kok pink?

49.3K 2.7K 55
                                    


Plak

Bugh

Brugh

Bunyi hantaman demi hantaman yang di berikan oleh wanita yang memakai pakaian glamor itu kepada seorang gadis yang sudah tersungkur di lantai. Kening gadis itu terluka karena menabrak sudut meja, ia sudah meminta ampun kepada wanita glamor yang kita sebut saja --ibunya--

"Bagaimana mora? Sakit?" Tanya tak masuk akal ibunya

"Mora mohon berenti buk" jawab Amora memohon. ya, gadis itu adalah Amora yang di pukuli oleh ibunya sendiri

"Sudah pernah saya katakan bahwa, jika saya membawa lelaki manapun jangan pernah sekalipun kau keluar! Alasan tak masuk akal keluar lewat pintu depan, biasa nya kau keluar menggunakan pintu belakang. apa apaan sekarang malah lewat pintu depan!? Kau ingin menggoda nya? Ingat Amora, saya memberi mu uang! Tidak seperti ayahmu itu kerjaan nya menghabiskan uang! kerja saja tidak." ucap panjang lebar ibu Amora sambil tangan bersedekap dada

Amora yang masih terduduk di lantai hanya bisa diam mendengar celotehan ibunya. Ia tak bisa menangis jika di pukuli ibunya. Jujur ia tak kuat, tetapi meskipun ibunya seperti itu ia tetap menyayangi ibunya. ia tak mau lemah di depan sang ibu, bagaimana pun ibunya lah yang menafkahi keluarga meski dengan cara yang salah.

"Pergi tidur, sudah malam." Perintah sang ibu lalu melangkah keluar tidak tahu kemana

Amora berdiri sambil memegang keningnya yang terluka sesekali gadis malang itu meringis kesakitan. Ia berjalan menuju kamar sederhana nya membuka pintu dan menutupnya kembali, ia mencari kotak P3K di bawah kolong tempat tidur, ia membersihkan luka nya lalu menempelkan hansaplast berwarna merah muda.

Tak lama Amora merebah kan tubuh nya di atas ranjang yang tak terlalu empuk, melihat jam yang melekat di dinding menunjukkan pukul 20:23 malam.
Amora lelah, ia tak sanggup jika menjalani hidup seperti ini terus menerus, tetapi ia tak boleh menyerah, bagaimanapun bukan dia yang mencari uang melainkan sang ibu. Ia hanya menikmati uang haram yang di hasilkan ibunya meskipun sesekali ia menjadi pelampiasan jika ia membuat kesalahan.

••••••••••

Malam berganti pagi sinar matahari yang masuk melalui celah jendela membuat gadis yang masih bergelung dengan selimutnya menggeliat.

Hari ini adalah hari Minggu, hari istirahat nya para pekerja dan pelajar seperti Alda. Meskipun hari libur tetapi gadis itu terbangun di pagi hari, meresahkan. Bisa bisa nya setiap Minggu bangun lebih awal sedangkan hari lainnya biasa kesiangan!

Ting

Bunyi ponsel Alda terdengar di telinga gadis itu, siapa yang mengirim pesan di pagi hari seperti ini? Alda tau ini pasti Keano. Tetapi dugaan nya salah saat melihat layar ponsel notif dari kalender yang tertulis "Minggu, hari bersepeda bersama Calon suami"

Astaga! Alda hampir lupa jika hari ini ia sudah berjanji untuk bersepeda bersama Keano, ternyata tidak sia sia bangun pagi dini hari.

Gadis yang masih berpakaian piyama putih itu turun dari ranjang melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai mandi Alda menuju walk in closet untuk mengambil baju, ia memilih memakai kaos oversize berwarna putih  dan celana legging hitam tak lupa rambut hitam panjang nya ia kuncir kuda serta sepatu berwarna kuning.

"Siap bersepeda bersama Calon suami" ucap Alda di depan cermin

Ting tong

Bel rumah Alda berbunyi, Segera gadis itu keluar kamar menuruni tangga menuju pintu utama untuk membuka nya

Ceklek

Lelaki dengan kaos putih dan celana pendek hitam senada dengan warna pakaian Alda berdiri di depan pintu

"Ano kita ngga janjian kan?" Tanya Alda memastikan saat melihat pakaian mereka berwarna sama

"Itu nama nya kita jodoh. Oh iya sepeda kamu bentar lagi dateng." Jawab Keano

Kring kring kring

Bunyi klakson sepeda mengalihkan pandangan Alda dan Keano.
Melihat seseorang lelaki membawa sepeda berwarna pink dengan raut wajah tak ikhlas nya

"Itu temen aku, Julian. Dia tinggal di komplek sini. kamu gak punya sepeda jadi aku pinjem sepeda nya." Jelas Keano memandang Alda

"Kamu ngga punya uang minjemin aku sepeda?" balas Alda membuat Keano terdiam bukan nya ia tak mempunyai uang untuk membelikan Alda sepeda tetapi ia benar lupa

"Sore ya aku beliin, pagi ini kamu pakai sepeda ini dulu." Tawar Keano menunjuk sepeda yang masih di naiki Julian di sampingnya

"Ini sepeda lo? kok pink?" tanya Alda heran kepada Julian

"Ehh sorry, sepeda gue item noh di pinjem pacar lo dan ini sepeda adek gue." Jelas Julian menunjuk sepeda hitam yang bersandar di pagar rumah Alda

"Gue kira kalem, ternyata banyak bacot nya" batin Julian

"Yaudah lo pergi, sepeda lo gue pinjem." Ucap Keano mengusir Julian

"Main usir usir aja lo" sungut Julian kesal tapi tak urung ia melangkah pergi meninggalkan kediaman Alda

Julian memang satu komplek dengan Alda. Sebelumnya mereka memang tak saling kenal, jadi Alda tak tau menau

Keano dan Alda bersepeda santai mengelilingi taman komplek sesekali Alda mengayuh sepedanya dengan kencang berniat untuk meninggalkan Keano. tetapi tenaga Keano yang lebih kuat dari pada Alda membuat ia tak terlalu susah untuk mendahului Alda. Tak terasa mereka bersepeda sampai jam 09:00 pagi.

"Aku menang!" teriak Alda yang sudah sampai duluan di depan rumah.
Keano yang melihat nya dari belakang tersenyum kecil, ia sengaja memperlambat laju sepeda nya

"Kamu menang, mau hadiah apa?" Tanya Keano yang sudah berada di samping Alda masih menaiki sepeda nya

"Pindah sekolah." jawab Alda bercanda

"Oke"

I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang