBagaimana rasanya kalian diculik anak bos mafia dijadikan pacarnya? inilah yang dirasakan alina. bukan dijadikan pacar saja alina juga disakiti secara fisik jika membuat iqbal marah besar. langsung baca aja👌