32. Persiapan pernikahan

476 74 14
                                    


.
.
.
.
.
Rumah eyang Juna sedang ramai penghuni, bukan hanya para cucu tapi anak dan menantu nya pun sedang berada disana.

Mereka sengaja ke malang karena akan membantu Agni dan Kalya untuk acara resepsi dua cucu tertua dan termuda keluarga Bratadikara, acara resepsi dua pernikahan itu akan di lakukan bersamaan agar tidak memakan banyak waktu, karena satu bulan setelah nya akan kembali di adakan acara yang sama.

Jevan, akan menikah seminggu lagi di kediri, di rumah keluarga Anara, dan keesokan harinya Jevan akan langsung memboyong Anara ke malang.

"Yudhis sama Yoga kapan mau ngelamar pacar nya?" Yudhis dan Yoga yang sejak tadi anteng langsung menatap ke arah Rita, ibu dari Maven.

"Nanti tante, Yudhis nunggu Riana lulus dulu, mungkin empat atau lima bulan lagi." Rita mengangguk, karena dia tau jika Riana, kekasih Yudhis masih berkutat dengan skripsi.

"Kalau Yoga?" Yoga tersenyum tipis.

"Mungkin setelah acara Candra tante, Yoga juga harus ngomong sama keluarga Mala dulu." Semua orang tua yang ada di sana hanya mengangguk, sampai akhirnya tatapan Rita beralih pada Harsa.

"Harsa kapan? Mau tante kenalin sama anak temen tante atau om?" Harsa yang di tanya seperti itu langsung menggeleng.

"Harsa mau fokus sama kuliah tante, perusahaan peninggalan bapak juga harus cepet di urus supaya gak banyak orang yang kehilangan pekerjaannya." Jawaban panjang Harsa membuat Yudhis mengepalkan tangannya erat, karena hanya dia yang tau jika Harsa tidak memiliki niat untuk menikah.

"Jangan terlalu lama le, lupain Aruni, kamu bisa dapat yang lebih baik dari dia." Kalya mengelus rambut Harsa lembut.

"Iya tante." Kalya tersenyum, sebagai seorang yang pernah mempelajari tentang kesehatan mental, Kalya jelas tau jika Harsa belum benar-benar sembuh dari lukanya.

"Kamu mau apa le? Memang gak harus tapi ada adat yang mengharuskan seorang adik memberikan sesuatu pada kakak nya kalau dia melangkahi kakak nya untuk menikah. Jevan sudah melangkahi semua kakak-kakak nya, jadi kamu mau apa sebagai gantinya." Harsa menggeleng.

"Adat seperti itu hanya di lakukan pada saudara kandung om, om, tante atau Jevan gak perlu ngelakuin itu ke Harsa." Romi menatap Kalya dan tersenyum.

"Kalau gitu apa pun yang tante sama om kasih buat kamu, kamu gak boleh nolak." Harsa hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Iya terserah tante, Harsa pamit ke kamar dulu, Harsa mau ngerjain tugas." Tanpa menunggu balasan Harsa sudah langsung beranjak dari ruang keluarga.

"Tante, jangan pernah tanya soal menikah ke mas Harsa lagi, karena mas Harsa pernah bilang kalau dia gak akan mau nikah."

Deg

Ucapan Yudhis yang terdengar setelah Harsa tidak ada membuat seisi ruangan terkejut, dan menatap tidak percaya pada pemuda tinggi itu.

"Yudhis, kamu jangan bercanda!" Yudhis menatap sang mama yang terlihat tidak suka dengan ucapannya.

"Mana ada Yudhis bercanda, kalau gak percaya tanyain aja ke eyang. Yudhis dengar itu waktu mas Harsa ngomong ke eyang, di hari yang sama dimana mas Saga ngajak mas Harsa ketemu mbak Arin."
.
.
.
.
.
Harsa terkejut saat melihat jika dirinya di jemput oleh Agni dan Hala, tentu saja dengan Yudhis yang menjadi supir mereka.

Harsa bersyukur karena kehadiran bude dan tante nya itu Elia maupun Aruni tidak berani mendekatinya, mereka bahkan menjaga jarak dengan Harsa.

"Harsa gak ada acara setelah ini kan?" Harsa menggeleng waktu Agni bertanya.

GRHYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang