XXIV. Sweet Night

628 85 95
                                    

Peringatan : bacaan ini mengandung gula dan keuwuan. Diharap bijak memilih bacaan agar terhindar dari sindrom meleyot, baper, dan halu ingin Choi Beomgyu 🚨🚨

"Daripada tautan, Beomgyu lebih suka menggenggam tangan Yeonjun dalam kehangatan."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beomgyu melihat Yeonjun yang sedang memilih selimut dan sebuah bantal. Mereka berdua baru saja selesai makan malam setelah Yeonjun memilih layanan pesan antar makanan karena keduanya sudah lelah. Beomgyu tidak masalah, ia hanya tidak ingin jadi tamu yang tidak tahu diri dengan meminta Yeonjun membuatkannya makanan.

"Lu tidur disini ya? Gue tidur di ruang tamu."

Kernyitan muncul di dahi Beomgyu.

"Kenapa?"

"Kamar Kak Taehyung kayak kapal pecah. Males beresinnya. Keburu pengen tidur." Ucapan Yeonjun dihadiahi gelengan Beomgyu.

"Mending gue yang di sofa. Lu disini aja. Siniin bantal sama selimutnya."

"Mana boleh begitu, lu kan tamu."

Namun perkataan Yeonjun tidak Beomgyu hiraukan. Ia memilih merebut bantal dari tangan Yeonjun dan dengan sukarela tidur di ruang tamu.

"Gapapa. Tidur gih, gue keluar ya?"

Beomgyu menepuk kepalanya sayang. Pria itu hendak keluar sebelum Yeonjun menghentikan langkahnya dengan ucapan yang membuat keduanya terdiam.

"Beomgyu, tidur disini berdua aja gimana?"

Suara Yeonjun mengecil di akhir kalimat. Merah padam telah mengganti seluruh warna wajahnya.

---------------

Yeonjun menyesali permintaannya. Bukan, bukan karena kasurnya menjadi semakin sempit dengan adanya Beomgyu disisinya. Namun kini ia justru tidak bisa tidur lantaran detak jantungnya berdetak sangat cepat.

Ia dan Beomgyu tidak bicara sepatah kata sejak keduanya berbaring bersama. Hanya ucapan selamat malam yang canggung dan saling memunggungi.

'Bego! Kenapa gue ngomong gitu sih??'

Yeonjun merutuki dirinya. Diam-diam ia melirik punggung Beomgyu. Napas lelaki itu nampak teratur. Pastilah ia sudah tidur mengingat lelahnya Beomgyu hari ini.

Pria September itu mencoba mengatur detak jantung dan memilih telentang sambil memejamkan mata kuat-kuat.

"Susah tidur ya?"

Hingga suara Beomgyu membuatnya membuka mata dan menyadari laki-laki itu telah menatapnya dengan mata lelahnya.

"Iya."

"Sama."

Hening kembali menyelimuti. Keduanya kini berbaring telentang sambil melihat langit-langit kamar Yeonjun.

"Yeonjun?"

"Iya?"

"Kalau kita pelukan sambil tidur aneh nggak?"

Shine With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang