Bonus Chapter : Jevan x Anara

336 43 5
                                    


.
.
.
.
.
Seorang remaja tengah menatap datar pada seorang gadis yang tiba-tiba berdiri di sebelahnya, kepala gadis itu menunduk namun tangan nya mengulurkan coklat padanya.

Bukan hal baru jika ada seorang siswi memberinya sesuatu atau menyatakan perasaan padanya, namun kali ini remaja itu merasa jika gadis di hadapannya ini berbeda.

"A-aku Anara dari kelas sebelas ips 2, aku suka sama kamu, mau gak jadi pacar ku?" Remaja itu mengerjap bingung, dia terkejut tentu saja, namun ekspresi wajahnya tetap datar.

Niatnya menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan karena sebentar lagi dia akan mengikuti olimpiade fisika, namun tiba-tiba seorang siswi dari ips 2 datang dan menyatakan cinta padanya.

"Kamu tau lagi nembak siapa?" Gadis itu mengangguk namun tetap tidak mengangkat kepalanya, jujur saja dia malu, namun dia tidak mau kehilangan kesempatan.

Sret

"Aku tidak suka di ganggu saat belajar, tapi aku terima coklat nya. Mulai hari ini kamu pacar ku dan aku gak terima penolakan."  Siswa itu kini berdiri di hadapan sang siswi yang masih tetap menunduk.

Siswa itu berjalan meninggalkan Anara, masih dengan wajah datar nya. Hingga sebelum benar-benar keluar dari pintu perpustakaan remaja itu berhenti dan menoleh kebelakang.

"Ah iya, aku anak ipa 1, Jevandra, ketua osis sma bakti raja." Ucapan remaja itu jelas membuat Anara terkejut.

Anara dengan cepat mengangkat kepalanya dan menoleh kebelakang, namun siswa yang  baru saja dia tembak itu sudah tidak ada.

"T-tunggu, jadi tadi bukan Gian?" Anara meruntuki dirinya sendiri karena sudah salah orang.

Anara bergegas meninggalkan perpustakaan dan kembali ke kelasnya dengan wajah panik dan malu.

"Ra... Ra... Gimana? Diterima sama Gian?" Anara yang mendengar pertanyaan sahabatnya langsung memasang wajah ingin menangis.

"Hueee... Eca gimana nih?!" Eca sang sahabat hanya bisa menatap bingung pada Anara, jarang-jarang melihat sahabatnya seperti itu.

"Kenapa sih? Kamu di tolak?" Anara menatap Eca dengan tatapan sendu kemudian menggeleng.

"Lah terus? Kenapa malah ngereog gini?" Anara mengacak rambut nya, dia sebal, kesal dan malu.

"Aku salah tembak orang!!" Mata Eca membulat saat mendengar hal itu.

"Salah nembak gimana sih?" Eca jelas ikutan panik saat mendengar hal itu.

"Ya kamu sih, kamu bilang dia lagi ada di perpustakaan, jadi aku kesana. Cuma ada satu cowok di meja perpus, jadi aku kira dia Gian, tapi ternyata bukan." Eca di buat terpaku mendengar penjelasan Anara.

"Terus dia siapa? Kamu gak salah nembak cowok jelek di sekolah kan?" Anara menggeleng.

"Ya bagus deh, nanti kamu tinggal bilang aja kalau kamu salah orang gitu." Anara meletakan kepalanya di atas meja, beruntung saat ini jam istirahat belum berakhir, jadi hanya sedikit murid yang ada di kelas.

"Nah itu masalah nya, dia bilang mulai hari ini aku pacar nya dan dia gak terima penolakan." Eca rasanya ingin sekali memukul kepala sahabatnya itu, namun sayang Eca masih sayang nyawa.

"Hah?! Emang kamu nembak siapa?!" Anara mengangkat kepalanya dan menatap lekat pada Eca.

"Anak ipa 1, namanya Jevandra." Eca di buat semakin terkejut saat mendengar hal itu.

"Jevandra ketua osis kita itu?!" Anara mengangguk.

"Wah Rara! Kamu mimpi apa bisa nembak dia dan diterima?!" Anara semakin merengut saat Eca mengatakan hal itu.

GRHYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang