Setelah mendengar kabar mengejutkan itu, Tin bersama kedua polisi pergi ke kantor polisi sedangkan neneknya dan James diminta untuk tetap di rumah.
Setibanya di kantor polisi, Tin melihat wanita paruh baya yang merupakan ibunya Fern dan laki-laki di sebelahnya yaitu pengacara dari pihak Fern, pengacara Saksit.
Tin dipersilahkan untuk duduk di sebelah ibunya Fern sebelum polisi meminta keterangan.
"Tin, tolong jelaskan tentang apa yang anda lakukan kemarin malam bersama Fern" pinta polisi
Tin berusaha menjawab semua yang ia ingat, "Saya kemarin kencan dengan Fern dari sore hari hingga malam. Ketika kami menyadari hari sudah larut malam, saya mengantarkan Fern ke apartemennya, tetapi saya hanya mengantar hingga depan pintu ruangan apartemen, tidak sampai masuk ke ruangannya"
Polisi menunjukkan rekaman CCTV yang ia dapatkan, dalam rekaman itu menunjukkan bahwa orang terakhir yang bertemu dengan Fern adalah Tin dan dari handphone nya Fern, juga terdapat pesan chat dimana Tin dan Fern sempat bertengkar beberapa hari yang lalu karena masalah sepele.
Suatu hari yang seharusnya mereka janji berkencan namun tiba-tiba Fern berkata ada urusan mendadak jadi tak bisa pergi. Dalam chat itu menunjukkan Tin marah besar pada Fern karena ia tak suka dengan orang yang tak menepati janji.
Polisi tersebut menghela napas lalu berkata, "Tetapi ada satu hal yang cukup menguntungkan posisimu Tin, autopsi pada mayat Fern dilakukan dengan cepat dan di mayat Fern tak ditemukan tanda perlawanan ataupun obat-obatan yang membuatnya tak sadarkan diri. Itu artinya ada kemungkinan ia tak dibunuh namun kami masih membutuhkan penyelidikan lebih lanjut"
Ketika mendengar itu, Tin mulai putus asa, "Itu karena saya memang tidak membunuhnya pak"
Polisi kembali memberi informasi lebih lanjut mengenai keadaan Fern, "Saat autopsi, kami juga mengetahui bahwa Fern sedang dalam kondisi hamil dan usia janin hampir 4 bulan. Tim forensik sedang menyimpan sampel DNA bayi yang ada dalam kandungan Fern untuk kemudian bisa dites siapa ayah kandungnya"
Mendengar itu, ibunya Fern langsung menampar Tin dengan keras, "Berani-beraninya kau tidur dengan anakku!"
Tin memegangi pipinya yang ditampar dan berkata dengan kemarahan yang menggebu-gebu pada ibunya Fern, "Saya tau saya bukan orang yang setia pada orang lain, tapi saya tidak sebrengsek itu untuk menidurinya. Sebanyak apapun saya berganti pacar, saya tak pernah meniduri mereka, satu kalipun!"
Kini pikiran Tin bagaikan diterpa oleh badai, ia merasa dunia ini tak adil, semua hal yang terjadi dalam hidupnya berlangsung dengan sangat cepat hingga ia tak dapat mengimbanginya.
'Phi Fern memang senang menggunakan baju oversize? Dari awal bertemu hingga sekarang, Phi selalu mengenakan baju ukuran oversize' kilas balik suara James pada saat mereka makan di mall teringat kembali oleh Tin
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can Always Trust Me
FanfictionJames iri kepada teman-temannya yang memiliki Ayah dan Ibu, sedangkan yang ia punya adalah Daddy Tin dan Papa Charn. James malu memiliki dua orang ayah. Meskipun begitu, Tin dan Charn tetap menyayangi anak kandung mereka. Tin yang merupakan pelatih...