20. Ketemu Arin

523 76 9
                                    


.
.
.
.
.
Yudhis masuk ke kamar Harsa saat Saga memanggilnya, padahal sekarang sudah hampir tengah malam.

Saga tidak mengatakan apapun saat membawa Harsa yang pulang dalam keadaan tidur, sepupu tertuanya itu langsung membawa Harsa ke kamar dan tidak memperbolehkan yang lain masuk.

Tidak ada yang tau kenapa Saga melakukan itu, tapi yang pasti Saga mengeluarkan aura tidak bersahabat saat makan malam. Pemuda itu menatap tajam pada empat tamu Yudhis secara bergantian, namun tidak mengatakan apapun.

"Mas Saga." Saga yang semula sibuk dengan ponsel dan mengelus kepala Harsa langsung menoleh.

"Tutup pintu nya Yud, ada yang mau aku omongin sama kamu." Yudhis menurut, pemuda tinggi itu menutup dan mengunci pintu kamar Harsa.

"Ada apa mas? Ada sesuatu sama mas Harsa?" Saga mengangguk dan menatap lekat ke arah Yudhis.

"Vokalis band mu itu, cari masalah sama Harsa." Yudhis terdiam.

"Sion?" Saga mengangguk.

"Sion bilang tadi siang mas Harsa mukul dia, tapi gue gak percaya mas." Saga menoleh sejenak ke arah Harsa yang terlelap.

"Ya, Harsa yang mukul dia. Harsa sendiri yang bilang kalau dia yang mukul temen kamu, meskipun Harsa gak sebutin namanya." Yudhis mengepalkan tangannya.

"Kamu tau kan Yud–"

Tok

Tok

Tok

Ucapan Saga terhenti saat mendengar ketukan di pintu kamar Harsa, Saga menghela nafas panjang sebelum meminta Yudhis membukanya.

Cklek

"Kalian ngomongin masalah ini tanpa aku? Jahat nya." Yudhis mendengus mendengar ucapan Yoga, pemuda itu sudah masuk kedalam dan membiarkan Yudhis kembali menutup dan mengunci pintu kamar Harsa.

"Kayak tau aja apa yang lagi mas Saga omongin ke gue." Yoga menatap Yudhis sanksi.

"Tau lah, soal mas Harsa yang mukul temen lo itu kan?" Yudhis dan Saga terkejut mendengar ucapan Yoga.

"Kamu tau Yog?" Yoga mengangguk.

"Mala yang kasih tau aku tadi mas, dia ngelihat mas Harsa mukul Sion waktu dia baru sampai." Saga menghela nafas panjang.

"Tapi kenapa mas Harsa sampai mukul? Selama ini bahkan mas Harsa gak pernah bales orang yang jahatin dia." Saga dan Yoga menatap Yudhis.

"Yudhis, kamu ingat cerita Mala soal emosi Harsa kan?" Yudhis mengangguk ragu.

"Harsa itu emosi nya kayak bom waktu Yud, dia gak pernah kelihatan marah atau membalas tapi bukan berarti dia gak ngerasain amarah."

"Harsa menekan semua rasa marah nya selama ini, dia diam dan bersikap biasa untuk melindungi dirinya sendiri. Harsa takut jika kita lihat dia marah dan menyalurkan emosinya, kita jadi menjauh dari dia. Itulah kenapa dia menekan emosi nya sedemikian rupa, sama seperti kasus dengan Aruni kemarin. Harsa menekan amarah nya agar tidak kelepasan menyakiti Aruni, dan Harsa justru memilih menyakiti dirinya sendiri dengan pulang jalan kaki di tengah hujan, hanya agar emosi nya reda saat sampai rumah." Yudhis mengepalkan tangannya mendengar penjelasan Saga.

"Dan siang ini Harsa melepaskan emosi itu karena Sion memicu hal itu, sejak awal mereka datang, aku tau Sion tidak suka pada Harsa, bahkan aku bisa menyadari tatapan Sion yang selalu tajam pada Harsa." Yudhis menghela nafas pelan, mencoba meredakan emosinya yang tiba-tiba naik, menahan diri untuk tidak mendatangi kamar tamu dan menghajar Sion.

"Tapi apa yang membuat mas Harsa meledak mas?"

"Sion membuat empat anak kucing Harsa mati."

Deg

GRHYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang