"Yeonjun rasa, dunia sedang ingin bercanda.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun masih teringat ucapan Beomgyu 3 hari yang lalu. Tentang buku diary dan tawaran menjadi bagian penelitian untuk skripsi orang menyebalkan itu.
Yeonjun berjalan pelan sambil sedikit melamun. Menenteng laptopnya dengan tangan kanan dan buku di tangan kiri. Ia hendak mengerjakan tugas kelompok bagian miliknya di taman dekat danau sambil makan siang. Padahal Felix dan Changbin, teman satu kelompoknya, mengajaknya mendiskusikan tugas mereka di kantin.
Bukan apa, Yeonjun hanya menghindari kantin sejak kejadian tak mengenakkan 3 hari yang lalu. Dan ia tetap setia pada taman tempatnya menghabiskan waktu istirahat selama berkuliah disini.
-----------
Yeonjun ingin menangis. Laptopnya terkapar dengan mengenaskan di lantai koridor. Padahal Felix dan Changbin telah terlihat di ujung koridor. Dua orang itu bahkan sama terkejutnya.
Beruntungnya Yeonjun telah mengkopi hasil pekerjaannya ke perangkat lain. Tapi kini ia hanya bisa mematung dan mencoba mengambil kembali laptopnya. Orang yang menabraknya bahkan hanya meminta maaf dan berlari secepat kilat. Mau memaki tapi Yeonjun terlalu lelah.
"Heh jangan kabur ya anjing!!!" Changbin meneriaki mahasiswa pelaku yang menabrak Yeonjun. Matanya menatap iba pada Yeonjun. Ah manusia satu ini memang terlihat lemah dan sedikit menyedihkan.
"Jun gapapa?" Felix membantunya berdiri. Melihat lagi pada Yeonjun yang tidak bergeming.
"Laptopnya..." Yeonjun menatap laptop hasil dibelikan kakaknya, Taehyung, yang harus lembur sebulan di tempat ia bekerja di kota asalnya. Jika itu rusak maka ia merasa tak menjaga dengan baik pemberian kakaknya.
"Kakak gue yang beliin." Suara pelan Yeonjun membuat mereka makin iba. Maka dengan tiba-tiba mereka ingin menolong mahasiswa dengan label suram tersebut.
"Kita anterin ke tempat servis laptop ya? Nanti kita temenin." Changbin ingat pernah tak sengaja menginjak laptopnya sendiri mendadak ingat tempat dimana ia membenarkannya.
Yeonjun mengangguk. Berniat pergi namun Felix mencegahnya.
"Mau ke kantin nggak? Gue beliin teh anget manis biar lu tenang dikit. Lu kayaknya masih syok."
Belum sempat ia menolak, dua orang itu telah menyeretnya dengan brutal. Kalau diajak kesana, bagaimana Yeonjun bisa tenang?!? 🥲🥲
------------
Yeonjun menatap dua nomor baru di ponselnya. Felix dan Changbin. Tadi siang mereka mengomelinya dan mengatainya jahat. Bagaimana bisa Yeonjun tidak menyimpan nomor teman satu kelompok?! Bahkan mereka sudah di semester 5!
"Ngelamun terus perasaan. Kesambet penunggu halte lu!" Yeonjun menengok ke arah depan. Si menyebalkan Beomgyu tersenyum menyapanya dari atas mobil Mazda hitam.
"Jangan nyapa gue! Kita nggak kenal."
Yeonjun menjadi makin ketus. Apalagi mengingat buku diary merah itu. "Really? Bukannya kita pernah makan siang bareng?"
Yeonjun malas menanggapi. Ia kembali abai dan memilih mendengarkan sesuatu dari earphone. Namun siapa sangka si tengil itu justru menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...