12 -Dira hilang

65.4K 3.6K 34
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

⛇⛇⛇

"Baik kok yah kan ada kakak Dira di sekolah" Jawab Dira tersenyum ke arah Amora yang duduk di sebelah nya.

DEG..

"Maksud kamu Dira?" Tanya Bara berusaha tenang, tetapi jantung nya sudah berdegup kencang

"Iya yah, Dira udah anggap Mora kakak Dira. Boleh kan yah?"

Bara yang mendengar nya bernafas lega "Terserah Dira, yang penting Dira senang, ayah selalu mendukung Dira selagi itu hal baik" jawab Bara tersenyum lembut ke arah putrinya.

Lili tersenyum, tangan nya terulur mengelus rambut putri satu satu nya
"Dengerkan ayah bilang apa? Selagi itu hal baik, ayah sama bunda selalu dukung Dira"

"Makasih ya, Dira sayang kalian"

Sedangkan Amora hanya tersenyum samar melihat interaksi orang tua dan anak itu

Bagi Dira, ia adalah orang yang paling bahagia. Beruntung dalam hal keluarga, punya sahabat seperti Amora. dan Atlas, lelaki yang ia suka.

⛇⛇⛇

Alda bangun dari tidur nyenyak nya, melihat jam di ponsel yang menunjukkan pukul 06:20.

Hari ini adalah hari yang di tunggu Alda. Ia hanya ingin sedikit bermain main di sekolah.

5 menit kemudian

Ia sudah rapi dengan seragam yang melekat ditubuh nya, pagi ini ia memutuskan untuk tidak sarapan karena ada hal yang harus ia lakukan dengan kedua sahabatnya.

Ting tong

Mendengar bel rumah nya berbunyi, Alda segera melangkah keluar. 

"Morning bestii" sapa Clara yang melihat Alda berjalan ke arah nya 

"Al, giliran lo yang nyetir ya" pinta Clara, ia langsung saja melempar kan kunci mobil dan di tangkap baik oleh Alda 

Mereka berdua sudah duduk rapi. Alda yang menyetir dan Clara yang duduk di samping nya 

"Eh gue kira lo gak nebeng." Ucap Alda yang melihat Bianca yang sedang mengipasi wajah nya dengan kipas kesayangan nya di kursi penumpang

"Jalan aja lo, kayak gatau gue aja, kita kan beban Clara, iya nggak Clar?" Tanya Bianca sambil menaik turun kan sebelah alisnya

"Bagus sih nyadar diri lo" 

Meskipun Clara bicara seperti itu Bianca dan Alda sama sekali tidak tersinggung.

Di perjalanan menuju sekolah, ketiga gadis itu sedang asik membicarakan rencana yang telah mereka susun. 

⛇⛇⛇

"Bengong aja lo dari tadi, punya beban hidup apa lo?" Tanya Julian kepada pemuda yang duduk di sebelah nya, Keano.

"Nggak" jawab Keano cuek, pandangan nya lurus menatap papan tulis.

"Cerita aja, biasa nya juga lo cerita sama gue." 

Keano menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya ke arah Julian.

"Gue bingung" ucap nya

Julian mengernyitkan dahinya memandang Keano "bingung?" 

"Dia butuh gue, tapi pada saat itu gue ninggalin dia. Itupun bukan kemauan gue buat ninggalin dia" jelas Keano 

"Dan pada saat gue kembali dia berubah, gue juga sadar gue salah. Karna gue sempet suka sama perempuan lain" lanjutnya

Julian mulai paham apa yang di maksud Keano "Gue paham, tapi gue bingung, bukan nya lo emang suka sama tu cewek tapi kenapa lo bilang salah?" 

"Gue bukan orang bodoh yang gak tau maksud dia deketin gue"

"Karna dia suka sama lo lah" 

Keano tertawa sumbang mendengar jawaban Julian "Lo salah, dia deketin gue karna dia mau ngedeketin gue sama sahabatnya.

"Jujur, gue pengen deketin Kael lagi, tapi gue sadar, dia pasti benci banget sama gue." lanjut Keano

"Ternyata seorang Keano juga bisa menyadari kesalahannya ya? hahaha" ujar Julian di akhiri dengan tawa 

Keano menatap tajam Julian, Julian yang merasa di tatap tajam oleh pemuda di sebelah nya dengan cepat memberhentikan tawanya.

"Ekhm, maksud gue, lo masih punya kesempatan buat deket sama kael lagi karna dia juga belom punya pacar kan?" Tanya Julian

"Tapi gu---" 

"Apa? Lo masih suka sama perempuan itu?" Potong Julian

"Bukan, gue cuma takut kalo dia benci sama gue" 

"Lo? Takut? HAHAHAHAH" Julian tak mampu menahan tawa yang dari tadi ia tahan, tawa menggelar akhirnya keluar membuat guru yang baru tiba menegurnya.

"JULIAN! APA YANG KAMU TERTAWA KAN?" 

Julian seketika berhenti tertawa dan melihat ternyata seorang guru sudah duduk enteng di kursi nya. Lalu tatapan nya menatap Keano yang sedang membolak balikkan buku

"Bangsat lo! Kenapa gak bilang kalo buk indah udah masuk?" Bisik Julian kepada Keano 

"Baru dateng." Jawab Keano tanpa memandang Julian

"Julian keluar dari kelas saya sekarang." 

Dengan malas Julian beranjak dari duduknya melangkah keluar kelas.

Sekedar informasi, Keano dan Julian memang sudah bersahabat semenjak tinggal di LA. 

Ternyata Julian juga berasal dari Indonesia dan mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia saat mau melanjutkan Sekolah Menengah Atas. 

⛇⛇⛇

Tok tok tok 

"Permisi" 

"Ada apa Amora?" Tanya heran seorang guru yang sedang menulis di papan tulis.

"Maaf, boleh saya minta waktu kak Atlas sebentar?" Tanya Amora sopan

"Baiklah silahkan" 

Amora melangkah masuk menuju meja Atlas

"Kak Atlas, apa kak Atlas ngeliat Dira?" 

"Bukan nya Dira sama lo tadi?" Tanya heran Atlas

"Iya, tapi tadi dia bilang mau ke toilet tapi sampai sekarang belum juga masuk kelas, udah gue cari di toilet tapi nggak ketemu." Jelas Amora

Atlas yang mendengar nya dengan cepat keluar kelas tanpa menghiraukan ucapan guru yang menanyakan nya

"Ada apa Ra?" Tanya Galang yang melihat raut kegelisahan Amora

"Dira gak balik balik dari toilet kak" jawab Amora cemas 

"Udah lo cari?" Tanya Aldeska yang duduk di samping Galang

"Udah, gue cari di toilet tapi gak ketemu ketemu." 

"Ada apa Amora?" Tanya guru yang berjalan mendekati Amora

"Dira ilang buk, udah saya cari gak ketemu ketemu" jawab Amora

"Baiklah, Galang tolong cari Dira." perintah sang guru dan langsung di turuti oleh Galang

"Lang, tunggu gue." Teriak Cakra yang berniat menyusul Galang 

"Cakra sebaiknya kamu duduk." Titah guru 

"Bener kak, lo lanjut belajar aja. ada kak Atlas sama kak Galang juga yang bantu gue nyari Dira." Ucap Amora lalu melangkah cepat keluar kelas 

Sedangkan tiga gadis yang duduk di dekat jendela menarik sudut bibir nya masing masing. 


-To be continued-




I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang