"Manusia semacam Beomgyu harus Yeonjun hindari.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun mengobrak abrik isi tasnya. Seingatnya ia telah memasukkan buku harian itu ke dalam tadi pagi. Namun sesampainya di kos kecilnya, ia tak menemukan buku itu di dalam tas.
Ia kembali mengingat semua tempat yang sepertinya ia datangi. Ia hanya ingat mengeluarkan buku itu di taman belakang dekat danau. Ia merasa yakin buku itu jatuh di sana. Namun ia tiba-tiba merasa takut jika diary nya ditemukan dan dibaca orang lain.
Ia berniat menanyakan pada beberapa orang. Namun mengingat ia tak punya teman dekat membuatnya mengurungkan niat.
Maka dengan tekad bulat, Yeonjun berniat berangkat satu jam lebih pagi dari jadwal. Ia akan mencari dan menemukan bukunya sendirian.
------------
"Dimana sih? Padahal kemarin cuma kesini."
Yeonjun terlihat berkeliling taman. Suasana masih belum ramai dan ia telah lelah. Perutnya langsung lapar kembali mengingat ia hanya sarapan dengan sepotong roti. Maklum saja, ia hanya mahasiswa biasa yang masih menerapkan sistem hidup hemat.
"Sampul merah....sampul merah..."
Yeonjun bergumam kecil. Ia tahu beberapa orang menunjuk dan menatapnya. Mereka akan menyebut-nyebut kata 'mantan Soobin' dengan jelas. Sayangnya Yeonjun sedang tidak ingin menggubris. Ia masih sibuk mencari buku yang berisi curahan hatinya.
Hingga hampir setengah jam berlalu dan ia mulai lelah. Ia hampir menangis dan memilih mendudukkan diri di tepian danau. Jika buku itu hilang ia akan menangis saja semalaman. Ah tidak, mungkin 3 malam.
Namun niatnya batal sebab seseorang mengetuk atas kepalanya dengan jari telunjuk sebanyak 3 kali.
"Nyari apaan? Dari tadi muter-muter doang."
Yeonjun tidak kenal orang ini. Tapi nampaknya ia mahasiswa fakultas lain.
"Buku." Suara pelan Yeonjun membuat orang tadi tersenyum. "Sampulnya merah bukan? Yang ada stiker bunga matahari?" Orang tadi bicara seolah telah menemukan buku miliknya.
"Iya yang itu!! Lu liat buku gue?" Yeonjun dengan bersemangat menanyai orang tersebut.
"Liat. Nggak sengaja kebaca dikit. Soalnya jatoh disini terus udah kebuka. Buku diary kan?"
Yeonjun berkeringat dingin. Orang ini memang terlihat ramah, namun bicaranya seolah membuat lawan bicara tak berkutik.
"Jangan tegang gitu. Isinya juga palingan cuma gamonin mantan. Lu mantannya Soobin kan? Buku lu ada di gue."
Yeonjun mati kutu.
"Maaf ya nggak sopan. Soalnya nggak sengaja kebaca dikit, eh malah keterusan."
"Bukunya dimana?" Yeonjun tak menggubris orang tadi. Ia hanya mau bukunya kembali sekarang.
"Ada. Tapi gue nggak mau kasihin. Gimana dong?"
Orang ini menyebalkan dan Yeonjun merasa ingin memukulnya sekarang juga.
"Jangan rese deh! Balikin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...