Nawin melempar Charn ke kasur, Nawin segera naik ke atas kasur dan membuat Charn berada dalam kungkungannya.
Charn berusaha memberontak dan berteriak, "Nawin, apa yang kau lakukan!?"
Nawin melihat Charn yang kini berada di bawahnya dan tersenyum, "Kau masih bertanya apa yang kulakukan? Aku akan melakukan hal yang sama padamu seperti apa yang kulakukan pada Fern"
Charn mulai bergetar ketakutan, ia berusaha untuk bangkit dari posisinya dan melawan namun Nawin langsung menahan tangan Charn di sisi kiri dan kanan kepala Charn membuatnya tak dapat bergerak.
"KAU GILA NAWIN!!!" teriak Charn
"Teruslah berteriak seperti itu Charn, kau terlihat sangat seksi ketika berusaha memberontak" Nawin berkata dengan senyuman liciknya
Nawin mencoba mencium bibir Charn namun Charn menghindar dari ciuman itu.
Dengan posisi tangan Charn masih ditahan oleh cengkraman Nawin, Nawin mencium pipi dan leher Charn dengan kasar.
"TOLONG!!!" Charn berteriak dengan putus asa, air matanya mulai mengalir
Mendengar teriakan Charn, Nawin hanya terkekeh, "Charn, kau berteriak sekencang apapun, tak akan ada yang mendengar. Lebih baik kau terima saja perlakuanku, bagaimanapun juga kita nanti akan menikah. Itu juga dengan syarat jika kau bisa memuaskanku di ranjang"
Air mata Charn terus-menerus keluar, ia selalu berusaha memberontak tapi tenaga Nawin lebih besar darinya.
'Aku takut' batin Charn
Saat Nawin sudah merasa puas dengan ciuman yang ia berikan, Nawin mulai membuka kancing kemeja Charn.
Baru saja akan membuka kancing, Nawin merasakan ada yang menyentuh bahunya dari belakang hingga Nawin menghadap ke orang tersebut
BUGGGHHHHHH..
Pukulan keras dilayangkan oleh orang yang menyentuh bahu Nawin.
Nawin menyentuh sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan itu, "Kau!! Kau salah satu kliennya Charn? Biar kucoba ingat namamu."
Nawin berpikir sebentar dan berkata, "Tin? Oh, kamu klien yang sering Charn ceritakan. Kau yang disalahkan atas kematian Fern, kan?"
"Kalau memang benar, apa urusannya denganmu?" tanya Tin
Nawin tersenyum meremehkan, "Tidak, tidak ada urusannya denganku. Kematian Fern, tuduhan terhadapmu, semua tak ada urusannya denganku. Kau hanya sedang sial"
BUGGHHH
Tin menjadi emosi dan menendang kepala Nawin dengan keahlian Taekwondonya hingga kepala Nawin terbentur meja nakas yang ada di dekatnya.
Nawin merasa ada cairan mengalir di kepalanya dan itu adalah darah akibat benturan, Nawin sangat marah, "Bagaimana bisa kau masuk ke sini!?"
"Pintu apartemennya saja tidak ditutup dengan baik, pintunya tidak terkunci, aku mendengar keributan dan aku segera masuk" jawab Tin
Tin melihat Charn yang sekarang sedang duduk meringkuk di atas kasurnya dengan tatapan kosong dan air mata yang masih mengalir membasahi pipinya
Tin kembali mendekati Nawin dan menendang kepalanya sekali lagi hingga tersungkur.
KRRAAKKKKK
Untuk yang terakhir kali, Tin menginjak wajah Nawin dan terdengar suara bahwa tulang hidung Nawin patah
Dengan tatapan tajam, Tin berkata "Ini balasan untukmu karena kau sudah melakukan hal buruk pada Charn. Asal kau tau, ini belum seberapa. Aku bahkan bisa membuatmu tak bisa bergerak lagi. Kalau sampai kau memperkarakan tindakanku ke jalur hukum, aku tak akan segan melakukan hal yang lebih daripada ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Always Trust Me
FanfictionJames iri kepada teman-temannya yang memiliki Ayah dan Ibu, sedangkan yang ia punya adalah Daddy Tin dan Papa Charn. James malu memiliki dua orang ayah. Meskipun begitu, Tin dan Charn tetap menyayangi anak kandung mereka. Tin yang merupakan pelatih...