01 -Prolog

175K 6.1K 49
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

⛇⛇⛇

Alin menghela nafas panjang usai menutup lembaran terakhir novel yang baru selesai ia baca. Dengan warna sampul merah maroon berjudul Anindira is Mine, berhasil membuatnya  sedikit tertarik untuk membaca. Tetapi setelah selesai ia baca, respon yang Alin berikan cukup kecewa.

"Happy ending untuk protagonis, dan sad ending untuk kedua antagonis," Ujarnya dengan nada lesu, setelahnya dia berdecak, "ck! Kesian juga si Keano, rela mati demi nyelametin Anindira. Tapi kenapa di chapter akhir Clara ikut mati juga, ya? Kan dia kabur tuh saat mau bunuh Dira, eh tau-taunya yang kena malah Keano." Heran Alin seraya mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan telunjuk seolah sedang berpikir keras.

Dia bernama lengkap Alin Putri Savira, gadis yang seminggu lalu merayakan ulang tahunnya yang ke sembilan belas tahun. Alin juga baru lulus Sekolah Menengah Atas, ia hanya tinggal bersama sang Ibu yang bernama Irma. Soal ayah, pria yang merupakan cinta pertama Alin itu sudah lama meninggalkan dunia, meninggalkan sang istri dan anak saja di bumi yang luas ini.

Kembali pada Alin, gadis dengan surai hitam pekat itu terlonjak kaget kala mendengar suara sang Ibu tercinta yang meneriakinya dari balik pintu kamar.

"ALIN! KENAPA BELUM KELUAR KAMAR, IBU SURUH KAMU BELI GARAM KENAPA BELUM PERGI JUGA!"

Alin membelalakkan mata saat baru mengingat harus membeli garam! Telapak tangannya mendarat di dahi, menepuknya pelan, "Mampus! gue lupa lagi." Tak mau membuang waktu lama, dengan cepat ia menyembunyikan novel tersebut di bawah bantal. Bisa terkena omelan dua puluh empat jam kalau Ibunya tahu bahwa sedari tadi ia hanya membaca novel.

Setelah itu, seolah ada lampu di kepalanya, Alin mendapatkan ide bagus secara tiba-tiba. "Aha! Mending gue pura-pura sakit aja, terus pingsan. Ide yang bagus!" Serunya kegirangan.

Tangannya mendarat ke kepala guna mengacak rambut agar terlihat seperti orang bangun tidur. Lalu melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.

Alin membuka pintu, menampilkan wanita paruh baya sedang berkacak pinggang menampilkan raut wajah garang. Segera Alin memulai aksinya.

"Maaf Bu, Alin ketiduran." Ucap Alin dengan suara yang sengaja ia lemah kan, dan tidak lupa tangannya yang memijit dahi demi melancarkan aktingnya.

"Kamu kenapa?" Tanya Irma, raut wajahnya yang tadi berekspresi garang seketika berubah menjadi khawatir saat melihat keadaan putri satu-satunya.

Menggeleng lemah, Alin mencengkram rambutnya sendiri dan mengadu kesakitan. "Awss, kepala Alin, sakit banget Bu"

Irma semakin panik saat melihat Alin yang sepertinya akan kehilangan kesadaran,  ditambah lagi ringisan kesakitan yang keluar dari bibirnya.

Bruk!

"ALIN!"

Irma segera berjongkok dan mengguncang tubuh putrinya, rasanya wanita itu akan menangis melihat keadaan Alin yang tiba-tiba seperti ini. Wanita itu sibuk berupaya membangunkan sang anak, namun nihil, Alin tetap tidak membuka kelopak matanya. Takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan, Irma pergi dari sana karena ingin mencari Handphone yang sebelumnya ia letakkan di meja dapur, dan memanggil dokter adalah jalan satu-satunya.

Sedangkan Alin, Diam-diam tersenyum kemenangan. "Nah kan berhasil, keren banget gue gila!" Batinnya bersorak gembira. Akan tetapi, kenapa matanya terasa berat untuk dibuka? Alin merasakan kantuk yang tiba-tiba menyerang.


"Ngantuk, mending gue sekalian tidur aja." Putusnya.

Perlahan kesadarannya mulai hilang, keputusan yang teramat salah untuk ia ambil tanpa tahu. Kebohongan yang Alin lakukan kepada orang tuanya akan berdampak buruk pada gadis itu.

-to be continued-

I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang