"Beomgyu mulai berpikir jika ia sangat menyukai Yeonjun lebih dari yang ia kira. Dan Soobin merasa ia tidak ingin melewatkan Yeonjun lagi kali ini. Sejujurnya ketiganya tidak bertemu di titik yang melegakan.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun terlihat sedang sibuk memotong beberapa sayuran. Ia mencoba mengabaikan Beomgyu yang melihatnya dari balik counter.
Pria itu meminum air dengan tenang sambil memutar musik. Yeonjun merasa gugup karena ia merasa punggungnya terasa panas hanya dengan di tatap sebegitu intensnya.
Saking gugupnya, ia sampai menjatuhkan botol olive oil. Yeonjun memungutnya dengan cepat dan berusaha kembali fokus dengan masakannya.
'Beomgyu jelas-jelas naksir sama lu.'
Suara Felix terus terngiang dan Yeonjun berusaha tidak berbalik saat ini untuk menatap Beomgyu. Pria September itu mematikan kompor dan meletakkan makanan yang ia buat di atas piring tepat di depan Beomgyu tanpa bicara.
Beomgyu berterima kasih pelan padanya dan mulai menyantap makanan yang Yeonjun buat. Yeonjun yang merasa tugasnya telah selesai bersiap akan membersihkan alat-alat yang barusan ia gunakan. Namun Beomgyu dengan cepat menahannya.
"Duduk aja. Gue nanti yang cuci."
"O-oke."
Yeonjun memilih menurutinya. Anehnya ia tidak beranjak dari sana dan memilih melihat Beomgyu makan dengan lahap.
"Kenapa ngeliatin gue? Mau?"
"Ah enggak." Yeonjun menggeleng. Ia merasa bodoh saat ini.
"Enak." Pujian singkat Beomgyu membuatnya senang. Ia tersenyum kecil tanpa sadar. Hal kecil ini tak luput dari penglihatan Beomgyu. Ia tahu sekali Yeonjun itu menyukai sesuatu semacam pujian. Dan Beomgyu adalah kebalikannya, ia menyukai sentuhan dan perhatian.
"Kotor." Tangan Yeonjun maju lebih cepat dibandingkan cara kerja otaknya. Ia merutuki dirinya yang dengan lancang membersihkan makanan di bibir Beomgyu.
Namun respon pria di hadapannya membuatnya ingin menenggelamkan diri saat ini.
"Perhatian banget. Nggak takut suka sama gue?"
"Jangan kepedean!" Yeonjun menyalak lucu. Ia memilih berbalik dan tak menghiraukan Beomgyu yang tertawa dibalik punggungnya.
"Jangan nyuci kata gue."
Yeonjun diam. Ia tak peduli dan tidak mau menjawab lagi. Ia sedang menetralkan jantungnya. Ia merasa menatap Beomgyu kini tidak sehat untuknya.
"Dibilang biar gue aja." Orang yang ia hindari justru menghampirinya sambil membawa piring yang telah kosong.
Pria itu mencuci piring bekas makannya dengan tenang. Yeonjun berusaha mengabaikan pundak mereka yang bersentuhan saat ini.
"Siniin." Beomgyu merebut spons di tangan Yeonjun dan meletakkannya pada tempatnya. Ia meraih tangan Yeonjun dan membilasnya dengan air. Membiarkan tangan mereka berada di bawah kucuran air bersama-sama.
"Gue beneran gila kayaknya."
Ucapan tiba-tiba Beomgyu membuat Yeonjun menoleh. Keduanya berpandangan dalam diam. Suara gemericik air dan musik tenang yang pria itu putar bahkan kini seakan tidak terdengar.
'Gue bingung sama diri gue sendiri, apa yang gue kejar dari perasaan sepihak kayak gini?'
Yeonjun menelan ludah gugup. Jarak wajah mereka yang kelewat dekat membuatnya menahan pergerakan. Apalagi kini Beomgyu merapatkan jarak mereka. Pria itu berbisik lirih,
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...