29. Reuni

623 76 2
                                    


.
.
.
.
.
Seminggu berlalu setelah pernikahan dadakan Saga dan Arin, Arin juga sudah di boyong Saga ke rumah eyang Juna. Sudah banyak yang tau tentang pernikahan dadakan Saga, meskipun awalnya memang ada berita miring yang mengatakan jika Arin sudah hamil lebih dulu, namun eyang Juna bisa membungkam para tetangga yang membicarakan hal itu.

Eyang Juna mengatakan jika pernikahan Saga dan Arin memang dilakukan secara mendadak dan hanya sebatas nikah agama terlebih dahulu, karena ayah dari Arin juga meninggal mendadak hari itu.

Saga hanya melaksanakan keinginan terakhir dari almarhum ayah mertua nya itu, setelah itu tidak ada lagi berita miring yang terdengar.

Arin mungkin masih berduka, namun kehadiran sepupu-sepupu Saga jelas mampu menghiburnya. Apa lagi tingkah Wildhan dan Maven yang tidak pernah bisa akur kalau bermain game.

"Rin, yakin mau kerja hari ini?" Arin mengangguk saat Saga bertanya.

"Iya mas, meskipun aku masih punya cuti tapi aku bosen kalau cuma di rumah aja." Saga mengangguk dan mengecup kepala Arin.

"Ya udah, sana siap-siap, aku tunggu di luar kita sarapan bareng." Arin mengangguk, dia hanya tinggal merapikan hijab nya setelah itu akan keluar.

"Arin mana Ga?" Saga tersenyum pada eyang Juna yang sudah duduk di meja makan.

"Masih siap-siap eyang, sebentar lagi juga keluar. Kamu kuliah Sa?" Saga mengalihkan pandangannya pada Harsa yang duduk diam dengan kaki yang dinaikan ke atas kursi.

"Gak, cuma ada kelas online nanti." Saga mengangguk dan duduk di meja nya.

"Pagi." Saga tersenyum tipis saat mendengar suara Arin.

"Pagi nduk."

"Pagi by, sini duduk." Saga mempersilahkan Arin duduk di kursinya, sedangkan dia beralih ke kursi di hadapan Arin.

"Pagi mbak Arin, kok udah kerja?" Arin menoleh dan menemukan Wildhan yang baru saja keluar dari dapur.

"Ya masa mau libur terus sih?" Wildhan tersenyum dan duduk di sebelah Harsa.

"Kali aja mbak Arin mau bulan madu sama mas Saga." Arin menggeleng.

"Bulan madu itu nanti, kalau surat-surat nya udah beres." Saga tertawa kecil melihat wajah Arin memerah malu.

"Oh, mas Harsa nanti beneran jadi ke pare?" Harsa mengangguk saat Wildhan bertanya.

"Sama Yoga kan?" Harsa mengangguk, sedangkan Yoga yang baru saja bergabung tampak bingung.

"Nanti gak usah pulang, nginep aja di rumah tante Kalya, besok kita nyusul kesana."
.
.
.
.
.
Ini pertama kalinya bagi Harsa bertemu dengan anak-anak osis yang menjabat di angkatan nya setelah lulus SMA, ini juga kali pertama Harsa kembali bertemu dengan teman-teman nya.

Kali tempat berkumpul mereka adalah salah satu cafe yang tidak jauh dari gedung sekolah SMA mereka, cafe dengan nuansa klasik yang semua interiornya menggunakan kayu.

Harsa menatap Mala yang terlihat manis dengan dres putih nya, Yoga juga terlihat tampan dengan sweater putih gading yang di kenakannya, sedangkan Harsa sendiri mengenakan jeans dan sweater berwarna hitam.

Harsa menatap Mala yang terlihat manis dengan dres putih nya, Yoga juga terlihat tampan dengan sweater putih gading yang di kenakannya, sedangkan Harsa sendiri mengenakan jeans dan sweater berwarna hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GRHYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang