Chapter 27

1.7K 109 12
                                    

James terbangun dari tidurnya, hal pertama yang ia lihat adalah plafon sebuah ruangan.

James melihat sekeliling ruangannya dan menyadari alat bantu kesehatan terpasang di tubuhnya, aroma obat-obatan khas rumah sakit terhirup olehnya.

James hanya sendirian di ruangan itu. Matanya tertuju pada kalender di atas meja nakas yang dekat dengan tempat tidurnya.

Ia ingin meyakinkan dirinya sekali lagi dan tersenyum ketika melihat kalender tersebut

"Tahun 2043. Akhirnya aku kembali ke masa depan" ucap James bermonolog

'Kalau Daddy dan Papa datang menjengukku nanti, aku akan langsung meminta maaf pada mereka' batin James seraya membayangkan Daddy dan Papanya masuk ke dalam ruangan tempatnya dirawat

James menghabiskan waktunya sendirian dalam waktu yang cukup lama setelah ia tersadar, James mulai bosan.

'Kenapa mereka lama sekali, kenapa mereka tidak menjengukku sama sekali hari ini? Huh, mungkin Daddy sedang ada jadwal melatih Taekwondo dan Papa bisa saja sedang mengurus berkas kasus kliennya' James mulai berpikiran liar karena ia sangat menunggu kedatangan orang tuanya namun mereka belum juga datang

James terdiam, ia mengingat bahwa kejadiannya sekarang terasa tidak asing

'Ini bukannya kejadian yang pernah aku mimpikan pada saat aku di masa lalu?' pikir James sambil mengingat-ingat

'Di mimpi itu, Daddy dan Papa dikabarkan meninggal oleh paman Tee' James segera menggelengkan kepala berusaha menghilangkan pemikiran liarnya

James menepuk pipinya dari tepukan pelan hingga semakin keras memastikan bahwa ini bukan mimpi lagi seperti pada saat itu

Perlahan jantung James berdetak dengan kencang, ia takut bahwa mimpinya pada saat itu menjadi kenyataan

James mengalihkan kekhawatirannya dengan melihat pemandangan luar lewat jendela dan membelakangi pintu

Ceklek

Bunyi pintu ruangan yang terbuka membuat James berbalik badan untuk melihat siapa yang masuk ruangannya

"Paman Tee?" panggil James ketika melihat Tee, tetangga yang tinggal di sebelah rumah keluarganya

Tee terkejut karena melihat James yang sudah bangun dari komanya.

"James! Kamu sudah bangun? Wah, syukurlah. Kamu sudah koma selama dua minggu" ucap Tee sambil melihat James dari ujung kepala sampai ujung kaki, memastikan James baik-baik saja

'Ini terlalu mirip. Sangat mirip dengan mimpiku pada saat itu' batin James

Badan James mulai bergetar, ia menahan tangis. James tidak siap jika harus mendengar orang tuanya meninggal karena kecelakaan.

James tidak berani menanyakan keberadaan orang tuanya. Ia tak ingin mendengar kabar menyakitkan seperti pada mimpinya.

Air mata James tidak dapat ditahan lagi, yang awalnya hanya mengeluarkan air mata, sekarang suara isak tangis memenuhi ruangan tersebut.

"James, kamu kenapa?" tanya Tee panik karena melihat James tiba-tiba menangis

James tidak berkata apapun, hanya tangisan yang dapat ia keluarkan

"Sebentar ya, paman panggilkan dokter dulu untuk memeriksa keadaanmu. Jangan khawatir, paman yang akan menjagamu di sini" ucap Tee sambil keluar ruangan untuk memanggil dokter agar dapat memeriksa James yang baru saja bangun dari koma

Seketika, ucapan Tee yang ada di mimpi James saat itu kembali teringat, 'Sekarang aku yang akan menjadi walimu. Aku yang akan mengurus dan menjagamu seperti anakku sendiri'

You Can Always Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang