"Beomgyu pikir, Yeonjun akan dengan mudah terbuka seperti buku diarynya. Namun Yeonjun lebih mirip gembok tanpa kunci.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yeonjun hampir merasa pusing mendadak mendengar biaya yang harus ia keluarkan untuk perbaikan laptopnya. Ia merutuki serangkaian kesialan yang menimpanya beberapa hari belakangan ini. Bukan apa, sudah jomblo masih sengsara pula 🥲Ia dengan berat hati menyerahkan beberapa lembar uang yang tersisa di dompetnya. Berterimakasih pada pria yang telah memperbaiki laptop miliknya.
Yeonjun merasa limbung. Makan apa dia nanti selama 15 hari kedepan? Kakaknya akan mengirim uang dua Minggu lagi untuk kebutuhannya. Namun Yeonjun yakin ia akan mati kelaparan lebih dahulu dalam waktu 3 hari.
"Bener, nama tengah gue mungkin aja bukan suram tapi sial."
Ia berjalan pelan menuju halte bus. Duduk sambil meratapi nasib 2 Minggu yang akan datang.
------------
Perutnya bergejolak perih. Ia hanya minum segelas air pagi ini dan roti kecil. Waktu makan siang akan segera tiba namun Yeonjun bahkan hanya punya 3 butir permen. Boleh Yeonjun mengamuk sekarang? Tuhan kenapa suka sekali memberinya cobaan??
Sekali lagi dia duduk di tepian danau. Jika sekarang ia masih memiliki buku diary nya, pasti ia sudah menulis tiap kesialan yang ia alami. Dan parahnya mungkin buku itu akan terisi 20 lembar kesuraman.
Yeonjun membuka satu bungkus permennya. Menatapnya seakan itu adalah benda paling berharga. Ia menelan benda kecil berasa manis itu dengan penuh rasa syukur dan sedikit sugesti bahwa itu akan mengenyangkan. Nyatanya tidak kawan. Itu justru membuatnya makin menyedihkan 😭
"Lagi apa?" Beomgyu si manusia yang paling Yeonjun hindari justru dengan senyum cerah duduk disampingnya.
'Uuhh terang sekali? Cahaya apa ini??'
Yeonjun membatin dengan dramatis.
'Tentu saja cahaya kekayaan dan kebahagiaan.'
Beomgyu mengamati Yeonjun yang nampak menatapnya kosong. Lalu dengan lancang laki-laki tampan itu justru mengambil satu permen Yeonjun yang lain.
"Buat gue ya? Makasih galak!"
Beomgyu dengan cepat memasukkan permen ke dalam mulutnya. Meninggalkan Yeonjun yang ternganga dengan amarah yang tiba-tiba meluap.
Tapi anehnya Yeonjun tidak bisa marah. Ia justru menangis sambil menggenggam satu permennya yang tersisa.
"Hiks...hiks...permen gue."
Beomgyu mendadak panik. Ia kira Yeonjun akan menyumpah serapahi nya. Namun nyatanya pria lemah itu justru menangis tersedu.
"Eh...maaf-maaf. Lu suka banget sama permennya ya? Aduh, gue gantiin deh. Lu mau sebungkus gede? Apa mau berapa?"
Yeonjun menggeleng. Ia terlalu malu jika ia bilang ia kelaparan. Maka ia cuma bisa menangis tanpa menjawab Beomgyu.
Hingga suara perutnya terdengar nyaring dan membuatnya menangis lebih keras lagi. Membuat Beomgyu yang semula panik menyadari apa yang terjadi. Yeonjun kelaparan 🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...