18. Hukuman

2.1K 45 0
                                    

Alina didorong paksa masuk kamar menatap tajam alina yang menangis ketakutan, ikbal mengambil pisau kater kecil miliknya membuat alina semakin ketakutan dan berteriak minta maaf.

Ikbal melepaskan jas yang melekat di tubuhnya. "Lo berani bersentuhan dengan pria lain maka lo juga harus bertanggung jawab" ujar ikbal naik ke atas kasur menindih tubuh alina menarik telapak tangan alina. "Mau dilukis gambar apa? Atau nama?" Tanya ikbal tersenyum iblis.

Alina Menggeleng cepat air matanya mengalir deras. "Hiks tolong maafkan aku kak jangan sakiti aku." teriak alina berusaha melepaskan diri dari ikbal.

"Enggak gampang, gue mau hapus bekas tangan pria lain" ucap ikbal.

"K-kak jan-----ARGHHHH!" teriak alina merasakan tepak tangannya berdarah.

Sretttt

Ikbal menggoreskan kater itu ke telapak tangan alina menulis nama 'ikbal' membuat senyum ikbal muncul. "Bagus, ini tidak seberapa" bisik ikbal.

Alina menangis kesakitan menatap tangannya yang tersayat-sayat hatinya pun ikut tersayat-sayat. "K-kamu penjahat" teriak alina.

Ikbal tertawa iblis. "Lo udah tau kalau gue penjahat tapi lo masih berani buat penjahat marah" sahut ikbal dan langsung melakukan hubungan seksual dengan kasar membuat alina berteriak kencang dan terus memberontak. Ikbal mengikat tangan alina agar tidak memberontak.

Alina jatuh pingsan lemas namun ikbal masih melakukannya seperti kesetanan tidak ada iba melihat istrinya pingsan karena ulahnya, menurutnya alina harus di hukum supaya alina tidak akan melakukannya lagi dan menurut apa katanya.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul lima pagi yang berarti ikbal sudah melakukannya semalaman, alina yang baru sadar dari pingsannya menatap ikbal yang masih melakukannya bedanya kali ini ikbal melakukannya sedikit lembut.

"U-udah k-kak" lirih alina lemas.

"Sebentar lagi" sahut ikbal mencium leher alina Meninggalkan banyak bekas merah di sana.

Alina merasakan tubuhnya remuk ulah ikbal, bahkan untuk mengangkat tangannya saja rasanya tidak kuat ditambah tangannya terluka. Lebih baik ia pingsan saja daripada harus kesakitan seperti ini.

Alina pingsan kedua kalinya namun ikbal tidak mempermasalahkan itu, ia mengambil beberapa potret wajah alina, lebih tepatnya memperlihatkan leher alina yang penuh dengan belas ciumannya dan akan ia tunjukkan kepada pria yang sudah menyentuh istrinya.

Kasihan dengan alina ikbal langsung menyudahi aktivitasnya menatap alina yang lemas. "Sudah gue bilang lo milik gue" bisik ikbal.

***

Alina mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar matahari yang menembus jendela kamarnya, menoleh menatap suaminya yang baru keluar dari kamar mandi. "Dasar penjahat" teriak alina marah.

Ikbal menoleh tersenyum tipis menghampiri istrinya. "Saya baik atau Jahat tergantung kamu sayang" ucap ikbal mencium leher alina yang langsung alina dorong

"Jangan sentuh aku" marah alina.

Ikbal terkekeh kecil ia langsung memeluk alina yang masih telanjang bulat. "Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Itu yang saya rasakan saat melihat kamu di sentuh pria lain" ujarnya dingin.

Alina memalingkan wajahnya enggan menatap suaminya. "Sudah sana pakai baju aku mau makan" usir alina.

"Ini makanan sudah gue siapkan untuk nyonya alina" ucap ikbal mengambil makanan yang sudah ia siapkan. "Biar gue siapin" ikbal menyuapi alina ia tahu kalau alina tidak bisa memegang sendok karena tangannya masih luka.

Devil IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang