Charn tak dapat menahan air matanya. Air mata yang sedaritadi Charn tahan, kini lolos begitu saja dari mata indahnya.
Charn menatap Tin, James, dan nenek, "Aku merasa bahwa kalian adalah rumahku"
"Ehm, aku tidak masalah jika Phi Charn datang ke sini" ucap James
Nenek juga ikut menyeletuk, "Iya Charn, rumah ini selalu terbuka untukmu. Anggap saja kami adalah keluargamu"
"Kita memang keluarga" ucap James mengingat bahwa mereka benar-benar keluarga
Tin, Charn, dan nenek menatap James dengan bingung.
Melihat ekspresi mereka, James segera berkata, "Maksudku, ucapan nenek benar. Anggap saja kami ini keluarganya Phi Charn"
"Charn, setelah kamu selesai makan, kamu boleh beristirahat dulu di dalam. Nenek dan James akan tetap di sini untuk melayani pelanggan yang datang" ucap nenek yang mempersilahkan Charn untuk masuk ke dalam rumah.
***
Kini Tin dan Charn berada di ruang tengah sedangkan James yang berada di depan rumah untuk membantu nenek berjualan beberapa kali melihat ke dalam rumah.
"James, kenapa kamu melihat ke dalam rumah?" tanya nenek
"Tidak apa-apa" jawab James
"Kamu ingin bergabung dengan Tin dan Charn?"
James diam sebentar dan menggelengkan kepala, "Tidak, aku di sini saja membantu nenek"
"Seperti nenek tidak tau kamu saja. Wajahmu murung seperti itu dan beberapa kali mencoba melihat Tin dan Charn yang ada di dalam. Kamu masuk saja ke dalam, temui mereka. Pelanggan juga belum ada yang datang, nenek masih bisa mengatasinya" ucap nenek
James tersenyum lebar ketika mendengar itu, ia segera masuk ke dalam untuk menemui Tin dan Charn.
***
"Aku sudah bilang, pasti kakeknya akan meninggal dan cucu-cucunya saling merebut harta warisan" ucap Tin yang sedang mengomentari lakorn yang sedang ia tonton bersama Charn
"Padahal cucu yang pertama sangat baik hati tapi dia dicurangi oleh adik-adiknya yang haus harta" jawab Charn yang juga kesal dengan karakter di lakorn tersebut
Ketika James bergabung dengan mereka, Tin dan Charn hanya melihat James lalu lanjut mengomentari lakorn.
"Wah, aku yakin, cucu terakhirnya akan merencanakan hal yang diluar dugaan agar ia mendapatkan warisan yang banyak" ucap Charn.
James yang melihat Tin dan Charn sangat fokus menonton lakorn, ia bergumam dengan suara pelan, "Phi Tin dan Phi Charn juga di luar dugaanku. Bagaimana bisa kalian tak mempedulikanku yang sedaritadi duduk di sini"
"Huh, cepat sekali, ceritanya bersambung untuk tayang minggu depan lagi. Padahal sedang seru" ucap Tin kecewa karena ia menikmati jalan cerita namun masih harus menunggu minggu depan untuk episode terbarunya.
Akhirnya Tin melihat ke arah James yang duduk di sebelahnya, "James, sedang apa kamu di sini?"
"Kayang" jawab James singkat
"Ishh, serius" ucap Tin ketika melihat James menjawab dengan datar
"Lagipula Phi Tin dan Phi Charn tidak mempedulikanku, aku daritadi di sini melihat kalian mengomentari lakorn"
"Kenapa tidak membantuk nenek?" tanya Tin
"Tadi sedang tidak ada pelanggan, aku hanya ingin bergabung sebentar dengan kalian." ucap James
Hingga sekarang, Charn belum juga menceritakan hal yang ia alami kepada Tin, James dan nenek. Untuk sekarang, ia merasa ingin bersenang-senang, melupakan semuanya meskipun hanya sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Always Trust Me
FanfictionJames iri kepada teman-temannya yang memiliki Ayah dan Ibu, sedangkan yang ia punya adalah Daddy Tin dan Papa Charn. James malu memiliki dua orang ayah. Meskipun begitu, Tin dan Charn tetap menyayangi anak kandung mereka. Tin yang merupakan pelatih...