EXTRA CHAPTER - Keano

33.7K 1.1K 41
                                    


Kalau ada typo atau salah kata tandain ya!

Selamat membaca

Aruna Senja, wanita berhati lembut yang tidak pernah bisa marah kepada suaminya, Keano Leander. Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menimbulkan benih cinta pada diri Keano. Awalnya Aruna juga tidak mencintai Keano, namun dalam beberapa tahun belakangan ini rasa cinta datang sendiri pada diri Aruna. Ia mencintai Keano, pria yang terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak mencintai istri jadi-jadiannya itu.

Keano sudah mengatakan kepada ayahnya ia tidak mau dijodohkan, namun orang tua itu tetap kekeh mau menikahkan Keano dengan putri dari sahabatnya.

Aruna? Ia perempuan yang menuruti apa kata orang tua. Aruna yakin bahwa pilihan orang tua tidak pernah salah. Namun, semenjak bersama Keano beberapa tahun ini, Aruna tidak pernah merasakan cinta dari Keano. Aruna juga tahu, Suaminya itu menerima perjodohan karena terpaksa, apalagi Keano masih memiliki ruang di hatinya untuk mantan kekasihnya saat masa-masa sekolah dulu. Aruna hanya bisa tersenyum paksa, ia menerima jika tidak ada dirinya di hati Keano. Lagi pula, wanita yang tidak bisa menghasilkan keturunan seperti Aruna tidak mungkin bisa dicintai. Yang penting, ia harus menjalankan tugas sebagai seorang istri.

Tok tok tok

"Kean, waktunya makan malam" Aruna mengetuk pintu kamar yang terletak di sebelah kamarnya. Meski menikah, mereka memang pisah ranjang, tentu itu kemauan Keano.

Ceklek

Keano membuka pintu, raut wajahnya tampak lelah. "Gue udah bilang, lo gak perlu masakin gue"

"Aku masak makanan kesukaan kamu Kean" balas Aruna, siapa tahu Keano mau makan malam bersama nya? Meski hal ini sering ia lakukan namun hasilnya nihil.

"Gue udah gofood" Keano menutup pintu kamarnya, membiarkan Aruna yang masih berdiri di depan pintu yang tertutup itu

Tak menyerah, Aruna mengetuk pintu itu lagi "Kean, aku anterin ke kamar kamu aja ya?" Kata Aruna. Lalu mendekatkan telinganya di pintu kamar Keano, guna mendengar balasan suaminya itu, namun tak ada jawaban dari dalam.

"KEAN PINTUNYA JANGAN DI KUNCI YA? TUNGGU AKU SATU MENIT LAGI" Teriak Aruna, kemudian bergegas melangkah menuju dapur, menyiapkan makan malam untuk Keano. Menaruhnya di nampan dan tak lupa segelas air putih, Aruna kembali ke kamar Keano dengan tangan yang membawa nampan.

"Kean, buka pintunya! Makan dulu sebelum tidur, kalau kamu ngga ambil makanannya aku berdiri disini sampai besok Kean!" Aruna tak akan menyerah untuk mengambil hati batu itu.

Lima menit Aruna berdiri, kakinya mulai pegal, Keano tetap diam di dalam kamar entah apa dibuatnya.

"Kean, aku taruh makanannya di depan pintu kamar kamu ya? Aku ke kamar dulu, kaki aku pegel" beritahu Aruna. Ia meletakkan nampan berisi makanan itu di depan pintu kamar Keano, kemudian melangkah pergi ke kamarnya.

Tak berselang lama, pintu kamar Keano terbuka, ia berdecak melihat makanan yang terletak di lantai. Sedari tadi memang ia mendengar teriakan Aruna, tetapi lelaki itu memilih diam sambil bermain game di kamarnya

Keano mengambil makanan itu, menaruhnya di atas laci nakas kamarnya.
Berbalik lagi untuk menutup pintu kamar dan menguncinya. Itu yang Keano tidak suka dari Aruna, setiap hari ia menolak makanan dari Aruna, namun wanita itu tidak akan menyerah jika makanannya tidak di sentuh. Seperti biasa, di dalam kamar Keano terdapat kucing berbulu lebat, sayang tidak dimakan, Keano memberikannya kepada kucing nya itu.

Keano tersenyum miring, jika sudah seperti ini, pagi nya pasti Aruna kira makanan nya di makan Keano, padahal dimakan mochi, kucing Keano.

"Mochi, menu makan malam lo hari ini ayam bakar" ujar Keano, memasukkan sepiring ayam bakar ke dalam kandang Mochi. Dengan lahap kucing itu memakannya.

Saat sedang asiknya melihat mochi makan, getaran ponsel di saku celana Keano menyadarkan lelaki itu. Ia berdiri, mengambil ponsel dari saku celananya, melihat ternyata ayah mertuanya yang menelepon. 

Mendengus kasar sebelum menekan tombol hijau. "Ya?" Ujar Keano ketika sambungan telepon tersambung

"Maaf menganggu mu Keano, papa cuma ingin bertanya, kenapa Aruna susah dihubungi?" Tanya suara berat dari sebrang telepon

"I don't know. Mau bicara sama Aruna?"

"Boleh, jika tak merepotkan mu"

Tak menjawab, Keano melangkah keluar dari kamarnya, menuju kamar yang terketak di sampingnya.

Sebelum mengetuk pintu, Keano membisukan panggilan teleponnya terlebih dahulu.

TOK TOK TOK

"PAPA LO MAU BICARA, ARUNA!" Teriak Keano, tak perduli malam.

Aruna yang baru hendak memejamkan matanya akan segera tidur pun terperanjat kaget, bergegas ia turun dari ranjang dan membuka pintu. Takut Keano marah jika lama

Ceklek

"Ada apa Kean?" Tanya Aruna setibanya di hadapan Keano

"Halo Nak, ini papa" ujar suara di ponsel Keano, sengaja ia speaker. Aruna yang mendengar suara papanya pun tersenyum senang. Ia mengambil ponsel dari tangan Keano

"Pah, papa apa kabar?" Tanya Aruna, raut senang ia tampilkan. Keano mendelik, seperti tidak pernah berjumpa setahun. Cibirnya dalam hati

"Papa baik. Kamu baik-baik saja kan? Kenapa handphone kamu tidak aktif?"

"Aruna selalu baik-baik aja kalau sama Kean. Dan handphone Aruna mati, lupa Aruna cas" balas Aruna, matanya melihat Keano.

"Baguslah, jika ada apa-apa, beritahu papa kalau Keano tidak ada di samping mu nak" pesan papa Aruna.

"Iya pah. Udah dulu ya, ini handphone Keano, dia nya udah mau tidur" Alibi Aruna, tidak mau berlama-lama menelepon karena raut wajah Keano yang tak bersahabat. Aruna tahu suaminya itu tidak suka menunggu

"Baiklah, selamat malam"

"Selamat malam juga papa"

Aruna mematikan sambungan teleponnya, dengan canggung ia mengembalikan ponsel itu pada Keano. "Kean, makasih ya."

"Lain kali lo gak perlu berpura-pura. Sama orang tua harus jujur, perlakuan gue sama lo tu kaya apa" kata Keano. Aruna memang menyembunyikan masalah rumah tangganya dari orang tuanya. Papa Aruna mengira rumah tangga putrinya baik-baik saja, padahal tidak.

"Aku cuma ngga mau papa banyak pikiran" balas Aruna, alasan yang sama seperti sebelumnya.

"Terserah"

Aruna menelan salivanya, tak sengaja melihat makanannya sudah tidak ada di depan kamar Keano. "Kean, kamu udah makan makanannya?" Tanya Aruna

"Gak mungkin dibuang" balas Keano. Membuat wajah wanita itu bersemu merah. Sedang Keano, menertawakan nya dalam hati.

-To be continued-

I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang