Chapter 9

1.2K 105 0
                                    

Setelah pertengkaran itu, Charn pergi dari rumah Tin dan Tin sudah pasrah dengan semua kemungkinan yang akan terjadi padanya.

Kini tak ada yang membelanya lagi, jika dalam beberapa hari berikutnya ia tetap tidak ada pembelaan maka dengan bukti yang kurang pun, keluarga Fern bisa memenjarakan Tin dengan kuasa mereka.

Tin duduk dan bersandar di kursi seraya memikirkan banyak hal

'Apa ya yang akan kulakukan di penjara nanti?'

'Kalau aku di sana, aku akan percayakan nenek pada James. Aku akan minta James untuk menjaga nenek'

'Makanan di penjara enak atau tidak ya?'

Memikirkan banyak hal hanya membuat Tin menjadi lebih pusing, ia tak ingin di penjara atas perbuatan yang tak ia lakukan tapi ia tak tau lagi apa yang harus diperbuat.

***

Keesokan paginya, nenek dan James melakukan aktivitas seperti biasa di tempat berjualan makanan di depan rumah.

"James, nenek baru lihat, bahan baku untuk menjual makanan ada yang kurang. Kamu belikan bahan itu di pasar terdekat ya, sekalian ajak Tin, semenjak kemarin dia terlihat melamun. Belum ada pelanggan yang datang juga, nenek masih bisa menangani tempat ini" ucap neneknya Tin

Mendengar itu, James masuk ke dalam rumah untuk mengajak Tin ke pasar bersamanya.

Beberapa menit kemudian, James dan Tin menghampiri nenek untuk berpamitan, nenek juga memberi daftar bahan yang akan dibeli oleh mereka.

"Tin, mengapa kamu masih terlihat seperti mayat hidup? Berjalan seperti tidak bernyawa?" tanya neneknya Tin ketika melihat cucunya berjalan dengan tatapan kosong.

Tin belum cerita mengenai kejadian kemarin ketika ia bertengkar dengan Charn. Yang James dan neneknya tau, Tin dan Charn masih dalam keadaan baik-baik saja.

Tin menjawab dengan lesu, "Tidak apa-apa. Aku dan James pamit dulu ya, Nek"

Akhirnya Tin dan James pergi menggunakan motor, meninggalkan nenek yang menunggu pelanggan datang.

***

Ketika neneknya Tin sedang duduk, terdengar suara kendaraan yang parkir di dekat rumahnya.

"Charn" panggil neneknya Tin ketika melihat Charn keluar dari mobilnya

"Selamat pagi, Nek." ucap Charn

Neneknya Tin menyambut kedatangan Charn dan mempersilahkan Charn untuk duduk terlebih dahulu

"Tin sedang tak ada di rumah, dia pergi ke pasar bersama James membeli bahan untuk berjualan"

Charn mengangguk lalu berkata, "Nek, boleh aku bertanya suatu hal?"

Nenek bingung mendengar itu, "Tentu saja, kenapa harus bertanya begitu? Kamu adalah pengacara dari cucuku, yang akan membantunya dalam tuduhan yang sedang ia alami"

Charn cukup heran, ternyata Tin tidak cerita pada nenek mengenai tak ingin lagi dirinya menjadi pengacara Tin.

"Aku ingin bertanya, sebenarnya Tin itu orangnya seperti apa? Aku harap nenek bisa objektif dalam menilai Tin agar aku juga lebih mudah dalam membantunya" ucap Charn

Neneknya Tin menghela napas, ia menjawab "Aku berkata ini karena aku merawat Tin sedari dia kecil, Tin sebenarnya adalah orang yang baik, peduli, dan penyayang. Dulu, ia memiliki keponakan, namanya Tonkhao bahkan Tonkhao menjadikan Tin sebagai panutannya. Tin selalu mengajarkan Tonkhao untuk percaya pada kebenaran dan hal-hal baik lainnya tetapi Tonkhao meninggal karena sakit. Semenjak saat itu, Tin seakan lepas kendali dan mencoba untuk menghilangkan kesedihannya dengan berganti-ganti pacar"

You Can Always Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang