𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
⛇⛇⛇
Jemarinya mulai bergerak pelan, kelopak mata yang tadinya tertutup kini sudah terbuka sempurna. Lenguhan mulai terdengar, pelan tapi pasti gadis itu mulai bangkit dan duduk di atas kasur, dengan pandangan mengedar melihat sekitarnya.
"Gelap. Lama banget ya gue tidur, kok Ibu nggak nyalain lampu kamar gue?" Monolognya bingung.
Dengan gerakan malas, tangannya bergerak menyalakan lampu tidur yang terletak di atas laci nakas samping ranjang. Setelah ruangan yang semula nya gelap, kini menjadi sedikit terang.
Dahinya berkerut samar saat melihat sekitar yang tampak begitu asing di matanya."Lah anjir! Gue dimana? perasaan gue pura-pura pingsan, kenapa tiba-tiba bangun disini? Apa gue diculik?" Dia mulai menerka-nerka, kemudian berdecak kesal saat berpikir ini adalah ulah seseorang yang tak lain adalah ibunya sendiri. "ck! Mana mungkin gue diculik, jelas-jelas terakhir gue di kamar, ini pasti ulah Ibu yang ngerjain gue nih!" Sudut bibirnya naik, menyeringai kecil.
Tak lama seringai itu luntur tergantikan dengan raut wajah yang kentara sekali cemasnya.
"Tapikan, setau gue gak ada tuh kamar di rumah modelan goa kaya gini. Gelap, Vibes nya cukup mencekam." Pandangannya bergulir sedang menilai. Tak mau berlama-lama, ia beranjak turun dari ranjang, guna menyalakan lampu kamar.
Setelah lampu dinyalakan, membuat ruang kamar menjadi bisa terlihat semua. Ia pun bergumam lirih.
"Gak beres nih"
Bola mata hitam itu bergulir menelisik setiap sudut kamar, lalu pandangan nya berhenti di meja belajar. Dengan cepat kakinya melangkah mendekati meja belajar tersebut, mencoba untuk mencari petunjuk yang siapa tahu bisa menjawab semua bertanyaan yang ada di benaknya saat ini.
Jemari lentik itu menarik salah satu laci nakas paling atas, melihat di dalam nya tidak terlalu banyak barang, namun ada satu barang yang mencuri perhatiannya. Ia mengambil sebuah figura, salah satu benda yang membuat nya tertarik tadi. Melihat dengan intens foto seorang gadis kecil tersenyum lebar memandang kamera. Dan ujung bawah sebelah kiri terdapat huruf yang tertulis 'Aldara Kaelyn'
Dia sempat terdiam sejenak, kemudian bergerak gusar, "Oke, cermin mana cermin." Ujarnya mencari-cari saat mulai mengerti dengan situasi yang ia alami saat ini.
Melangkahkan kakinya mendekati meja rias yang berada tepat di dekat ujung kasur. Setibanya di depan cermin, ia terpaku saat melihat dirinya di pantulan kaca dengan penampilan yang sangat berubah drastis. Dia memiliki surai hitam sepinggang, manik mata berwarna hitam, kulit putih pucat, hidung kecil yang mancung dan bibir kecil merah alami.
"Ini beneran gue? Beneran wajah gue secantik ini? kok bisa?!" Dia berseru kaget dan perlahan mulai mengerti.
"Oke gue paham sekarang, gue transmigrasi? Really? Emang gak ada yang mustahil, tapi ini mustahil jika terjadi!" Ia ingin denial, tidak ingin terjadi seperti apa yang ada di pikirannya.
Plak!
Sakit, itulah rasanya saat dia mencoba untuk bangun dari mimpi, tapi ternyata bukan mimpi! Ini nyata, sangat amat nyata.
"Ini beneran gue transmigrasi?" Tanya nya lagi seperti orang bodoh. Karena sering membaca novel tentang perpindahan jiwa, dia tidak terlalu susah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.
"Bodoh! Nanya mulu prasaan dari tadi."
Gadis itu terlonjak kaget saat mendengar sebuah suara ketus yang terdengar sangat dekat di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)
Fantasy(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigrasi ke dalam novel yang berjudul ''Anindira is Mine'' hanya karna ia berpura pura pingsan. Dan lebih...