XIV. Find The Truth

652 103 52
                                    

"Soobin menyadari sesuatu. Banyak hal tentang Yeonjun yang tidak ia ketahui sekarang."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yeonjun berulang kali bersin dan kepalanya terasa pening. Jika saja hari ini tidak ada rapat panitia, ia memilih tidak masuk kuliah. Namun sekali lagi, Yeonjun meyakinkan dirinya jika ia akan baik-baik saja.

Ia bahkan menyempatkan bangun dan menyiapkan sarapan serta bekal makan siang. Tapi kali ini ia kembali sendirian. Beomgyu telah pergi pagi-pagi sekali dan hanya meninggalkan secarik memo dan uang diatas pantry. Seperti kemarin.

Yeonjun tidak mengerti. Jika kemarin Beomgyu meninggalkan pesan hangat dan ledekan kini pria itu hanya menuliskan jika ia harus pergi pagi-pagi dan Yeonjun tak perlu membuatkannya makan siang. Pria itu juga menambahkan akan pulang terlambat. Beomgyu tak menuliskan pesan apapun lagi. Yeonjun sedikit merasa kosong disana.

"Dia kenapa sih?"

Yeonjun mencoba abai. Ia memilih menyantap sarapannya sambil menahan pening yang justru makin terasa.

--------------

"Lu pucet banget Yeonjun!"

Suara Felix membuatnya menggeleng. Ia tidak mau terlihat sakit saat ini!

"Lu kalau sakit kenapa maksain masuk sih?!" Changbin ikut memarahinya. Dua orang itu kini sibuk mengurusnya seperti bayi.

"Kan nanti rapat."

Decakan keluar dari kedua mulut temannya. Mereka kesal dengan Yeonjun yang abai akan kondisi tubuhnya sendiri.

"Kalau lu sakit juga kampus nggak akan peduli. Ngapain sih maksain??" Felix menyodorkan segelas teh hangat untuk Yeonjun.

"Beomgyu mana? Tumben banget dua hari nggak kemari?" Changbin menengok kanan dan kiri. Mencoba mencari eksistensi pria tampan fakultas lain tersebut.

"Iya sih. Dia kalau nggak nyamperin lu sehari aja bakalan sakit deh kayaknya." Felix mencoba memijit kepala Yeonjun pelan. Pria itu dengan telaten merawat Yeonjun yang terlihat hidup segan mati tak mau.

"Jangan mulai. Gue lagi nggak ada tenaga." Yeonjun memejamkan matanya.

"Lu demam gini pulang aja udah."

Ucapan Changbin dihadiahi gelengan oleh Yeonjun. Ia tak mau menyia-nyiakan waktu.

"Gue masih kuat kok."

"Beomgyu tahu lu sakit?" Felix bertanya namun Yeonjun hanya menggeleng.

"Lu nggak ngasih tau dia?!! Kenapa?" Changbin sedikit terkejut jujur saja.

"Emang harus?" Yeonjun berucap mau tak mau.

"Kalian berantem?" Changbin menebak-nebak. Namun Yeonjun hanya membuka mata dan memutar mata jengah.

"Nggak. Lagian kalau nggak berantem pun keadaan gue nggak sepenting itu buat dia. Kita cuma temen."

Changbin dan Felix saling berpandangan. Yeonjun nyatanya memang 100% tidak peka. Ia tidak bisa menyadari jika Beomgyu sebenarnya menyukainya lebih dari sekedar teman belaka.

Shine With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang