Pembicaraan antara Tin, Neneknya dan James berlangsung cukup lama. Banyak hal yang mereka debatkan mengenai Charn.
Setelah berbagai macam perdebatan itu, di sinilah Tin berdiri, tepat di depan firma hukum Charn sembari membawa hasil tes DNA dan makanan yang dititipkan neneknya untuk diberikan pada Charn.
Setibanya Tin di ruangan Charn, Tin berkata, "Nenekku ingin aku membawakan makanan untukmu"
"Sampaikan terima kasih pada nenekmu" ucap Charn dengan posisi duduk dan tidak menatap Tin.
"Apakah kamu ingin makan sekarang? Akan aku siapkan" ucap Tin yang akan mempersiapkan makanan yang dibawanya
Charn menatap Tin dengan tatapan seperti ingin Tin menjelaskan maksud kedatangannya
"Oke, akan langsung ku katakan. Aku ingin membahas masalah di antara kita. Aku tak tau apa yang sudah membuatmu berpikiran seperti itu, aku tak tau hal apa yang sudah kau lalui hingga menjadi seperti sekarang, aku tak tau kau menganggap dunia ini seperti apa. Aku juga sadar bahwa aku benci pada diriku karena tidak bisa melakukan apapun" Tin berkata dengan putus asa
Kemudian Tin menarik napas panjang, "Tapi satu hal yang ingin kutanyakan padamu, bisakah aku mempercayaimu sekali lagi?"
Charn masih saja terdiam, ia mempertimbangkan segala hal yang bisa saja terjadi ketika ia menjadi pengacara Tin. Tak lama kemudian, Charn mengangguk.
Tin ikut tersenyum, "Kalau begitu, aku akan menyiapkan makanan ini dan kita akan makan bersama di sini"
Tin segera menyajikan makanan itu di atas meja dan mereka berdiskusi tentang kasusnya sambil makan.
Tin menyodorkan amplop berisi hasil Tes pada Charn , "Oh iya, ini hasil tes DNA milikku dan janin Fern, hasilnya tidak cocok. Aku bukan ayah dari janin Fern"
"Aku tak tau kalau kau pernah tes DNA" ucap Charn sambil melihat-lihat isi amplopnya
Charn melanjutkan, "DNA di kandungan Fern memang bukan anakmu, tapi itu tidak bisa membuktikan bahwa kau bukan pembunuhnya"
Tin benar-benar dalam kondisi putus asa, "Aku memang bukan pembunuhnya, lalu apa yang bisa dijadikan bukti? Bukti apa lagi yang diinginkan?"
Charn mencoba mencari jalan tengah. Ia akan memanggil pihak keluarga Fern dan pengacara mereka untuk bertemu di kantor polisi, tempat dimana keluarga Fern, pengacara Saksit dan Tin pertama kali bertemu membahas kasus Fern.
***
Setibanya mereka semua di kantor polisi, mereka berkenalan secara formal dan segera membahas maksud dari pertemuan mereka.
"Kasus dari kematian Fern tidak bisa dibawa ke pengadilan karena kurangnya bukti. Memang benar Tin merupakan orang terakhir yang bertemu dengan Fern namun Tin tidak masuk ke dalam ruangan apartemen, ia hanya mengantar Fern sampai depan ruangannya saja. Selain itu, Tim forensik juga berkata tidak ada sidik jari di pisau tersebut dan tidak ada perlawanan dari Fern" ucap Charn
Pengacara Saksit meremehkan argumen Charn, "Dalam pesan chat di handphone Fern tertera bahwa mereka sering bertengkar, itu juga bisa menjadi salah satu alasan Tin untuk berbuat lebih jauh"
"Anda seperti tidak pernah dalam hubungan pacaran saja. Itu adalah pertengkaran bisa saja terjadi antara dua orang yang sedang dalam asmara, tidak ada kalimat ancaman dalam pesan yang Tin lontarkan" ucap Charn
Charn mengeluarkan amplop yang berisi tes DNA Tin dan janin Fern, "DNA Tin dan janin di dalam kandungan Fern tidak cocok. Hal ini termasuk mendukung bahwa Tin tidak ada hubungan dengan meninggalnya Fern dalam dugaan ingin menghilangkan bayi mereka yang dianggap aib. "
Pengacara Saksit sedikit malu karena merasa akan kalah dari Charn, ia menyembunyikan itu dan akhirnya berargumen kembali, "Fern memang dibunuh oleh Tin, hanya saja Tin mungkin bermain bersih, Tin bisa saja sudah cukup profesional dalam melakukan pembunuhan maka dari itu tidak ada bukti yang mendukung"
Melihat ekspresi pengacara Saksit, membuat Charn tersenyum, "Hukum itu berdasarkan kebenaran bukan dugaan. Anda terlalu banyak menduga, terlalu banyak berkhayal, terlalu banyak membuat skenario yang sebenarnya tidak ada dari awal. "
Pengacara Saksit terdiam, hal itu dimanfaatkan Charn untuk melanjutkan perkataannya, Charn harus mendominasi situasi yang ada, "Sebanyak apapun uang dan kekuasaan yang kalian punya, jika kalian memenjarakan orang yang tak bersalah, saya bisa melakukan apapun untuk menuntut kembali pihak kalian atas kurangnya bukti. Saya sebagai pengacaranya Tin, saya yang membela dia di mata hukum, saya akan mengawasi jalannya kasus ini jika memang terjadi kecurangan. Lagipula, dari semua bukti yang ada, sangat besar kemungkinannya bahwa Fern melakukan bunuh diri karena tekanan emosional yang ia rasakan"
Ibunya Fern menangis mendengar perkataan itu, ia tak terima kenyataan bahwa anaknya meninggal karena bunuh diri. Sedari awal, keluarga Fern merasa tak terima dengan kematian putri mereka dan mereka ingin seseorang disalahkan atas kematian Fern. Pengacara Saksit juga merasa kalah karena tidak ada bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa Tin memang pembunuhnya.
Setelah perdebatan yang panjang dan sedikit ancaman yang dilakukan dengan berani oleh Charn, kasus tersebut tidak dapat dibawa ke pengadilan karena kurangnya bukti dan kasus ditutup dengan kesimpulan bahwa Fern meninggal karena bunuh diri.
Pengacara Saksit masih merasa malu, ia berbicara pada Charn dengan sarkas, "Anda hebat juga dalam memenangkan klien dengan posisi klien yang kurang menguntungkan di awal"
Charn yang mengetahui bahwa itu hanyalah sarkas, ia menjawab dengan senyum kemenangan, "Kita bisa debat lagi suatu saat nanti apabila anda sudah memiliki bukti bahwa klien saya adalah pembunuhnya"
***
Tin dan Charn keluar dari kantor polisi dan mereka berbincang di depan kantor polisi.
"Terima kasih, Charn" ucap Tin
Charn mengangguk, "Aku sudah memenuhi tugasku sebagai pengacaramu dan berargumen bahwa kau tak bersalah. Tenang saja, mereka tak akan melakukan hal yang aneh-aneh. Jika memang itu terjadi, aku akan melakukan segala cara untuk menarik perhatian publik agar reputasi keluarga mereka rusak karena menuduh orang yang tak bersalah."
Charn memegang pundak Tin, "Tin, untuk saat ini, urusan kita sudah selesai dan berpisah sampai sini, aku harap kau dapat menjalani hidupmu dengan baik"
Tin tersenyum dan menganggukkan kepala, "Kamu juga, Charn. Terima kasih atas semuanya"
Tin dan Charn berpisah di kantor polisi dan pulang ke tempat tinggal mereka masing-masing untuk menjalani kehidupan mereka seperti semula
*
**
***
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Always Trust Me
FanfictionJames iri kepada teman-temannya yang memiliki Ayah dan Ibu, sedangkan yang ia punya adalah Daddy Tin dan Papa Charn. James malu memiliki dua orang ayah. Meskipun begitu, Tin dan Charn tetap menyayangi anak kandung mereka. Tin yang merupakan pelatih...